20 Ternyata Kalian Berdua..

Yoongi terbengong melihat apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa orang-orang suruhan Xiao Lee datang ke sekolahnya. Kenapa juga ada seorang wanita cantik di mobil kakaknya.

Liu Yu tetap fokus menyetir, sedangkan Daijun berkali-kali menengok ke belakang melihat apakah orang-orang suruhan Xiao Lee masih mengikuti mobil mereka atau tidak. Untung saja Daijun tadi membawa mobil kantor bukan mobilnya biasanya.

Karena jika memakai mobilnya Yoongi mau ditaruh mana.

Yoongi memandangi wanita yang sedang menyetir, dia memperhatikan dengan seksama. Yoongi kenal siapa wanita yang menyetir itu.

"Kau," ucapnya menunjuk Liu Yu. Liu Yu melirik dari kaca tengah mobil dan tersenyum.

"Wakkhhh kakak, kenapa kau bisa ada disini? Bagaimana juga kau bisa kenal dengan kakakku?" tanya Yoongi nyerocos pada Liu Yu.

Daijun heran kenapa Yoongi bisa berkata seperti itu. Apa dia mengenal Liu Yu.

*ckitt*

Liu Yu mengerem mobil mendadak, membuat Yoongi dan Daijun kaget. Dia menoleh pada mereka berdua.

"Hei, Liu Yu. Hati-hatilah kami tak ingin mati konyol," ucap Daijun pada Liu Yu yang langsung melihatnya dan Yoongi.

"Apa? Adik kakak?" tanya Liu Yu heran.

"Ya, aku kakaknya, dan dia adikku," ucap Daijun sambil mengernyitkan dahi.

"Bagaimana bisa?" tanya Liu Yu yang masih bingung.

"Muka kalian tak mirip, kau dan Little Bun," ucap Liu Yu melanjutkan.

"Ya, Liu Yu. Bisa-bisanya kau membuatku sakit hati," ucap Daijun yang seolah-olah tersakiti oleh kata-kata Liu Yu barusan. Akhirnya dia paham ternyata Yoongi si Little Bun yang dikenal Liu Yu memang benar adiknya. Itu membuatnya sedikit lebih tenang.

"Kakak, memang banyak orang yang bilang kami tak mirip. Lebih tampan aku kan?" bisik Little Bun ke telinga Liu Yu.

"Haih, kau ini," Daijun yang kesal dengan tingkah Yoongi, mengacak-acak rambut Yoongi dengan sebal.

"Hah, hah, kakak menyebalkan," ucapnya kesal pada Daijun.

Liu Yu tertawa melihat tingkah mereka berdua. Adik kakak yang tak mirip satu sama lainnya. Tapi mereka bisa semanis itu.

Daijun menggantikan Liu Yu untuk menyetir.

"Kakak, menurut kakak, kak Daijun itu seperti apa?" tanya Little Bun penasaran.

"Menurutku ya.. dia sedikit menyebalkan tapi ada sisi romantisnya," jawab Liu Yu sedikit malu. Daijun yang mendengar membanggakan diri.

"Ya, seperti itulah aku," sela Daijun.

"Dasar kakak, baru dipuji sedikit besar kepala langsung," ucap Little Bun mencaci kakaknya.

"Kakak, aku lapar. Bisakah kita membeli makanan?" tanya Yoongi memohon pada kakaknya.

"Tentu saja," jawab Liu Yu sambil tersenyum.

"Kau mau makan apa, Little Bun?" tanya Liu Yu.

"Aku mau..," Yoongi baru mau bilang.

"Jangan bilang kau mau makan teokbokki lagi, Yoongi," Daijun langsung menyela ucapan Yoongi.

Liu Yu yang melihatnya tertawa terkekeh, dia tahu Daijun cemburu saat ia makan teokbokki dengan Yoongi beberapa hari lalu.

"Haih, kenapa kakak bisa tahu itu sih. Baiklah aku mau makan sayap ayam bumbu saja," pinta Yoongi karena kakaknya sudah tau makanan apa yang sebelumnya dia inginkan sebelum ayam.

Daijun melajukan mobilnya cepat di jalanan menuju suatu tempat sambil mengantar Liu Yu pulang.

---

Johan dari tadi mondar mandir seperti setrikaan di depan restoran ibu Liu Yu.

"Johan, berhentilah mondar-mandir," ucap ibu Liu Yu.

"Sebenarnya kenapa kau seperti itu?" tanya ibu Liu Yu melanjutkan kata-katanya.

Johan yang mendengarnya duduk menghampiri ibu Liu Yu.

"Ibu Ong, sebenarnya dari tadi aku belum makan. Dan pekerjaan freelanceku sedang sepi. Daijun juga belum mentrasfer gajiku saat menggantikan supir kantor," jelas Johan kenapa ia bertingkah seperti itu dari tadi.

"Apakah ibu Ong bisa memberiku pekerjaan? Maaf sebelumnya aku malu mengatakannya, karena terasa lancang," lanjut Johan.

Ibu Liu Yu memahami situasi Johan. Ia yang iba dengan Johan memberinya pekerjaan sehingga ia bisa membuka restoran dari siang sampai malam pikirnya.

"Ah, kenapa kau berpikir seperti itu. Jika kau bilang dari awal, aku akan memberimu pekerjaan, karena jika ada yang membantu aku bisa membuka restoran dari siang. Lagian kau sudah ku anggap seperti anakku sendiri," ucap ibu Liu Yu.

