webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
252 Chs

Konflik

Zain harus kembali ke Lab setelah makan siang. Sedangkan Lulu masih menghindarinya.

Kembalilah untuk makan malam ucap Putra pada Zain.

Akan aku usahakan, aku juga akan mengecek kondisi Imelda nanti malam.

Udah, malam-malam jangan keluar bahaya ucap Chan pada Zain.

Hush!! Diem aja kata Putra, Zain harus mengecek kondisi Imelda. Aku tau kamu takut Zain menginap di sini kan kalau datang malam?

Nga' ada!!

Udah Lulu wanita dewasa, dia lebih tau yang terbaik untuknya.

Ih!! Ini karena bukan adek lo aja bisa ngomong gini. Coba kalau Tya, gimana lo?

Tya sudah dewasa, jika aku membatasinya maka bisa-bisa sekarang dia ada pengasuh. Tawa Putra, iya nga' Hon

Iya, udah tenang aja. Nga semua orang itu sama kayak kalian ucap Imelda. Ini contohnya sambil menepuk dadanya.

Eh!! Kalau kamu emang nikah masih bocah, jadi nga sempet tau namanya pergaulan diluar tu gimana dan kalau kamu nga keburu nikah sama Putra. Paling juga beda tipislah.

Ih, Kak Chan ini. Gini-gini aku diajarkan menjaga kehormatan tau.

Putra melihat tajam ke arah Chan.

Udah Zain, jalan aja... Nga usah di dengerin si Chan. Mending lu masuk ke dalem kayak Dave, nonton TV, atau karaokean sana. Usir Putra ke Chan.

Walaupun tidak sempat ikut makan malam, aku akan tetap ke sini untuk mengecek kondisi Imelda.

Lulu setelah selesai makan langsung naik ke kamar. Terlihat sekali jika dia sedang menghindari Zain.

Bang Zain panggil Imelda.

Hem... ada apa? ada yang tidak nyaman?

Nga ada bang, Imel hanya ingin Abang jangan terpengaruh dengan omongan Kak Chan. Jika abang belum siap, lebih baik abang sampaikan. Baik persiapan mental maupun yang lainnya, sesuatu yang dipaksakan itu tidak akan bagus hasilnya.

Iya, abang paham. Kamu tenang saja, abang sudah yakin dengan pilihan abang. Tinggal bagaimana abang menyampaikannya pada Lulu.

Baiklah! Abang hati-hati ya...

Put, Imelda jangan turun naik tangga dulu ya. Jika tidak untuk urusan penting, lebih baik hari ini istirahat dulu di kamar...

Baiklah Zain, thanks ya...

Putra membawa Imelda ke ruangan tamu dimana Dave, Chan, Tari dan Serrah berkumpul.

Gaes, Imelda harus istirahat dulu. Sampai bertemu pas makan malam ya ujar Putra. Dan Dave kamu urus pekerjaan dari sini saja dulu. Besok kita akan mulai kembali ke kantor.

Baiklah Bos, thank you... Setidaknya kami akan istirahat dulu ujar Dave...

Ya... Ya... Ingat pakai pengaman ya... Ejek Putra sambil tersenyum.

Dave dan Chan mengirimkan tatapan tajam ke arah Putra... Jangan mulai deh... Sana naik, kasian Imelda butuh istirahat ujar Chan.

Baiklah... See you all..

Puku menurutmu apakah tidak sebaiknya aku bicara pada Lulu? Sepertinya dia lagi menghindari Bang Zain.

Tidak sekarang ya hon, kamu harus segera kembali istirahat. Nanti malam kita coba....

Putra membantu Imelda naik ketempat tidur dan menyelimutinya.

Puku apakah kamu tidak istirahat?

Ada beberapa hal yang harus aku periksa sebentar, kamu tidur saja.

Hmm.. baiklah!! Jika kamu butuh sesuatu, bangunkan saja aku. Aku akan membantumu.

Tidak, aku tidak butuh apa-apa. Aku akan meminta Zepri jika membutuhkan sesuatu. Lebih baik kamu istirahat sekarang ya.

Baiklah!! Imelda memejamkan matanya.

Putra memeriksa rundown acara untuk rapat pembahasan acara penghargaan tersebut dan melihat daftar nama pemegang saham yang akan hadir. Dia membuat draft penempatan para pemegang saham.

Putra mendengar suara seseorang berdebat dari kamar Lulu.

