webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
252 Chs

Saling Menyakiti

Hirah berdiri di belakang Zai yang terus-terusan mengajak Imelda berbicara walaupun dia jelas tidak sadar.

Zai, Dokter Lurey sudah datang. Sebaiknya kamu mundur ujar Chan.

Chan tau kondisi Imelda pasti ada hubungannya dengan kehadiran Zai, ditambah lagi perdebatan Putra dan Dokter Zain di luar tadi memperkuat asumsinya.

Serrah tolong kamu siapkan air hangat dan handuk kecil ujar Dave.

Chan meminta Tari mengambilkan air untuk Dokter Lurey dan Prof Stephen.

Bagaimana dok?

Detak jantung janinnya sangat lemah, So Sorry Mr. Putra. Aku terpaksa menyuntikkan obat penguat janin lagi. Sangat banyak orang di sini tapi kenapa tidak ada yang bisa meringankan bebannya.

Maafkan saya dok, harusnya saya lebih hati-hati lagi menjaga perasaan Imel.

Dokter Lurey menepuk lengan Putra. Kita akan mengusahakan yang terbaik.

Sementara biarkan dia di sini dulu, sewaktu-waktu dalam kondisi yang urgent akan mempermudah kita membawanya ke rumah sakit.

Zepri menurunkan semua alat di kamar Imelda, memasangkan monitor dan semuanya.

Profesor Stephen memastikan pemeriksaan terkait pengentalan darah Imelda.

Zain, We need to talk ujar Dokter Lurey...

Dokter Lurey berjalan ke arah luar dan Dokter Zain mengikutinya dari belakang.

Apakah kamu terus di sini?

Ya!!

Aku yakin kamu mengawasi Imelda dengan sangat baik tanpa Zai di sampingmu, kali ini kamu teralihkan lagi!!

Dokter Zain menghela nafas panjang, aku kecolongan. Aku betul-betul tidak menyangka jika pembicaraannya ditelepon waktu itu serius tentang membawa Hirah. Dan tidak menyangka malah itu membuat Imelda tertekan.

Itu bukan salahmu dan diluar kuasamu. Dokter Lurey menepuk pundak Putra, jangan salahkan dirimu.

Lulu yang di suruh memanggil Dokter Lurey oleh chan melihat tangan Dokter Lurey sedang merangkul Zain.

Lulu menghembuskan nafas panjangnya...

Sorry, aku tidak bermaksud mengganggu kalian. Tapi Imelda sepertinya sudah sadar.

Oh tentu tidak, kami sedang membahas tentang Imelda.

Aku duluan ujar Dokter Lurey, sambil meninggalkan Lulu dan Zain.

Lulu menyusul Dokter Lurey tanpa menoleh ke Dokter Zain.

Lu, panggil dokter Zain.

Lulu menoleh dan memberikan kode tangan untuk Zain tidak menyusulnya.

Ini tidak seperti yang kamu lihat ujarnya.

Lulu meletakkan kedua tangan di dadanya. Tanda bahwa dia benar-benar tidak ingin mendengar apa-apa.

Puku, panggil Imelda...

Ya Iku, aku di sini sambil mengelus kepala Imelda.

Puku, kepala ku tiba-tiba sakit sekali.

Bagaimana rasanya sekarang?

Sudah lumayan sekarang. Maafkan aku membuat kalian semua cemas ujarnya lirih.

Jantungku seolah-olah berhenti berdetak melihatmu tidak sadar lagi ujar Chan kepada Imelda.

Ah, Kak Chan aku tau bagaimana perasaan palsumu itu....

Aku serius ujarnya sambil mengedipkan mata ke arah Tari.

Dia serius Imel, Kak Chanmu sampai ikut tidak sadarkan diri sehingga dia hanya berdiri di situ mulai dari kamu tidak sadar sampai sekarang .

Imel tersenyum lirih, badannya sangat lemas untuk di gerakan.

Apa yang kamu rasakan Imel ujar Dokter Lurey?

Kepalaku sedikit sakit, badanku benar-benar lemas. Bagaimana dengan bayinya?

Dia anak yang kuat, dia baik-baik saja. Tapi sedikit stress karena ibunya stress.

Maafkan aku Puku, aku membuatnya stress.

Putra mengelus kepala Imel, akulah yang salah harusnya aku menuruti keinginanmu.

Tidak Puku, aku yang tidak bisa mengontrol pikiranku sendiri jadi membuatnya stress.

Sudah, bukan waktunya saling menyalahkan sekarang Ujar Prof Stephen. Kami perlu melakukan pemeriksaan pada Imelda jadi yang lain mohon menunggu di ruang depan.

Baiklah ujar Chan sambil mengajak Tari ke depan.

Termasuk kamu Zai ujar Dokter Zain.

Tapi bang, aku harus menemani Imel.

Ada Putra di sini, hargailah. Nanti setelah pemeriksaan selesai. Kamu bisa masuk lagi.

Bang... biarkan aku di sini.

