33 Suasana yang hangat

"Chaerin, kenapa belum tidur?" Liu Yu masuk dan menutup pintu kamar, ia melihat Chaerin masih memandangi laptopnya.

"Ah, kakak. Aku bingung besok harus pakai baju yang mana untuk pemotretan, bisa kakak bantu pilihkan?" tanya Chaerin yang melihat Liu Yu duduk di sebelahnya.

Liu Yu melihat-lihat foto hanbok[1] yang ada di layar laptop Chaerin. Pandangannya tertuju dengan warna pastel yang manis.

"Yang ini, Chaerin. Warna pastel peach terlihat manis jika dipadukan dengan pink muda," ucap Liu Yu pada Chaerin sambil menunjuk pilihannya.

"Cocok tidak ya kak?" tanya Chaerin ragu.

"Pasti cocok, kan kamu cantik dan manis," Liu Yu mengusap kepala Chaerin dan menghapus rasa ragu dalam diri Chaerin.

"Terima kasih ya, kak," Chaerin memeluk Liu Yu, seperti adik yang lama tak bertemu kakaknya.

Liu Yu mengangguk dan mengusap kepala Chaerin sekali lagi, perasaan yang sudah lama dia ingin rasakan lagi sejak lama tak bertemu Chaerin dan Daijun.

"Sudah, kita tidur sekarang. Besok kan kamu ada pemotretan, soal make up bagaimana?" ajak Liu Yu sembil menanyakan siapa yang akan menata make up Chaerin besok.

"Oh iya ya kak, aku lupa, kalo ke salon tempat biasanya menata make up terlalu jauh dari sini," Chaerin jadi bingung kembali.

"Bagaimana jika kakak yang bantu make up untukmu?" mereka berbaring sambil mendiskusikan soal itu.

"Wah, boleh kak. Terima kasih ya, kak Liu Yu baik banget," ucap Chaerin sangat senang dengan tawaran Liu Yu.

Mereka terlelap di peraduan masing-masing, saling berpelukan dengan manis.

---

Daijun baru saja selesai mandi, ia melihat Yoongi masih pulas dan Liu Yu mau pun Chaerin belum keluar dari kamar mereka. Ia menuju dapur dan berniat memasak sarapan untuk mereka, saat menyalakan kompor ada sepasang tangan yang memeluknya dari belakang.

"Mau ngapain, sayang?" suara wanita terdengar di telinga Daijun. Ia tahu itu suara Liu Yu, tanpa menoleh ia menjawab.

"Aku sedang akan memasak sarapan, mandilah dulu baru bantu aku," ucap Daijun pada Liu Yu yang masih memeluknya. Liu Yu mengecup pipinya dan berlalu mandi.

Daijun sangat serius memasak sarapan hingga tak memperhatikan sekelilingnya, Liu Yu berdiri di sebelahnya setelah mandi dan bersiap pun dia tidak sadar.

"Kau, serius sekali, sampai aku disini saja tak sadar dari tadi," gerutu Liu Yu pada Daijun.

"Ah, maaf maaf, hehehe," Daijun menjawab sambil menerima cubitan kecil di pinggangnya dari Liu Yu.

"Kakak, aku lapar," ucap suara lembut Chaerin, membuat Liu Yu dan Daijun menoleh. Mereka melihat Chaerin yang tertidur di meja makan, ia mengigau sampai ke meja makan. Entah sudah bangun atau beneran berjalan sambil tidur anak itu.

"Hei, Chaerin Hwang, bangun kau ada pemotretan," Yoongi yang selesai mandi menuju ke meja makan membangunkannya dengan mengacak-acak rambut Chaerin.

"Ha, ha, apa pemotretan?" Chaerin terkejut dan bingung kenapa dia ada di meja makan. Semua orang melihat dirinya yang seperti itu.

"Hahaha, ebiasaanmu tidak hilang ya, Chaerin," goda Daijun pada Chaerin yang akhirnya membuat cubitan kecil mendarat di pinggangnya.

"Pergilah mandi dulu, kita sarapan setelah itu," ucap Liu Yu lembut pada Chaerin. Ia mengangguk dan berlalu ke kamar untuk mandi.

Yoongi membantu mereka menyiapkan piring-piring, Daijun menata masakan dan Liu Yu menuangkan susu dan air ke setiap gelas.

Tak berapa lama Chaerin sudah selesai mandi dan menuju ke meja makan.

"Duduklah, sweety pie. Kita sarapan dulu, setelah itu kakak akan membantumu," ajak Liu Yu. Chaerin mengangguk mengerti dan duduk di sebelah Liu Yu. Panggilan sayang Liu Yu pada Chaerin membuat Daijun cemburu dan Yoongi tertawa terkekeh melihat kakaknya.

"Ya, kau memberi panggilan sayang Little Bun untuk Yoongi dan Sweety Pie untuk Chaerin. Kenapa aku tak mendapatkannya," rajuk Daijun pada Liu Yu.