"Wah terima kasih ibu Ong," ucapnya pada ibu Liu Yu.

*ckitt*

Sebuah mobil berwarna navy berhenti di depan restoran ibu Liu Yu.

Johan melihat yang turun dari mobil adalah Liu Yu, Daijun dan seorang anak laki-laki berseragam SMA.

"Wah, hei adik kecil, apa kabar?" tanya Johan sambil menghampiri anak berseragam SMA yang berjalan di belakang Daijun dan Liu Yu.

"Kak Johan," ucapnya senang dan menyalami Johan dengan tos andalan mereka saat bertemu.

"Hei, Daijun, bagaimana kalian bisa kesini bersama?" tanya Johan pada Daijun dan mengajak semua masuk ke dalam.

"Panjang ceritanya," ucap Daijun singkat.

"Aku mandi dulu, ya," pamit Liu Yu pada mereka.

Liu Yu naik ke kamarnya untuk mandi. Sedangkan Yoongi sibuk memesan makanan karena perutnya sudah berbunyi dari tadi.

"Terima kasih, ibu," ucap Yoongi sambil tersenyum setelah menerima sepiring ayam.

Yoongi berlalu dan membawa piringnya ke tempat Daijun dan Johan yang sedang mengobrol.

"Sebenarnya tadi orang-orang suruhan Xiao Lee datang ke sekolah Yoongi, entah apa yang akan mereka lakukan. Untung saja Yoongi cepat mengabariku," Daijun memulai cerita.

"Bagaimana bisa?" tanya Johan masih penasaran.

"Aku menolak Xiao Lee waktu pertemuan keluarga kemarin," ucap Daijun santai.

Yoongi hanya mendengarkan cerita Daijun dan dengan lahapnya memasukkan potongan sayap ayam ke dalam mulutnya.

"Wah, kau gila atau sinting sebenarnya?" tanya Johan mencaci Daijun.

"Bagaimana bisa kau menolak Xiao Lee yang seorang aktris itu," lanjut Johan yang merasa temannya ini sedikit gila.

"Hei, hei, dengarkan aku dulu. Kau ingin aku tak bisa membayar gajimu karena aku melanjutkan hubungan dengan Xiao Lee?" ucap Daijun mengingatkan Johan.

Johan paham jika Daijun melanjutkan hubungan dengan Xiao Lee, bisa saja uang gaji selama menggantikan pak Jang tidak dibayarkan. Tapi tetap saja Johan penasaran, bagaimana Daijun bisa menolak Xiao Lee yang keras kepala itu.

"Lalu bagaimana caranya kau menolak dia?" tanya Johan.

"Ya, kak, ceritakan bagaimana kakak menolak perjodohan dengan kak Xiao Lee yang mengerikan itu," sahut Yoongi yang penasaran dengan cerita kakaknya.

---

Liu Yu yang habis mandi, turun mengambil seporsi sayap ayam bumbu lagi. Sebelum menuju meja mereka, ibunya bertanya padanya.

"Liu Yu, siapa anak berseragam SMA yang ada di sebelah Daijun?" tanya ibunya menunjuk anak yang dimaksud.

"Ah, itu Yoongi, bu. Little Bun yang pernah aku ceritakan pada ibu, dia adik laki-laki Daijun," jawab Liu Yu menjelaskan pada ibunya.

"Mereka tak mirip," ucap ibunya terkekeh.

"Ah, ibu ini, aku juga berpikir seperti itu, hehehe," Liu Yu tertawa kecil, ia sependapat dengan ibunya.

"Aku kesana dulu ya, bu," ucap Liu Yu.

Ibunya memberi isyarat oke pada Liu Yu, dan melanjutkan memasak.

"Aku menolaknya dengan mengajak Liu Yu bertunangan," Daijun mengucapkan itu saat Liu Yu datang.

Liu Yu sedikit terkejut, bahwa Daijun akan menceritakan secepat itu pada Johan dan Yoongi.

"Apa? Kalian akan segera bertunangan? Katakan itu hanya bagian dari skenario kita, Daijun," tanya Johan setengah berdiri. Yoongi memandangi Daijun dengan tatapan bahwa kakaknya sudah gila. Liu Yu datang menjitak kepala Johan dari belakang. Johan kesakitan.

"Aku tak main-main jika soal bertunangan dengan Liu Yu," Daijun mengucapkan hal itu dan menunjuk Liu Yu.

"Jadi kalian akan segera bertunangan?" tanya Yoongi heran.

"Iya, tepat sekali, Little Bun," ucap Liu Yu pada Little Bun.

"Yaaaa, ternyata kalian akan bertunangan. Yosh aku akan mendapat segera dapat kakak ipar perempuan," ucap Yoongi kegirangan.

"Ya, ibunya kakak Liu Yu, aku akan jadi adik ipar yang baik untuk kakak Liu Yu," ucap Yoongi pada ibu Liu Yu sambil memeluk ibu Liu Yu dengan senang.

Ibu Liu Yu yang mendengar pun, kelihatan senang dengan riangnya anak-anak itu.

Johan pun bertepuk tangan menyatakan Daijun hebat, ia bisa menjalankan sebuah skenario menjadi kenyataan yang luar biasa. Selesai bersorak-sorai mereka makan sayap ayam bersama, menghabiskan malam dengan senda gurau.

avataravatar
Next chapter