10 Bab.  10 Hari Pernikahan

Elang yang ditemani asisten kepercayaannya Roy yang hari ini agendanya penuh dengan rapat dari pagi sampai malam yang dipotong jam makan siang saja. Setelah rapat dengan para divisi yang hampir menjelang makan siang.

 Elang dan Roy bergegas pergi dari perusahaannya menuju butik yang sudah diberitahukan sebelumnya oleh Andi. Setiap mereka melangkah tak luput dari pandangan kaum hawa yang menatap kagum dan jatuh cinta serta para kaum adam yang iri akan kesempurnaan mereka. Setibanya mereka di lobby tak butuh waktu lama untuk menunggu mobil yang akan mengantarkan mereka. 

Roy yang memang sudah terlebih dahulu berdiri di dekat mobil langsung siap membukakan pintu untuk tuannya. Elang melangkah dengan tegas dan berwibawa duduk di belakang. 

"Roy,  apakah wanita yang akan jadi istriku nanti sudah ada disana?" tanya Elang

"Sudah,  tuan. Nona dijemput oleh Andi dari kampus tadi jam 10 siang dan langsung menuju butik" Roy menjelaskan tentang calon istri tuannya yang sudah ada di butik hampir 2 jam lamanya

"Hmmm, nanti beritahu aku jika sudah sampai butik. Aku ingin istirahat sejenak" Elang memberitahu Roy dengan mata yang terpejam dengan posisi duduk yang tak berubah sedikitpun. 

"Baik, tuan" ucap Roy melirik ke kaca spion mobil untuk melihat tuannya yang ternyata sudah memejamkan matanya. 

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang dan terkadang harus berjalan pelan karena jalanan sudah mulai macet yang bersamaan dengan para karyawan yang keluar untuk makan siang di tempat tertentu. Selama dalam perjalanan menuju butik tak ada perbincangan sama sekali yang ada hanya terdengar suara mesin mobil. 

Roy membangunkan tuanya setelah tiba di pelataran parkir butik tersebut dengan sigap membukakan pintu mobil untuk tuannya. Roy melangkah lebih dulu membuka pintu butik tersebut yang langsung disambut oleh karyawan ibu Marisa. Mereka sudah tau tamu yang datang siapa dan keperluan apa. Tanpa waktu yang lama langsung diantarkan ke tempat yang diperintahkan oleh bosnya. 

Setibanya di ruangan yang luas dan tak jauh dari Via yang sedang mencoba baju untuk acara akad nikah nanti. Matanya menangkap sesosok wanita yang sedang mencoba baju kebaya yang terlihat indah dan mewah yang ditambah dengan senyum manis dari bibir wanita itu. Elang seakan terhipnotis oleh senyuman itu yang membuat dia  tanpa sadar tersenyum tipis,  tak ada yang menyadari senyumannya itu. Senyum itu hilang saat wanita tersebut masuk ke ruangan fitting baju. Elang kembali bersikap dingin saat Roy datang dengan Andi dan asisten ibu Marisa. 

Elang mengikuti langkah ketiga orang itu menuju ruangan yang penuh dengan berbagai model jas. Elang menerima beberapa model jas untuk dicobanya sesuai dengan warna dan model baju yang sama dengan Via ambil tadi untuk dicobanya. Roy dengan setianya mengekori sang tuan sampai ke ruangan fitting baju. Elang mencoba semua nya dan terlihat cocok di dirinya tanpa harus ada yang dibongkar ulang semua jasnya. Elang memberitahu Roy untuk memberitahukan ke asisten ibu Marisa kalau dia akan ikut ke pilihan warna calon istrinya nanti. Via dan Elang tak menyadari kalau mereka berada dalam lantai yang sama. Elang sibuk mencoba baju tanpa menanyakan keberadaan calon istrinya sedangkan Via juga sibuk mencoba gaun pernikahannya yang akan digunakan nanti.

Via sesekali keluar meminta pendapat ibu Marisa. Via mencoba semua gaun dan mendapatkan banyak pujian dari ibu Marisa. Terakhir Via mencoba baju dengan kerah yang tak jauh beda dengan baju kebaya tadi yang memperlihatkan bahunya yang terekspos mulus serta putih bersih tanpa cacat dengan lengan baju yang panjang yang bercampur dengan model terompet bagian bawahnya yang dibuat mengembang dan bervolume di bagian bawahnya. Baju tersebut juga terdapat bordiran yang indah serta tak luput juga dari taburan batu swarovski yang menambah kemewahan dari baju itu. 

Elang meninggalkan butik itu terlebih dahulu untuk makan siang sebelum kembali lagi ke kantor untuk bertemu dengan client nantinya. Tak selang lama Elang pergi Via pun selesai mencoba semua baju. Via pun pulang ke rumah sudah sore setelah mencoba cincin nikah  yang dipesan khusus nantinya di salah satu mall terbesar di kota tersebut. 

Via membaringkan tubuhnya di tempat tidur  dan merasakan semua tubuhnya tak bertulang lagi. Via hari ini hanya masak tadi pagi saja sedangkan siang dan malam para pelayan yang memasak. Via turun ke bawah untuk makan malam bersama setelah salah satu pelayan memanggilnya untuk makan malam. Selesai makan malam Via kembali ke kamar dan tak lama dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur Via pun terlelap mungkin dia kelelahan dengan kegiatan hari ini yang begitu padat. 

