10 Kita bertemu lagi

Yoongi, masih penasaran dengan sosok perempun itu, ia terus memandangi foto punggung perempuan di layar handphonenya sebelum kantuk melanda dan akhirnya tertidur lelap.

Mungkin mimpi-mimpi indah sedang saling mengisi harapan-harapan Yoongi, yang sangat ingin memiliki kakak perempuan.

---

Hari ini, hari akhir pekan, Liu Yu sudah bangun sejak petang. Ia membantu ibunya bersih-bersih rumah dan restoran kecil mereka. Saat akhir pekan ibunya selalu buka dari siang, karena banyak pelanggan yang datang saat akhir pekan.

"Ibu, aku bersihkan yang di sebelah sini ya," pungkasnya pada ibunya.

"Baiklah, ibu akan memilah-milah bahan makanan untuk nanti," jawab ibunya yang sedang memilah dan mencuci bahan makanan yang akan dijual nanti.

Liu Yu yang sudah selesai bebersih dan membereskan restoran, izin pada ibunya untuk merapikan berkas-berkas pekerjaannya.

"Ibu, aku naik dulu, mau membereskan kamarku," ucap Liu Yu sambil menuju ke kamarnya.

"Iya, Liu Yu," jawab ibunya singkat.

Di kamar Liu Yu mulai membersihkan tempat tidurnya. Menyapu, mengepel, membersihkan debu-debu yang menempel pada barang-barangnya. Kemudian ia menata ulang berkas-berkas pekerjaannya dengan rapi di meja, dan sebagian ia masukkan ke dalam tas kerjanya.

Liu Yu terduduk di ujung tempat tidurnya memandangi foto keluarganya yang berdiri membelakangi Namsan Tower. Entah kenapa hari ini ia sangat ingin kesana, mengenang masa-masa itu.

Selesai bernostalgia, Liu Yu bergegas mandi dan menyiapkan diri. Ia memakai kaus pendek biru dengan jeans biru tua, tak lupa dengan cardigan coklat sepaha. Karena rambutnya masih basah Liu Yu menggerai rambut coklatnya dan menyematkan jepit ber-ornamen pita di dekat telinga agar poninya tidak masuk mata.

Ia turun ke bawah bersiap mengenakan sepatu kets putihnya.

"Ibu, aku pergi dulu ya, nanti aku akan membantumu," pamitnya pada sang ibu.

"Hati-hati, Liu Yu," jawab ibunya sambil melambaikan tangan, "Dasar anak itu, selalu bersemangat," lanjutnya.

Liu Yu sangat senang, dia bersenandung kecil sambil menunggu bus datang di Halte. Karena akhir pekan bus sedikit lengang dari biasanya, ia langsung masuk begitu bus tiba di depannya.

Liu Yu memilih kursi tunggal di sebelah jendela, hanya beberapa muda-mudi yang sedang naik bus, mungkin mereka akan pergi berkencan karena duduk berdempetan terus.

"Aih anak muda sekarang," gumamnya sambil tersenyum.

Dia memasang headset dan menikmati lagu yang mengalun di telinganya. Lagu yang santai dan manis, membuat perasaannya makin bergairah. Ia melihat ke luar jendela banyak orang sedang berjalan-jalan bersama keluarga, teman, pacar, bahkan ada yang berjalan sendirian.

Selang berapa lama Liu Yu sudah tiba di halte dekat Namsan Tower, dia turun dengan hati-hati setelah mengecek tidak ada yang tertinggal.

"Akhirnya sampai juga disini," ucapnya lirih, ia memandang sekeliling. Cukup ramai saat akhir pekan.

Liu Yu mencoba berkeliling-keliling sebentar dan mencari jajanan untuk dimakan dan beberapa souvenir untuk dibawa pulang nanti.

"Aku suka disini, rasanya aku bisa mengenang saat ayah belum meninggal," gumamnya.

Sekelebat dia melihat seorang anak laki-laki, sepertinya dia pernah bertemu dan mengenal anak itu. Liu Yu mencoba melangkah mendekati anak laki-laki itu dan melihat dari dekat siapa anak laki-laki itu.

