165 Penghormatan Terakhir

Putra mendampingi Imelda memberikan kata perpisahan untuk Meldyan, mereka melakukan ini semua karena di liput Media. Walau pun di balik ini, mereka tetap berharap Meldyan masih hidup.

Semua keluarga Adytama hadir, Ibu Imelda duduk di dampingi Paman Dani. Imelda tidak bisa menahan air matanya, walau pun ini karena tuntutan tapi air matanya deras berjatuhan karena mengenang Meldyan.

Di gerbang depan, Zepri memberi tau Putra jika Daniel memaksa masuk.

Lakukan pemeriksaan dan antar dia masuk ujar Putra. Jangan lepaskan pengawalan darinya ucap Putra.

Daniel duduk di samping Chan dan Tari, matanya tertuju ke Imelda. Melihat Imelda menangis mengenang Meldyan, air matanya ikut mengalir. Meldyan memang kakak yang luar biasa, dia sangat menyayangi Imelda. Air mata Daniel ikut deras turun ketika Imelda mengatakan yang paling sakit dalam hidupnya adalah tidak dapat mengingat saat2 terakhir bersama Meldyan karena dia amnesia disosiatif setelah kejadian penculikan itu.

Daniel menutup mulutnya dengan tangannya, agar suara tangisnya tidak keluar.

Tangis Imelda benar2 pecah sampai dia sulit melanjutkan kata2 perpisahannya. Ingin rasanya Daniel naik ke atas dan ikut merangkul Imelda.

Tiba2 seorang berlari dari arah belakang, langsung naik ke atas dan memeluk Imelda.

Daniel kaget dan berdiri.

Putra mengelus pundak Imelda, seolah mengatakan bahwa Imelda harus tenang.

Chan menahan tangan Daniel yang hendak bergerak ke arah panggung.

Duduk Bos, ini bukan kesempatanmu.

Siapa dia, Daniel menghentak tangan Chan.

Lalu pengawal menahan pundaknya, agar dia duduk kembali.

Kamu tidak tau???

Lihatlah semua media langsung merapat, dia artis terkenal dan kakak angkatnya Imelda. Jazid Malik ucap Chan.

Daniel menepiskan tangan Zepri di pundaknya.

Zai menghapus air mata Imelda dan merangkul bahunya.

Selamat Siang semuanya, perkenalkan Saya Jazid Malik.

Tuan sejak kapan Tuan dekat dengan Keluarga Zen?

Saya mengenal Imelda 8 tahun yang lalu sejak saat itu saya adalah kakaknya Imelda.

Media langsung memberondong dengan banyak pertanyaan.

Maaf, hari ini adalah harinya Meldyan. Dan saya hadir di sini hanya untuk mendampingi Ibu dan Imel serta untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Meldyan.

Saya yakin Meldyan akan bahagia dimana pun dia berada. Baik 8 tahun yang lalu, sekarang mau pun di masa depan. Aku akan menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap Ibu dan Imelda. Jadi dimana pun sekarang Meldyan berada, kamu bisa tenang karena aku akan menjaga Ibu dan Imel.

Zai membawa Imelda kembali ke tempat duduk dan Putra memberikan beberapa kata perpisahan serta berjalan menuju ke Patung Meldyan lalu mengalungkan bunga. Diiringi dengan Nyonya Zen, Imelda, Zai lalu para keluarga Adytama.

Zepri memberikan setangkai Mawar Biru ke Daniel. Tuan Putra mengizinkan Tuan Daniel untuk memberikan penghormatan terakhir pada Tuan Meldyan.

Meldyan sangat menyukai mawar biru, selain berarti unik dan langkah, mawar biru juga melambangkan kepercayaan, komitmen dan komunikasi positif serta membantah ketidakmungkinan. Jadi tidak ada hal yang tidak mungkin di hidup ini.

Daniel berbaris paling belakang. Sakit rasanya dia harus berada di sini. Tapi setidaknya walaupun dia tidak menerima kematian Meldyan, dia harus hadir di sini.

Daniel melihat Prince di gendongan Zai, Prince tidak henti mengacak rambut Zai dan menciuminya.

Mereka sangat mirip ujar Daniel, anak Imelda sangat mirip dengan Meldyan. Pantas aku merasa tidak asing ketika melihatnya di sekolah waktu itu. Mukanya sama persis seperti Meldyan masih anak-anak. Tanpa sadar Daniel sudah berada di depan Zai yang menggendong Prince.

Hy Uncle ucap Prince sambil melambaikan tangannya. Dimana Dania?

Hy, ucap Daniel. Kamu tau Dania?

Ya, dia teman sekolahku. Aku pernah melihat Uncle menjemputnya.

Dania ada di rumah.

Oh, Dia pasti sedih karena di rumah sendirian.

Dania tidak sendirian di rumah.

Ya, tapi dia sering merasa sendirian ucap Prince sambil memainkan tangannya.

Dan, terima kasih sudah hadir ucap Imelda dari arah belakang Daniel.

Perkenalkan ini Abang Angkatku ucap Imelda.