Pagi pun menyapa dan terdengar suara burung yang berkicauan yang berdiri di ranting-ranting pohon. Via terbangun setelah merasakan cahaya yang menyilaukan matanya yang masuk melalui celah-celah gorden di kamarnya. Via bergegas ke kamar mandi dan membantu di dapur untuk memasak sarapan pagi. Semua sudah duduk di bangku ruang makan seperti biasanya dan memulai dengan rutinitas pagi itu. 

Via pergi ke kampus diantar oleh sopir pribadi papanya karena Via berangkat kuliah nanti jam 10 siang sedangkan papa dan kakaknya sudah berangkat setelah selesai sarapan karena ada meeting penting hari itu. 

Detik berlalu berganti menit, menit pun berlalu berganti jam,  jam berlalu menjadi hari. Tak terasa waktu yang ditunggu oleh semua orang untuk mengetahui siapa wanita yang beruntung dinikahi oleh seorang Elang Sastra Pratama , pria sukses dan diakui dunia. Satu hari sebelum acara pernikahan diselenggarakan Via sudah dijemput oleh pihak WO untuk menginap di hotel tempat acara akan dilangsungkan untuk mempermudah semua prosesnya nanti. 

Saat malamnya yang bertepatan dengan besok saat acaranya akan diselenggarakan Via tambah tak bisa tidur dengan nyenyak dan mondar mandir di kamarnya. Ingin rasanya dia kabur tapi dia tak bisa melakukannya karena akan membuat malu nama keluarganya tapi jika dia tak kabur sesungguhnya dia belum siap untuk menikah sebenarnya. Ingin cerita tapi dia ga tau harus sama siapa karena kedua sahabatnya tak tau kalau dia akan menikah muda. Via tau kalau nanti kedua sahabatnya akan marah besar ke dia karena tidak pernah diberitahu tentang rencana pernikahannya. 

Paginya Via terbangun dan bergegas ke kamar mandi karena dia bangun kesiangan efek dari tidak bisa tidur semalam. Tak lama Via selesai mandi dan sedang menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil terdengar suara pintu kamarnya di ketuk orang. Via membukakan pintu kamarnya dan dia mendapatkan tamu yang tak lain MUA terkenal yang akan menyulapnya menjadi Ratu sehari sudah  datang. 

Via duduk tenang membelakangi kaca meja rias di kamar tersebut. Salah satu MUA memuji wajah Via yang terlihat mulus tanpa cacat bekas jerawat dan cantik alami. 

"Non,  wajahnya Bagus banget.manja jadi iri dengan kulit wajahnya kalau begini.Rahasianya apaan biar kulitnya seperti nona Via begini" ucap Anton sang penata rias yang sedikit kemayu dengan nada sedikit manja. 

"Ma kasih,  kak untuk pujiannya.  Tapi memang benar tak ada rahasianya koq,  kak. Hanya perawatan biasa saja di rumah dan g pernah ke salon kecuali potong  rambut," balas Via dengan sedikit memberikan senyum setelah selesai memberikan penjelasan. 

Via yang sudah selesai di make-up dan berganti baju dengan kebaya untuk akad nikah. Perasaannya sudah campur aduk saat ini,  tanganya yang sudah dingin bagaikan es dan detak jantung yang seakan habis lari marathon. Suara ketukan menggema di ruangan tersebut. Salah satu MUA membuka pintu dan melihat siapa yang mengetuknya. 

Via berjalan dibantu oleh beberapa asisten Anton yang memegangi baju bagian belakangnya yang ekornya panjang. Semua mata terpanah dan terpesona dengan penampilan Via saat melangkah menuju meja yang akan digunakan untuk mengucapkan ijab kabul. Elang yang tadinya fokus dengan ponselnya pun melihat ke arah pintu yang dibuka. Elang tak berkedip melihat Via berjalan menuju dirinya berada sekarang. 

"Wanita cantik sekali. Eh,  tunggu dulu kalau ga salah wanita ini bukannya yang waktu itu aku lihat di butik itu. Ternyata dia calon istriku" batin Elang berbicara dan memuji Via. Elang tak menyadari kalau Via sudah duduk persis disampingnya.  

Penghulu pun menanyakan apa acara sudah siap dimulai. Roy yang melihat tuan mudanya melamun langsung membisikkan sesuatu ke telinga Elang. 

"Tuan,  acaranya akan segera dimulai" bisik Roy lirih ke telinga Elang. Elang yang mendengar itu langsung sadar dan kembali ke ekspresi semuanya.Penghulu menanyakan ke semua para tamu yang datang hari ini. 

"Assalamualaikum wa ramahtulahi wa barakatuh. Sebelumnya saya ingin menanyakan kepada para tamu dan kedua keluarga pengantin. Apakah ada yang keberatan dengan pernikahan ini dan untuk kedua pengantinnya apa ada paksaan dan tekanan dari pihak lain? " tanya penghulu sebelum menuju ke acara intinya. 

"Tunggu... 

avataravatar
Next chapter