Pandangan Liu Yu terganggu oleh orang yang lewat, dan sekejap anak laki-laki tadi menghilang dari pandangannya.

"Ah yah, hilang," sesalnya. Liu Yu berjalan di pinggiran mencari tempat duduk, sebelum akhirnya ada seseorang yang mengenalinya dan menghampiri dirinya.

"Kau," ucap Liu Yu, sedikit terkejut.

---

Pagi-pagi Yoongi sudah bangun, padahal akhir pekan biasanya dia selalu molor dan bangun siang.

Entah hari ini tiba-tiba dia bangun pagi, setelah mencuci muka dia berolah raga kecil di belakang rumah. Ayah dan Ibunya kebingungan akan sikap Yoongi yang sedikit aneh hari ini.

"Ya, putra kedua, tumben kau sudah bangun," tanya ayahnya.

"Hatiku sedang senang, ayah. Jadi aku bisa bangun pagi," jawab Yoongi yang sambil merenggangkan otot-ototnya

"Jangan-jangan, kau dapat pacar baru," goda ibunya, "Makanya kau bisa bangun pagi," lanjut ibunya.

Ayah dan ibunya tertawa, termasuk Chaerin adik perempuannya yang sedang mengupas apel untuk ayahnya.

"Hah tidak, tidak, bukan seperti itu, ibu," jawabnya sebal.

"Kak Yoongi, kau kan playboy, hahahah," goda Chaerin.

Yoongi memandang adik perempuannya, dan berusaha melempar handuknya, "Ya, Chaerin Hwang," ucapnya.

Chaerin yang melihat kakaknya naik darah, langsung berlari ke belakang ayahnya, "Ayah, kak Yoongi seperti hulk saat mengamuk," katanya pada sang ayah.

Yoongi semakin sebal dengan perkataan Chaerin, berusaha menggelitiki Chaerin yang bersembunyi di belakang ayahnya.

Semua orang jadi tertawa akan tingkah kakak beradik itu, yang selalu saja bertengkar tiap bersama-sama. Tapi masing-masing bisa saling akur dengan kakak pertamanya Daijun Hwang.

Setelah berolah raga dan mandi, Yoongi bersiap memakai kaos pendek putih, celana jeans biru, memakai jaket abu-abu dan topi putih. Ia mengambil ponsel dan dompetnya, dan ia berjalan turun ke ruang makan untuk sarapan.

"Kakak, kau mau kemana?" tanya Chaerin.

"Kau ingin tahu sekali," jawabnya pada Chaerin.

Ibunya menyahut, "Kau sangat aneh hari ini, sayang. Tiba-tiba bangun pagi, tiba-tiba olahraga, tiba-tiba berpakaian rapi, sebenarnya kau mau kemana?"

"Mungkin menemui seseorang," goda ayahnya.

Yoongi hanya terdiam, pipinya sedikit merona merah. Entah kenapa dia merasa senang saja hari ini.

Setelah semua selesai makan, Yoongi mengganti sandal rumahnya dengan sepatu putihnya.

"Ayah, Ibu, aku berangkat dulu," pamitnya.

"Ya, ya, hati-hati," jawab orang tuanya. "Jangan lupa kenalkan pada kami jika kau bertemu dengannya," sahut ibunya.

Yoongi tak menghiraukan ucapan ibunya barusan. Ia terus berjalan dan sedikit bernyanyi-nyanyi kecil, entah ada tempat yang hari ini sangat ingin dia kunjungi. Dia sedikit berlari saat melihat bus yang jurusannya ke tempat yang ingin dia kunjungi.

Dia melompat kecil masuk ke dalam bus, dan duduk di kursi paling belakang.

Sambil memandangi ponselnya ia memasang headset di kedua telinga, terdengar lagu rock and roll mengalun di telinganya.

Tak berapa lama, bus yang ia tumpangi sampai di sebuah tempat. Namsan Tower, ia berjalan-jalan sendirian mengelilingi sekitar, membeli jajanan dan berjalan seperti di jembatan yang banyak gembok menggantung.