Bukankah dia sudah melarang chan untuk naik. Kalau sampai Imel terbangun akan ku tendang dia dari rumah sini gerutunya. Putra membuka pintu dengan perlahan dan menutupnya kembali.

Ada apa ini tanyanya dengan pelan sambil mengatupkan gigi nya? Bukankah aku sudah melarangmu untuk naik Chan!! Apa kau ingin aku tendang dari sini?

Put, kami hanya mengobrol ujar Chan.

Tidak bisakah kalian mengobrol di bawah saja, Imelda sedang istirahat sekarang.

Baiklah, Lu turun ke bawah.

Aku tidak ingin berbicara denganmu Kak Chan. Keluarlah!!

Lu, jangan sampai aku menyeretmu keluar teriak Chan.

Chan!! Jangan buat ke sabaran ku habis. Jika Imel sampai terbangun, aku akan benar-benar mengusirmu.

Chan merendahkan suaranya. Aku ingin menjelaskan semuanya padamu. Ayo kita ke bawah.

Cukup Kak Chan, aku butuh waktu untuk menenangkan pikiranku. Lebih baik kita bicara nanti saja.

Lu, percayalah aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku tidak ada maksud lain.

Aku tau Kak, tapi setidaknya kamu tidak seharusnya melakukan hal ini. Sama saja kamu yang mendesaknya untuk melamarku. Kalau pun dia melamarku, aku ingin dari kemauan dan usahanya sendiri bukan karena dorongan dari mu.

Apa bedanya? Toh, selama ini kamu dan dia tidak melangkah hanya karena aku. Ini aku yang mengatakan padanya bahwa aku merestui kalian.

Tidak akan sama, jika dia yang berusaha mengatakan ke inginannya padamu dengan kamu yang memberi tau dan mendorongnya untuk melakukan ini.

Lu, aku tidak memaksanya. Aku berani bersumpah.

Aku tidak paham dengan kalian laki-laki.

Loh, kok aku di bawa-bawa ujar Putra.

Untuk kalian tidak masalah prosesnya yang penting hasil tapi untuk kami para wanita tidak perduli bagaimana hasilnya yang penting prosesnya.

Aku ingin menenangkan pikiran ku dulu. Aku minta kalian keluar sekarang ujar Lulu.

Lu, kakak berani bersumpah tidak memaksanya apa lagi menekannya terkait pernikahan kalian. Dan kamu tau, untuk kakak kebahagiaan adik-adik kakak yang utama. Percayalah pada Kakak mu Lu. Jangan hidup dalam masa lalu.

Bagaimana dengan kakak? Bukannya kakak masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Kenapa kakak belum berkomitmen dengan Tari sampai sekarang?

Putra menarik Chan keluar dari kamar Lulu.

Put kenapa kamu menarikku keluar?

Bukankah sudah jelas, jika Lulu mengusirmu. Jangan sampai aku ikut mengusirmu ujar Putra. Kalau sampai kamu naik lagi ke sini, akan aku pastikan kamu dan Tari akan tidur di luar gertak Putra.

Hah!! Kamu pikir aku tidak ada uang untuk menyewa hotel?

Aku tau kamu punya uang, tapi setidaknya aku yang menjadi penanggungjawab kalian semua di sini.

Cih!! Sombong ujar Chan sambil menggerutu turun...

Puku panggil Imelda...

Iku kamu bangun? Ah, akan aku tendang keluar Chan.

Aku bangun dan kamu tidak ada di kamar, makanya aku keluar mencarimu.

Oh, aku pikir kamu mendengar percakapan kami hingga terbangun.

Mana mungkin, bukankah kamu membuat kamar kita kedap suara sehingga tidak ada yang bisa mencuri dengar suara dari dalam. .

Oh iya! Putra menepuk kepalanya. Aku sengaja membuat itu dulu karena demi menjaga privasi kita.

Imelda tersenyum, ya aku paham maksudmu. Apakah kamu mau mencobanya?

Bukankah tidak boleh untuk sementara waktu?

Bukankah seharusnya kamu mengecek keadaannya?

Putra tersenyum malu-malu. Iku kadang aku merasa kamu selalu tau setiap keinginanku.

Ya!! Apa yang aku tidak tau dari dirimu!! Bahkan jika kamu hanya memikirkannya saja, aku bisa tau apa yang sedang kamu pikirkan...