13 Bab.  13  Kebenaran

Elang masih berperang dengan logika dan perasaannya, karena sudah beberapa menit juniornya tak bisa menembus milik Via. Akhirnya Elang tetap melakukannya dengan paksaan entah yang berapa kali baru bisa masuk ke dalam vagina Via walau belum semuanya. Elang sedang merasakan juniornya dipijat oleh mulut vagina Via.  Elang membiarkannya sejenak merasakan sensasi yang tak pernah dia dapatkan dari wanita-wanita yang suka rela menemaninya tidur ataupun naik ke ranjangnya. Elang mulai perlahan memasukan semua juniornya ke vagina Via,  dia memompa dengan cepat dan lolos erangan kenikmatan dari mulut Elang. Karena belum puas Elang melakukan lagi dan memaksa Via melayaninya saat Via berubah posisi dari yang tadi,  Elang menatap tajam ada bercak noda darah di seprai yang tadi Via tempati. Elang mengulas senyum tipis dan mulai melakukan lagi,  lagi,  lagi dan lagi.  Entah yang ke berapa baru Elang tak melanjutkannya lagi karena melihat Via yang sudah pucat dan lemah. Padahal Elang belum puas melakukannya.

"Sekarang kamu istirahat dulu. Nanti kita lanjut lagi,  kamu mengerti?" ucap Elang dengan tegas dan tak terbantahkan. 

Via langsung memejamkan matanya tanpa menjawab ucapan Elang karena  kelelahan melayani nafsu Elang yang tak mengenal kata puas dan merasakan sakit pada tubuhnya saat Elang menyiksanya tadi. Elang menarik selimut untuk menutupi tubuh Via yang polos dan mencium kening Via. 

Elang melangkah ke kamar mandi,  menghilangkan keringat dan lengket yang menempel ditubuhnya habis pergulatan di ranjang tadi dengan Via. Elang keluar dari ruang ganti menggunakan piyama dan melangkahkan kakinya menuju balkon sambil membawa segelas wine dan ponsel untuk menghubungi Roy. 

Elang mencecap gelas yang berisi wine sedikit demi sedikit dan tangan yang satunya membuka ponselnya untuk menghubungi Roy. 

"Roy,  kau ke kamar ku sekarang. Ada  yang harus kau lakukan" ucap Elang menatap langit yang cerah. 

Elang kembali masuk ke kamarnya dan tak lupa mengunci pintu balkonnya. Elang duduk sebentar dipinggiran ranjang dekat Via berada. Elang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan bagi semua yang melihatnya. Elang beranjak dari duduknya menuju sofa yang ada di luar kamar itu. Elang membuka pintu kamarnya saat ada suara pintu di ketok dan mempersilahkan Roy masuk. 

"Roy,  cari tau tentang video yang ada di ponsel yang tadi aku kasih ke kamu sampai detail jangan sampai ada yang kau lewatkan. Aku kasih waktu ke kamu paling lama satu minggu" Elang berucap meminta Roy cari  tau kebenaran tentang video itu dan penuh penekanan jangan sampai gagal. 

"Baik,  tuan" jawab Roy dengan tegas dan penuh keyakinan akan mendapatkan hasilnya secepatnya. 

Roy langsung keluar dari kamar itu dan menghubungi anak buahnya untuk melakukan tugas yang diberikannya. Elang melangkah masuk ke kamarnya dan langsung mendapatkan pemandangan yang disuguhkan dengan kedua bukit kembar Via terlihat separuhnya karena selimutnya turun ke bawah. Elang yang sebenarnya masih menginginkan Via,  dia urungkan niatnya karena tak tega membangunkan Via yang tertidur pulas untuk melayaninya lagi. Tapi niat itu sirna setelah Elang melihat pemandangan itu,  Elang langsung melemparkan selimut ke sembarang tempat dan melepaskan piyama yang digunakan. Elang langsung menindih kembali Via seperti tadi dan mulai melakukan aksinya lagi. Elang mulai mencium bibir Via yang sekarang menjadi candunya setelah mengobrak-abrik di dalam mulut Via mulai turun ke leher dan membuat tanda kepemilikan kembali disana dan membisikan kata di telinga Via. 

"Via,  aku menginginkanmu sekarang. Kau harus melayaniku sampai puas" Elang berucap ditelinga Via dengan nafas memburu dan suara berat karena bergairah. 

Elang kembali mencium bibir Via turun ke leher  yang meninggalkan tanda kepemilikannya tangan Elang sudah tak bisa dikondisikan lagi. Tangannya bergerak bebas ke tempat favorite nya sekarang. Elang mulai memilin puting payudara yang kiri sedangkan puting payudara yang kanan sudah mulai dihisap dan ditusuk-tusuk oleh ujung lidahnya. Tangan Elang yang bebas satunya lagi sedang bermain di area wanita Via. 

"Aaaaahhhhhhhh" satu desahan lolos dari bibir Via. 

Itu membuat Elang semangat melakukannya. Elang mulai memompanya dengan cepat dengan berbagai macam gaya bercinta digunakan. Itu terus diulang sampai beberapa kali sampai Elang merasa lelah dan menyudahi permainannya. Akhirnya Elang memeluk Via dengan posesif setelah menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang polos. 