Zai mengulurkan tangan sambil tersenyum ke arah Daniel. Zai Al Hasan ucap Zai. Ini nama asliku, tapi kalau di panggung namaku Jazid Malik. Panggil saja aku Zai, walaupun umur kita berbeda biar kita bisa ngobrol santai.

Aku Daniel Bian, panggil saja Dan. Imelda dan Meldyan biasa memanggilku Dan.

Senang mengenalmu Dan. Kapan2 kita bisa hang out bareng!! Are you married?

Ya, ucap Daniel. Kebetulan Putriku satu sekolah dengan Prince.

Oh, Dania?

Yah ucap Daniel. She's pretty girl, right Super Z??

Yah ucap Prince sambil malu2. Aku pernah melihatnya ucap Zai, pada acara pentas Prince ucap Zai.

Bang, ucap Imelda. Keluarga Adytama ingin bertemu denganmu, sepertinya ada yang bakalan dapat saham ni ucap Chan.

Aku nga cocok sama bisnis, aku menyukai jadi artis ucap Zai sambil tertawa. Sampai ketemu lagi Dan, kalau ada waktu kita bisa main bareng. Ini kartu namaku, kalau main ke New York kamu bisa menghubungiku. Kebetulan aku akan di sana 6 bulan ini.

Aku akan menghubungimu ucap Daniel.

Yeah, kirim pesan dulu ya. Biar aku tau itu nomormu.

Baiklah ucap Daniel.

Aku tidak pernah melihatmu tersenyum ucap Putra. Ternyata kamu juga bisa tersenyum.

Aku mohon maaf atas apa yang aku lakukan ucap Daniel. Aku tidak menyangka jika Ayahku tega melakukan hal itu pada Imelda dan Prince. Sebagai anaknya aku meminta maaf karena tidak bisa berbuat apa2 untuk menghentikannya. Besok aku akan mengajukan pengunduran diri sebagai pemegang saham dari keluarga Rania.

Kenapa ujar Putra?

Aku tidak ingin menjadi alat untuk melancarakan obsesi Rania dan Ayahku. Aku titip Imelda, aku yakin dia akan bahagia bersamamu.

Apakah kamu merelakannya sekarang?

Aku hanya melepaskannya ucap Daniel. Tapi jika kamu tidak becus menjaganya, aku tidak segan membawa Imelda bahkan Prince.

Aku tidak akan membiarkan kamu memiliki kesempatan itu.

Aku pegang omonganmu.

Bagaimana Putra kesayangan Tuan Bian bisa ada di sini ucap Dodzan?

Kapan kamu kembali?

Sejak kapan kamu memperhatikan keberadaanku?

Aku senang melihatmu kembali. Ajeng ucap Daniel.

Hay Kak, sudah lama ya ucap Ajeng.

Bagaimana kalian bisa bersama?

Aku yang mengaturnya ucap Putra.

Daniel tersenyum, terima kasih sudah melakukan hal yang seharusnya aku lakukan untuknya.

Dan, aku akan mengambil hak asuh Dania.

Apa maksudmu?

Biarkan Dania bersama ku. Aku dan Ajeng akan memberikan kebahagian untuknya. Perhatian dan Cinta yang tidak bisa kamu dan Rania berikan.

Kamu jangan ngaco, aku tau memang selama ini aku tidak memperhatikannya. Tapi aku akan berubah, besok aku akan mengundurkan diri sebagai pemegang saham di AGC. Setelah itu aku akan mengajukan cerai dengan Rania dan membawa Dania pergi dari sini.

Apa maksudmu? Kamu tau kan kalau Ayah akan melakukan apa saja jika kamu tidak menuruti keinginannya.

Sudah waktunya aku meninggalkan TDC, aku lelah ucap Daniel.

Aku tidak bisa memintamu bertahan, tapi untuk urusan Dania. Aku akan ikut membantumu merebutkan hak asuhnya. Setelah kamu mendapatkannya, biarkan dia tinggal bersama aku dan Ajeng. Bahkan kamu pun bisa ikut bersama kami ke Jerman.

Aku akan mempertimbangkannya. Kamu tinggal dimana sekarang??

Aku tinggal di apartemen, tapi aku tidak lama. Ajeng harus menggelar fashion shownya di NY bulan depan. Oh ya, Manager istrimu itu menghubungi orang Ajeng. Dia mengajukan diri sebagai model. Bagaimana?

Terserah kalian, Aku tidak melarang dan tidak juga merekomendasikannya.

Baiklah, Sayang bilang sama orang2 mu. Terima Rania Putri sebagai salah satu modelmu. Kita butuh bukti untuk perebutan hak asuh Dania.

Maksudmu? Tanya Daniel.

Aku akan mengirimkan bukti2nya padamu segera. Setelah itu ingat, segera ajukan perceraian.

Apa yang kamu tutupi?

Kamu juga akan tau ucap Dodzan sambil menepuk pundak kakak tertuanya.

Ayo kita makan dulu ucap Dodzan, sambil menarik tangan Daniel.

avataravatar
Next chapter