21 Masalah Yang Berbeda

Liu Yu merasa malas bangun, perasaannya tak enak sejak bangun tadi. Dia mengingat hari kemarin untuk mencari-cari mood yang hilang. Tangannya berusaha meraih alarm yang berbunyi baru saja.

"Aku malas sekali hari ini," gumamnya sambil mematikan alarm.

Liu Yu masih bermalas-malasan sedari tadi padahal ibunya sudah memanggilnya berkali-kali.

"Liu Yu, bangun. Ini sudah siang, kau bisa terlambat ke kantor," ucapan ibunya sudah diulang-ulang dari tadi, tapi Liu Yu tetap tak beranjak dari tempat tidur.

*krieettt*

Pintu kamarnya terbuka pelan. Ibunya masuk ke kamarnya.

"Bangun, Liu Yu," ucap ibunya, Liu Yu duduk sedikit malas.

"Ibu, aku malas sekali hari ini, perasaanku tidak enak sejak tadi," ucapnya pelan.

"Ada apa? Ceritakan pada ibu," ucap ibunya mengerti perasaan Liu Yu.

"Entahlah bu, rasanya tak enak saja. Sudah ya bu, aku mau mandi," ucap Liu Yu berlalu ke kamar mandi.

Sedangkan ibunya turun, untuk menyiapkan sarapan.

Selesai mandi Liu Yu memperhatikan penampilannya di depan cermin. Ia memakai dres lengan pendek selutut berwarna abu-abu dengan belt hitam kecil di pinggangnya.

Liu Yu turun ke ruang makan, ia memakan dengan lahap makanannya sebelum berpamitan pergi ke kantor pada ibunya.

Ia berjalan santai ke halte bus, tapi perasaannya was-was seperti ada orang yang mengikutinya. Setiap ia menoleh ke belakang, ia tak melihat ada orang yang mengikutinya. Tapi saat ia berjalan, perasaan itu muncul lagi, ia bergegas naik bus yang datang.

Sebelum sampai di pintu bus, tangan besar membekap mulutnya dan Liu Yu pingsan.

---

Daijun yang sudah di kantor sejak pagi, belum melihat Liu Yu, ia berpikir jangan-jangan Liu Yu terlambat bangun.

Dari tadi handphonenya juga tidak bisa dihubungi, Daijun yang heran memencet nomor ibu Liu Yu dan menelfonnya.

"Halo," suara perempuan terdengar di handphonenya.

"Halo, ibu. Apakah Liu Yu masih di rumah?" tanyanya pelan.

"Liu Yu, baru saja berangkat," jawab ibu Liu Yu.

"Baiklah, bu. Terima kasih," ucapnya sebelum menutup telfon.

"Sebenarnya kau kemana Liu Yu?" gumam Daijun sambil mengerutkan dahi.

Ia menelfon Johan, menanyakan mungkin ia bertemu Liu Yu pagi ini.

"Ada apa, Daijun?" tanya Johan di ujung telfon.

"Apa kau melihat Liu Yu pagi ini?" tanya Daijun yang penasaran.

"Tidak, aku belum melihatnya sama sekali," ucap Johan.

"Jika kau bertemu dengannya suruh telfon aku," pinta Daijun pada Johan.

"Baiklah," kemudian terdengar bunyi telfon di tutup.

Daijun semakin panik, Liu Yu tak mungkin menemui Yoongi, karena tadi dia sudah mengantar Yoongi ke sekolah. Kemana perginya Liu Yu menjadi teka teki untuk Daijun.

*tiriring tiriring*

Daijun yang mondar mandir menyambar handphonenya yang berbunyi secepat kilat, saat ia melihat di layar handphonenya tertulis nama Liu Yu.

"Liu Yu, kau kemana saja? Kenapa handphonemu tidak aktif?" tanyanya nyerocos.

"Daijun, kau menginginkan calon tunanganmu kembali kan?" tanya wanita di ujung telfon. Suara ini, Daijun mengenali suaranya. Ya, dia Xiao Lee, perempuan yang gagal dijodohkan dengannya.

"Jangan sentuh dia, seujung kuku pun," ucap Daijun mengancam.

"Aku tak akan menyakitinya, jika kamu mau menikah denganku," jawab Xiao Lee.

"Jangan, Daijun," teriak Liu Yu dari balik telfon.

Daijun yang mendengar suara Liu Yu di ujung telfon, semakin yakin jika Xiao Lee yang menculik Liu Yu. Xiao Lee sudah bertindak gila dengan menculik Liu Yu.

"Kau dimana? Aku akan kesana," ucap Daijun pada Xiao Lee.

"Aku akan mengirimkan alamatnya," ucap Xiao Lee dan terdengar suara pintu di tutup.

*drrtt drrtt*

Tertulis sebuah alamat di pesan masuk Daijun. Ia segera bergegas kesana.

Yoongi yang muncul di depan ruangan Direktur mengejutkannya.