"Agh,  kenapa badan ku rasanya sakit dan remuk semua? Kenapa ada beban berat di atas perutku?"Via mulai mencari alasannya dan dia tersadar setelah merasa pergerakan tangan dibawah selimut yang mencoba memasukannya ke area sensitifnya. 

"Whaaaaaa"Via teriak karena refleks dan buru-buru menutup mulutnya sebelum iblis disebelahnya bangun yang nantinya akan menyiksanya lagi. 

Via mencoba mengangkat tangan Elang yang sekarang  persis di atas kedua bukit kembar Via secara perlahan. Via menggeser perlahan tubuhnya menjauh dari kepala Elang yang berada di ceruk lehernya. Via langsung berlari menuju kamar mandi sambil menahan rasa sakit dibagian bawahnya. 

Elang yang sebenarnya sudah terbangun dari tadi karena mendengar teriakan Via sengaja berpura-pura tidur kembali untuk mengetahui apa yang akan dilakukan Via. Elang sesungguhnya iba melihat Via yang berjalan tertatih-tatih dan menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya terutama bagian bawah. Elang bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Via yang tak menyadari kedatangan Elang masuk ke dalam kamar mandi dikarenakan Via masih merasakan rasa perih dan sakit di seluruh tubuhnya saat sedang berendam di bathup. Via kaget saat ada tangan yang meremas payudaranya lagi dengan kencang. 

"Layani aku sekali lagi Via disini,  nanti aku akan mengobati semua sakitnya" ucap Elang dengan nafas yang berburu dan nafas yang berat menyentuh kulit punggung Via. 

Elang meminta Via melayaninya lebih dari yang dia minta. Sampai Via lemas tak bertenaga baru disudahi oleh Elang. Elang membantu Via membersihkan diri dan bergantian dengan dirinya. Elang melilitkan handuk ke tubuh Via yang sudah tak bertenaga, setelah itu dia pun melilitkan handuk di pinggangnya dan mengangkat Via menuju kamarnya. 

Kamar yang tadi malam berantakan seperti kapal pecah sudah kembali rapi seperti semula.  Para pelayan hotel langsung cepat mengerjakannya saat Elang menyusul Via ke kamar mandi. Elang mendudukan Via di sofa dalam kamar itu. Elang membantu Via menggunakan baju dan pakaian dalam kecuali celana dalam. Karena Elang ingin dokter memeriksanya dengan mudah nantinya tanpa harus Via kesulitan untuk membukanya. 

Tak lama mereka selesai berpakaian,  pelayan hotel datang membawakan sarapan dan menyajikan di meja dalam kamar tersebut. 

"Makanlah yang banyak agar tenagamu cepat kembali. Nanti akan datang dokter spesialis kandungan kesini untuk memeriksamu" ucap Elang pelan tapi masih terkesan dingin. 

"I….iya,  te..terima kasih" jawab Via gugup karena dia masih mengingat betul semalam perlakuan kejam dan ucapan Elang yang membuatnya takut. 

Elang dan Via  selesai sarapan. Via hanya menundukkan wajahnya ke bawah. Via tak berani berpindah posisi,  mengeluarkan suara atau pun melihat wajah Elang. Takut membuatnya marah dan melakukan hal yang lebih kejam lagi dari semalam kepadanya,  tapi jika itu terjadi lagi Via sudah pasrah nantinya. Elang memperhatikan Via yang diam saja dari tadi, dia dapat menangkap ketakutan dan kegelisahan Via. 

"Berbaringlah di tempat tidur. Aku akan mengangkat telpon dulu" ucap Elang sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Via hanya menuruti ucapan Elang,  melangkah menuju tempat tidur. 

Drt drt drt 

"Selamat pagi,  tuan. Saya sudah membawa dokter yang diminta tadi dan sekarang ada di depan kamar tuan" ucap Roy langsung ke intinya. 

"Hmmmm" Elang hanya berdehem untuk menjawab ucapan Roy. 

Elang melangkah ke pintu kamar utama untuk membuka pintunya yang sebelumnya sudah dilihat dari lubang pintu untuk memastikan siapa yang datang. Elang mempersilahkan Roy bersama seorang wanita paruh baya disampingnya yang menggunakan jas berwarna putih. 

Elang langsung membawa wanita itu ke kamar dimana Via berada. Via yang melihat pintu mulai terbuka dia hanya diam dan kembali memejamkan matanya. 

"Dokter periksa istri saya,  tadi pagi saat akan pergi ke kamar mandi dia seperti menahan sakit di bagian bawahnya" ucap Elang

"Baik,  tuan. Saya akan periksa keadaan nyonya" jawab dokter itu sambil membuka tas yang dibawa untuk mengambil barang yang dibutuhkan. 

Dokter itu memeriksa secara teliti di seluruh tubuh Via dan mengambil stetoskop untuk memeriksa Via,  untung Via menggunakan dress yang ada kancing depannya jadi mempermudah untuk memeriksanya. Setelah meriksa menggunakan stetoskop,  dokter itu pun meminta Via membuka kakinya lebar-lebar dan menyingkap dress keatas untuk mempermudah melihat dan memeriksanya. Dokter itupun selesai memeriksa seluruh tubuh Via dan tersenyum pada Elang dan juga Via. 

avataravatar
Next chapter