Ia senang sekali, entah kenapa langkah kakinya membawanya kesini, padahal ia tak ada kepikiran ke Namsan Tower sejak pagi.

Setelah puas berkeliling, dan menikmati jajanan yang ia beli. Yoongi mencari tempat duduk.

Dia melihat seorang perempuan yang mirip dengan kakak cantik yang dia temui di bus beberapa hari lalu, Yoongi berdiri di dekatnya dan sedikit membungkukkan badan melihat perempuan itu.

Yoongi menampakkan senyum di depannya, matanya yang sipit tenggelam dalam senyumnya.

"Kau," ucap Liu Yu terkejut.

"Ya, ini aku kak, Yoongi Hwang," ucapnya.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Liu Yu.

"Entahlah kakiku yang membawaku kemari, mungkin karena ada kakak disini," jawabnya tenang.

"Kakak tak mengizinkanku untuk duduk? Aku capek berdiri begini," tanyanya pada Liu Yu.

"Duduklah, duduk sini," Liu Yu mempersilakan Yoongi untuk duduk di sebelahnya.

"Tapi, tunggu dulu, kau menanggilku kakak?" tanya Liu Yu pada Yoongi.

Yoongi menganggukkan kepalanya, "Ya, karena kakak pasti lebih tua daripada aku, saat kita bertemu kakak memakai baju kerja," jawabnya santai.

Liu Yu sedikit kesal saat dibilang tua, bagaimana pun wajahnya masih imut, banyak orang yang bilang wajahnya baby face, alias mirip muka bayi.

"Dasar kau," Liu Yu memukul lengan Yoongi pelan dan tertawa.

"Tapi, boleh kan aku memanggil nona seperti itu?" tanya Yoongi sedikit memelas.

"Haih, baiklah, baiklah, aku akan punya panggilan untukmu juga," jawab Liu Yu.

"Apa, apa?" semangat Yoongi mendengar Liu Yu berkata seperti itu.

"Little Bun, karena kau mirip seperti kelinci," ucap Liu Yu sambil tersenyum.

"Wah, baiklah kakak cantik," mukanya sangat bahagia mendengar panggilan dari Liu Yu. "Kakak bisakah kau memberikan nomormu padaku? Lain kali aku ingin mentraktirmu karena kau memberiku panggilan ini," tanya Yoongi sambil menyodorkan Handphonenya pada Liu Yu.

"Baiklah," Liu Yu mengambil handphone Yoongi dan mengetik nomornya. "Ini, sudah," ucapnya.

"Aku akan memberi nama di kontakku, 'Kakak milik Little Bun'," ucapnya.

Liu Yu yang mendengar tertawa, akan tingkah manis Yoongi. Liu Yu melihat ponselnya ada telfon masuk, ternyata itu nomor Yoongi. Ia memandangi Yoongi yang mencoba missedcall handphonenya.

"Aku akan menyimpannya dengan nama 'Yoongi Little Bun," ucap Liu Yu. Mereka terus bergurau dan tertawa satu sama lain, seperti kakak dan adik yang bertemu setelah sekian lama.

Karena cuaca menjadi mendung, mereka berdua segera menuju halte dan menunggu bus datang.

"Kakak, lain kali kita harus bertemu lagi," ucap Yoongi memandang Liu Yu.

"Ya, tentu saja, little bun," jawabnya.

Mereka melihat bus datang, segera memasuki bus dan duduk bersebelahan, mereka tetap bercanda bersama selama di dalam bus.

Saat tiba di halte dekat rumah Yoongi, Yoongi berpamitan dan turun. Setelah di luar bus Yoongi melambaikan tangan pada Liu Yu. Dan Liu Yu membalas lambaian tangan itu.

"Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Liu Yu lirih.

Hatinya senang bertemu dengan Yoongi, karena Yoongi anak yang lucu dan baik. Ia ingin memiliki adik seperti Yoongi, sepertinya dia bisa menjadi temannya bercanda di rumah selain dengan ibunya.

Liu Yu melanjutkan perjalanan menuju rumah.

avataravatar
Next chapter