"Apa tak cukup aku memanggilmu sayang?" tanya Liu Yu sambil tersenyum, membuat Yoongi dan Chaerin semakin tertawa. Daijun semakin merajuk.

"Beri aku panggilan sayang juga," rajuknya.

"Baiklah, calon suamiku," goda Liu Yu membuat Yoongi dan Chaerin terbahak-bahak.

"Kakak, kau seperti anak kecil yang menginginkan es krim milik orang lain," ucap Yoongi sambil tertawa.

"Sudahlah, makan saja, awas tersedak. Aku tidak ingin melihat berita seorang remaja kelas 2 SMA ditemukan tewas di apartemen kakaknya karena tersedak omelet," sindir Daijun pada Yoongi.

"Dasar, kakak jahat. Kenapa kak Liu Yu mau sih dengan kak Daijun?" Yoongi mendekat pada Liu Yu untuk berlindung.

"Kakak, pasti sudah tahu jawaban kak Liu Yu. Karena kak Daijun sedikit romantis banyak menyebalkannya, hahaha," Chaerin ikut menimpali Daijun dan tertawa.

Daijun semakin sebal menjadi lahap makannya. Liu Yu hanya tersenyum melihat tingkah mereka bertiga, suasananya hangat seperti keluarga.

Setelah mereka selesai makan, Daijun dan Yoongi bermain game di ruang tamu. Sedangkan Liu Yu membantu Chaerin bersiap-siap di kamar.

"Bagaimana bajumu?" tanya Liu Yu sambil menyiapkan perlatan make up.

"Ah, ini kurirnya sudah sms bahwa dia di depan apartemen kakak, aku keluar ambil dulu ya, kak," Chaerin berlalu mengambil baju yang akan dia pakai saat pemotretan nanti.

Setelah kembali, Liu Yu membantu Chaerin memakai bajunya. Dan mendandaninya dengan make up sesuai usia Chaerin.

"Kak, mataku sipit bagaimana ini, terlihat aneh rasanya," ucap Chaerin melihat dirinya di cermin.

"Lalu bagaimana biasanya kau saat pemotretan?" tanya Liu Yu menatap pantulan Chaerin.

"Biasanya, asisten fotografer akan memasangkan softlens dan membuat double eyelid[2]," Chaerin mengeluarkan softlens kit dari tasnya. Terlihat softlens abu-abu sepasang di dalam wadah softlens.

Liu Yu membantu memasangkannya dengan hati-hati dan membuat double eyelid untuk Chaerin. Saat Chaerin membuka mata ia melihat dirinya yang menjadi bermata agak lebar.

"Kak, aku tak begitu suka pakai bulu mata, karena rasanya berat dan tebal," ucap Chaerin saat Liu Yu mengeluarkan kotak bulu mata.

"Ah, begitu? Kau belum coba punya kakak, ini rasanya ringan lho," Liu Yu memasangkan bulu mata palsu pada Chaerin.

"Coba buka matamu," ucap Liu Yu.

"Wahh, aku tak pernah merasa bulu mata seringan ini, tapi terlihat bagus, kak," Chaerin mengagumi cara Liu Yu mempersiapkan dirinya untuk pemotretan. Liu Yu memoleskan lipstick ombre di bibir mungil Chaerin.

"Perfecto," ucapnya.

Setelah make up wajah selesai, Liu Yu merapikan rambut Chaerin. Ia memberi beberapa ornamen seperti hiasan rambut.

"Sudah," ucap Liu Yu melihat pantulan Chaerin di cermin.

"Wah, kakak keren sekali," Chaerin sekali lagi memastikan penampilannya di depan cermin.

Make up yang ringan, manis dan sesuai umur untuk Chaerin dan hanbok yang cantik.

"Yuk, kau harus segera berangkat kan, ini sudah pukul 08.30," ucap Liu Yu, mengantar Chaerin ke ruang tamu.

Mereka berdua yang keluar dari kamar, membuat Daijun dan Yoongi menatap dan terbengong.

"Wahh, cantik, itu Chaerin?" tanya mereka berdua kompak.

"Hehehe, kakak, jangan seperti itu," Chaerin tersipu malu, melihat tingkah kedua kakaknya.

"Ayo berangkat, kak Yoongi. Sebentar lagi pemotretannya dimulai," lanjut Chaerin menarik lengan Yoongi.

"Ah, iya, iya," ucapnya tergesa-gesa.

"Kami berangkat dulu, kak. Terima kasih sudah membantuku," pamit Chaerin dan mereka berangkat.

Tinggal Liu Yu dan Daijun yang saling menatap dan tersenyum.

"Yuk siap-siap," pinta Daijun pada Liu Yu yang berdiri di sebelahnya. Liu Yu mengangguk dan bersiap-siap di kamar.

[1] hanbok: pakaian tradisional khas Korea.

[2] double eyelid: dua lipatan mata, karena biasanya orang sipit hanya memiliki satu lipatan mata.

avataravatar
Next chapter