Suara itu sangat mengejutkan Zahira dan akhirnya Zahira hampir saja terjatuh. Dalam keadaan lemah Khafi masih bisa menahan tubuh istrinya. Keduanya saling menatap untuk sejenak. Suara klakson makin berisik dan ramai. Zahira segera bangun kemudian pindah ke kursi belakang Khafi menempati kursi sopir.
'Tatapan singkat ini tadi. Kenapa mendatangkan ledakan di dalam dadaku, lebih hebat dari pada saat aku melakukan penyuntikan tadi malam,' renung Khafi dalam hati.
Tinnn!
Khafi tersadar dan segera menepikan mobilnya.
"Huuu." Sorakan dari mobil yang melintas.
"Kak Khafi ngelamunin aku? Tatapanku berkesan?" tanya Zahira menggoda suaminya. Khafi tidak menghiraukan dan wajahnya semakin pucat. Zahira segera turun dan memesan. Dia membuka pintu mobil bagian depan.
"Suka pedas atau tidak?"
"Sama sepertimu saja," jawab Khafi yang tidak bersemangat. Menatap istrinya dengan menyadarkan kepala di atas setir.
"Yakin, mau sama dengan aku? Aku sukanya kuah tanpa bumbu," ujar Zahira.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com