2 Bab.  2 Pertemuan Tak Disengaja

Matahari mulai menuju ke peraduan singgasananya di muka bumi walaupun malu-malu. Seakan menyadarkan seluruh manusia di muka bumi ini untuk mulai beraktivitas kembali. 

Via terbangun dari tidurnya semalam karena kelelahan menangis dan merutuki takdir akan nasibnya. Mencoba menerima kenyataan pahit dan ketidakadilan dalam hidupnya,  seakan Tuhan tak pernah berhenti untuk menguji dirinya. Via harus dengan terpaksa menikahi seorang CEO yang terkenal tampan tapi ada minusnya. 

Via memulai dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya setelah itu membersihkan diri di kamar mandi. Setelah dia rapi menuju ke dapur untuk membuat sarapan pagi untuk keluarganya. Bukan tak ada pelayan di kediaman itu,  tapi itu sudah menjadi rutinitas Via dari zaman dia sekolah atas perintah mamanya. Tak ada satupun pelayan yang berani melarang Via turun ke dapur untuk melakukan itu semua karena mereka takut dengan nyonya Sandra yang kejam,  sombong dan angkuh. Nyonya Sandra akan bersikap baik dan lembut hanya dihadapan tuan Raksa. 

Masakan sudah selesai disajikan di meja makan.  Tuan Raksa turun dari tangga menuju ruang makan untuk sarapan di susul oleh Axel anak tertuanya.  Axel Prayuda,  seorang pria yang cuek terhadap sekelilingnya tapi sesungguhnya sangat menyayangi adik bungsunya dan memiliki sikap hangat juga. 

Mereka menunggu nyonya Sandra dan Tia untuk memulai makan yang belum turun dari lantai atas. 

"Mas,  maaf aku dan Tia datang telat untuk sarapan karena harus membantu Tia mencari barang untuk acara pesta ulang tahun temannya nanti malam" kata Sandra berucap ke suaminya dengan menampilkan wajah seakan bersalah karena datang telat bersama Tia. 

"Pa,  Tia minta uang membeli kado ulang tahun teman. Jika Tia beli yang biasa saja,  mau ditaruh dimana muka Tia. Mereka semua pasti akan mencibir dan menjelek-jelekan nama Tia di kampus" rajuk Tia  dengan memasang muka memelas tapi di dalam hatinya senang. 

"Nanti papa akan transfer ke rekeningmu" jawab tuan Raksa

Setelah selesai sarapan semuanya,  mereka melakukan aktivitas masing-masing.  Tuan Raksa pergi ke perusahaan bersama Axel. Axel membantu papanya di perusahaan sebagai wakil CEO Semesta.Corp. 

Nyonya Sandra pergi menemui teman-teman sosialitanya di sebuah panti asuhan. Untuk membuat image di depan umum kalau dia wanita yang baik,  lembut serta dermawan. Itu selalu dia lakukan setiap di depan teman sesama sosialitanya dan depan umum. 

Tia berangkat kuliah dengan pakain yang modis dan lagi trend. Dia berjalan layaknya peragawati di dalam catwalk menuju mobil sportnya. 

Via menggunakan pakaian sederhana tapi terkesan cantik dipakainya. Via pergi dengan jasa ojek online ke kampus. 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

UNIVERSITAS HARAPAN MULIA

Tia memarkirkan mobil ditempat biasa dan disambut oleh semua sahabat-sahabatnya. Mereka sibuk bergosip tentang berita yang hari ini akan terjadi. 

"Tia,  kau sudah tau kalau hari ini tuan Elang yang tampan itu akan datang ke sini? " kata Sarah sahabat Tia

"Memang setampan apa tuan Elang itu? " kata Tia kepada sahabat-sahabatnya. 

Sarah menyerahkan handphone yang berisi foto tuan Elang kepada Tia. Saat mereka sedang serius membahas tentang tuan Elang,  Siska memotong pembicaraan mereka tentang tuan Elang. 

"Tia,  lihat adikmu  itu…. si wanita murahan sedang ngobrol dengan Alex" kata Siska memberitahu Tia dan yang lainnya. 

"Via, wanita murahan itu tidak bisa apa kalau tidak merendahkan harga dirinya dan mengoda semua pria di kampus ini" kata Ira melanjutkan ucapan Siska. 

Tia yang mendengar ucapan sahabat-sahabatnya,  dia langsung terpancing emosi  dan pergi menyamperin Via dan Alex. 

PLAAAAAAAK

Sebuah tangan mulus mendarat di pipi Via yang dilakukan Tia di tengah lapangan kampus. 

Mereka menjadi pusat perhatian dari semua mahasiswa dan mahasiswi di kampus itu. Tia dengan sombongnya dan angkuhnya hampir mendaratkan tangannya lagi di pipi Via di sebelahnya jika tidak ditahan tangannya oleh Alex. 