"Kakak mau kemana? Dimana kak Liu Yu?" tanyanya.

"Ikut aku, kita harus ke suatu tempat," ucapan Daijun barusan membuat Yoongi mengikutinya. Ia sadar tatapan kakaknya sangat cemas dan khawatir.

Mereka masuk mobil dan melesat di jalanan menuju tempat yang di kirimkan Xiao Lee.

Daijun meminta Yoongi menelfon Johan, agar dia datang kesana bersama polisi.

Yoongi mengangguk dan melakukan perintahnya.

---

"Berhentilah, nona Xiao Lee. Aku tahu kau aktris, tindakanmu ini hanya akan membuatmu dipandang buruk oleh penggemarmu," ucap Liu Yu pada Xiao Lee.

*plak*

Tamparan keras mendarat di pipi kiri Liu Yu, ia terdiam menahan isakan tangis dan sakit. Di sudut bibirnya mengeluarkan darah dan pipinya merah bekas tamparan

"DIAM," ucap Xiao Lee berteriak di depan muka Liu Yu.

"Demi apa, Daijun sampai meninggalkanku yang sempurna ini demi wanita rendahan sepertimu," ucap Xiao Lee melanjutkan, ia menjambak rambut Liu Yu kasar dari belakang agar mendongak padanya.

"a, a, sakit, lepaskan," pinta Liu Yu sedikit mengeluarkan air mata kesakitan. Tangannya yang diikat di belakang kursi tak bisa membuatnya leluasa bergerak.

"Lihat aku, wanita rendahan," ucap Xiao Lee memaksa Liu Yu melihatnya. Liu Yu berusaha menghindarkan pandangan matanya dari Xiao Lee. Tapi tindakannya itu justru membuat Xiao Lee semakin menjadi-jadi.

*plak* *plak* *plak*

Xiao Lee menghajar Liu Yu dengan berkali-kali tamparan. Liu Yu cuma bisa menahan tangisnya dan menunggu keajaiban datang.

*brak*

Suara pintu di tendang dan dibuka paksa dengan keras, membuat Xiao Lee mengalihkan pandangannya ke pintu.

Daijun memang membawa polisi bersamanya, mereka sudah membekuk anak buah Xiao Lee yang berjaga di depan gedung. Tapi sebelum membekuk Xiao Lee dia meminta polisi mematikan sirine dan tak mengikutinya naik ke tempat dimana Liu Yu disekap sebelum ada aba-aba darinya melalui telfon yang tersambung ke handphone Johan. Hanya Yoongi yang boleh mengikutinya.

Xiao Lee menyambut kedatangan Daijun dengan ramah.

"Daijun, kau sudah datang," ucapnya tersenyum sambil menghampiri Daijun dan memeluknya.

Daijun yang melihat wajah Liu Yu penuh luka dan pingsan pun naik pitam. Dia geram dengan tindakan Xiao Lee yang begitu kekanak-kanakan. Daijun mendorong Xiao Lee mundur.

"Lepaskan dia," pinta Daijun.

"Tidak akan," jawab Xiao Lee tak mau.

"Sekarang tentukan pilihanmu, kau memilihku atau wanita rendahan itu? Jika kau memilih dan mau menikahiku, aku akan melepaskannya. Jika kau memilihnya, aku tak akan melepaskannya dan menghajarnya sampai mampus di depanmu," pungkas Xiao Lee memaksa Daijun memilih di antara mereka.

Liu Yu yang sadar meminta Daijun menolak dengan menggelengkan kepalanya tanpa bersuara sedikitpun.

"Baik, akan ku turuti maumu. Sekarang lepaskan dia," pinta Daijun berusaha meyakinkan Xiao Lee. Xiao Lee tersenyum puas pada pilihan Daijun.

Saat Xiao Lee menuruti kemauan Daijun, situasi lengah Daijun meminta Yoongi masuk ke dalam. Yoongi yang memegang balok kayu mengayunkan ke tengkuk Xiao Lee, dan Xiao Lee langsung terjatuh.

Daijun berusaha melepas ikatan Liu Yu dan merangkulnya berusaha keluar.

Yoongi membantu Liu Yu dengan membopongnya. Tiba-tiba Xiao Lee bangun dan mengayunkan balok kayu yang digunakan Yoongi memukulnya untuk berusaha memukul Liu Yu.

Tapi Daijun menghalanginya. Balok kayu itu mengenai kepala Daijun hingga berdarah dan Daijun terjatuh ke lantai.

"Daijun....." teriak Liu Yu sangat keras, ia melepas bopongan Yoongi dan menghampiri Daijun. Xiao Lee terduduk lemas melihat apa yang terjadi di depannya. Ia menyakiti Daijun.

Polisi dan Johan datang saat mendengar Liu Yu berteriak. Johan dan Yoongi membawa Daijun ke rumah sakit. Sedangkan Xiao Lee ditangkap polisi.

avataravatar
Next chapter