Hirah, bawa Zai keluar sekarang.

Hirah menarik Zai tapi Zai sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri.

Bang ujar Imelda...

Zai langsung berlutut mendekati Imelda. Ya Imel!

Tolong tunggu di luar ya bang bersama yang lain. Aku tidak apa-apa, ada Puku yang menemani aku di sana.

Baiklah, aku akan segera masuk setelah pemeriksaannya selesai. Zai menyusul Hirah yang sudah duluan berjalan ke arah depan.

Imel, sekali lagi kamu harus memfokuskan pikiranmu ujar Dokter Lurey. Sedikit saja kesalahan bisa membahayakan janinnya. Jangan sampai 4 bulan pengorbananmu sia-sia. Mulai sekarang just thinking about you and the baby. Kamu beruntung pingsan dalam kondisi duduk dan ada orang disekitarmu. Bagaimana jika ini terjadi ketika kamu sendirian, maka hal terburuk bisa terjadi.

Iya dok, maafkan saya. Lain kali saya akan lebih hati-hati.

Hasil pemeriksaanmu yang lain bagus, sepertinya ada yang membuatmu kurang nyaman ujar Dokter Lurey.

Ya, aku ada sedikit pikiran Dok. Aku akan berusaha mengalihkan pikiranku.

Iku, maafkan aku. Aku akan mengizinkan kamu berbicara dengan Hirah, tapi apa pun hasilnya kamu harus kuat dan janji setelah kalian bicara kamu bisa fokus dengan kesehatanmu saja.

Imelda menganggukan kepalanya, terima kasih ucapnya pelan.

Putra mendengarkan detail pemeriksaan Imelda bersama Prof Stephen dan Dokter Lurey.

Kamu harus lebih banyak memberikan hypnotherapy buatnya Zain ujar Dokter Lurey, setidaknya itu akan lebih menenangkan kecemasan di dalam dirinya. Kejadian-kejadian masa lalu membuat Imelda lebih mudah stress.

Setelah kembali dari Lab kita akan mulai hypnotherapy ya Imel. Seperti kata Dokter Lurey, kita harus menghilangkan rasa tidak nyamanmu.

Baiklah bang.

Aku akan memanggil Hirah ke sini, agar kalian bisa bicara sekarang.

Jangan Bang!

Kenapa?

Jika aku bicara dengannya sekarang, Bang Zai akan menyalahkannya atas yang aku alami sekarang. Aku akan bicara dengannya setelah aku sudah baikkan.

Apakah kamu yakin Iku?

Hemmm... aku yakin Puku. Aku sangat paham dengan Bang Zai. Aku tidak ingin mereka ada masalah cuma gara-gara aku.

Baiklah!! Aku akan memberi tahu mereka kalau kamu sudah tidak apa-apa.

Zain harus kembali ke Lab dengan Dokter Stephen dan Dokter Lurey. Prof Stephen minta Lulu stand by dan siaga menjaga Imelda.

Tenang saja dok, aku akan memberi kabar keadaan Imelda.

Kali ini kami akan lama di Lab. Mungkin 2-3 hari tidak bisa pulang karena pengujian tahap pertama akan dilakukan Minggu depan jadi kami akan memastikan semuanya berjalan lancar beberapa hari ini.

Zai, abang akan berada di Lab beberapa hari. Kamu harus menjaga Hirah dengan baik, jangan sampai dia merasa bahwa kamu lebih memperhatikan Imelda dari pada dirinya.

Bang, Imelda sedang sakit dan dia sangat lemah. Jika aku lebih memperhatikannya Imelda di sini itu wajar, tapi jika sedang tidak bersama Imelda aku pasti hanya memperhatikan Hirah.

Tapi kamu juga harus peka, Imelda pasti tidak nyaman karena ada Hirah di sini.

Apa lebih baik aku suruh Hirah menunggu di apartemen saja?

Kamu lebih Ngaco lagi, udah abang sudah lelah menasihatimu. Jika nanti Hirah tidak lagi memilihmu, itu bukan salahnya tapi dirimu.

Zain menyusul Prof Stephen yang sudah menunggu di mobil. Dilihatnya Lulu sudah kembali masuk ke rumah.

Sejak saat itu hubungannya dan Lulu tidak dalam posisi baik-baik saja. Mereka terlihat biasa saja di mata semua orang tapi tidak biasa ketika hanya berdua.

Lulu terkesan tidak membuka dirinya untuk Zain. Bahkan malah menghindar. Mungkin jika bukan karena Imelda terpengaruh dengan hubungan Chan dan Lulu, mereka tidak akan baik-baik saja di depan semua orang.

Zain mengirimkan pesan singkatnya...

"Aku tidak akan pulang beberapa hari ini, jaga kesehatanmu dan jangan lupa makan. Kita benar-benar harus bicara Lu. Hubungan kita sudah tidak sehat dan aku benar-benar tidak pernah ingin menyakitimu dan merasa sakit seperti ini."