"Apa yang kamu lakukan Tia? Kenapa kau menampar Via? " tutur Alex kepada Tia

"Wanita murahan ini harus dikasih pelajaran,  semua pria dia goda termasuk dirimu. Padahal dia tau kau itu kekasihku. " jawab Tia 

"Sayang,  kau salah Via tak menggoda aku tapi kami sedang membahas materi kemarin dikelas. Kau kan tau aku mengulang pelajaran si guru killer itu tahun ini." kata Alex

"Kau tak usah membelanya Alex,  dia memang wanita penggoda...….." kata Tia

"Seterah dirimu saja,  Tia.  Aku cape memberi pengertian kepadamu. Kau terlalu cemburu akan suatu hal yang tidak sesuai pada tempatnya" ucapan Tia langsung terpotong oleh ucapan Alex

Alex menarik tangan Via untuk masuk ke kelas karena sebentar lagi dosen akan masuk dan kebetulan si guru killer yang akan mengajar untuk jam pertama kuliah. 

"Jika Via mau menerima Cinta ku dulu mungkin aku akan senang sekali. Tapi sayang sekali dia selalu menolakku setiap aku tembak. Coba waktu itu aku tak minta Tia jadi pacar aku,  pasti lain ceritanya. " batin Alex

Jam pelajaran telah usai,  para mahasiswa membubarkan menuju kantin atau perpustakaan menunggu jam pelajaran selanjutnya. 

Via dan Irma sahabatnya mereka menuju taman kampus sambil bercerita. Dari arah berlawanan pria yang dipuja setiap kaum hawa yang melihatnya. Via tanpa sengaja menabrak tubuh kekar yang berasa tembok itu.

"Maaf,  saya tidak sengaja" ucap Via dengan tulus meminta maaf ke pria itu

"Apa kau tak punya mata untuk berjalan,  hah" bentak pria itu kepada Via. 

"Tuan,  aku sudah meminta maaf padamu tadi. Aku memang tidak sengaja menabrakmu" jawab Via

Via pergi begitu saja dari hadapan pria itu menarik tangan sahabatnya Irma yang begong melihat pria tampan. Pria tampan yang tak sengaja ditabrak itu adalah Elang Sastra Pratama, pemilik kampus dan sekaligus donatur terbesar di kampus tersebut. 

"Via,  kenapa kamu narik aku kaya kambing gini sih. Aku kan lagi liat pria tampan" kata Irma karena kesal ditarik paksa oleh Via saat masih memandanginya pria tampan tadi. 

"Tampan apanya,  pria sombong dan angkuh kaya gitu aku ga suka.  Dikasih juga g mau". tutur Via kepada Irma

"Jangan kaya gitu Via. Jika nanti pria tampan itu jadi suami lo baru tau rasa lo,  hahahahahaha" balas ucapan Irma untuk Via

"Ih,  ogah w mah. Mendingan ga usah nikah sama sekali kalau pasangannya dia" jawab Via. 

Tanpa mereka sadari ucapan mereka didengar oleh Roy yang kebetulan ketemu dilorong. 

"Hati-hati loh,  Via sama ucapan sendiri. Terkadang apa yang kita tak sukai atau hindari akan menghampiri kita dengan sendirinya tanpa diminta ataupun diundang" tutur Irma yang bicara bijak diluar dari kebiasaannya. 

"Ir,  lo sehatkan….. Ga salah makan atau minum obat tadi sebelum berangkat ke kampus tadi" ucap Via 

"W sehat dan ga kenapa-napa.  Emang kenapa sih lo tanya w kaya gitu? " tanya Irma balik ke Via yang sudah duduk manis disamping Nadin

Nadin dan Via tertawa mendengar penuturan Irma yang seakan jadi lola kembali. Mereka tertawa melihat tingkah Irma dan ucapannya. 

"Kalian kenapa tertawa melihat aku?  Apa ada yang salah sama ucapan aku tadi?" tanya Irma kepada dua sahabatnya. 

"Terus kamu kenapa Nadin ga masuk kelas tadi, padahalkan kamu tau kalau si killer yang mengajar? " lanjut ucapan Irma bertanya kepada Nadin. 

"Irma,  yang cantik. Aku itu tadi datangnya telat bukan ga mau masuk kelas. Kan kamu tau sendiri kalau si killer ga suka sama mahasiswinya yang datang telat" jawab Nadin

"Terus kalian kenapa tertawa tadi belum dijawab" tanya Irma yang kesal kepada sahabatnya 

"Tadi kamu sadar ga pas ngomong bijak ke aku tadi. Itu bukan diri lo baget.  Hampir aja w kabur karena takut lo kesambet sama hantu,  hahahahaha " jawab Vi

Mereka menghabiskan waktu di kantin bertiga sampai jam pelajaran selanjutnya dimulai. 

Hari ini Via melalui harinya yang kemarin malam suram menjadi cerah berkat kedua sahabatnya yang menghibur dan selalu ada untuknya dalam kondisi apapun. 

Waktu sudah menunjukan sore hari semua mahasiswa berhamburan ke lapangan menuju parkiran motor ataupun mobil untuk pulang ke rumah. Begitu pula dengan ketiga sahabat itu.

avataravatar
Next chapter