8 Kau akan bekerja denganku

Liu Yu sekali lagi memperhatikan penampilannya di depan cermin. Penampilannya manis dengan kemeja biru muda ditambah scarf menempel kerah pada baju dan rok span putih selutut. Rambutnya diikat kebelakang ditambah aksesoris bunga kecil di atasnya. Dia terlihat seperti putri dari negeri dongeng.

"Liu Yu, turun mari kita sarapan," teriak ibunya dari lantai bawah.

"Iya, bu, aku turun sekarang," jawabnya sambil merapikan tas kerjanya dan bergegas turun untuk sarapan. Baru sampai tangga harum khas masakan ibunya begitu menggoda membuatnya cepat-cepat turun ke meja makan.

"Ibu, sedap sekali," ucap Liu Yu pada ibunya.

"Mari duduk, kita sarapan," ajak ibunya.

Liu Yu makan sangat lahap dan menyelesaikan makannya. "Ibu, aku sudah selesai, aku berangkat dulu," ucapnya sambil mencium pipi ibunya.

Ia harus bergegas pergi ke kantor, hari ini hari pertamanya akan bekerja. Ia bergumam senang menunggu bus tiba, dan bus tepat berhenti di depannya. Ia masuk dan memasang headset di telinga.

---

Daijun sedang bersiap berangkat setelah sarapan, dia mengantar Yoongi berangkat ke sekolah, sedangkan Chaerin diantar ayahnya karena sekolah mereka berbeda jalur.

"Sampai jumpa, aku pergi dulu," ucap Daijun pada Yoongi.

"Hati-hati, kak," jawabnya.

Daijun melajukan mobilnya, melesat menuju kantor menembus lalu lalang lalu lintas Seoul yang lumayan senggang pagi ini.

Daijun berhenti di pelataran parkiran mobil di depan kantornya, dia melihat arloji di tangan kirinya yang menunjukkan pukul 07.55, "Masih jam segini ternyata, apa aku terlalu semangat hingga datang sepagi ini," ucapnya santai dengan riang.

Tapi Daijun salah, Liu Yu sudah lebih dulu menunggu di dalam kantor bersama beberapa pegawai baru.

"Selamat pagi Direktur," Daijun memasuki kantor dengan sapaan para pegawainya.

"Selamat pagi," dia menjawab dengan tersenyum dan berlalu menuju ruang pengumuman divisi pegawai baru.

"Tuan Direktur sudah tiba," ucap Jeongli Park pada seluruh pegawai baru. Seperti mendapat komando, semua pegawai baru berdiri dan memberi salam dengan membungkukkan badan.

"Terima kasih, sudah datang," ucap Daijun, ia mempersilakan Hana Lee membacakan pembagian divisi pada pegawai baru.

Liu Yu harap-harap cemas, namanya belum dipanggil padahal telfon kemarin benar menyatakan dia diterima bekerja disini.

"Liu Yu, anda bekerja sebagai sekretaris pribadi Direktur Daijun Hwang," ucap Hana Lee.

"Semua sudah mengetahui tugas masing-masing, silahkan mengikuti kepala divisi dan mulai bekerja, mohon bantuannya," Daijun mempersilakan mereka mulai bekerja di divisi masing-masing, sedang Liu Yu mengekor Daijun untuk mengetahui ruang kerjanya.

Tepat sasaran pikiran Liu Yu, ruang kerjanya tepat di depan ruang Direktur.

"Di sini tempat kerjamu, kau akan bekerja bersamaku, jadi setiap panggilan kau harus segera datang," ucap Daijun pada Liu Yu.

"Baik, terima kasih, pak Direktur," jawab Liu Yu.

Liu Yu sedikit canggung dengan posisinya saat ini. Tapi mungkin ini cocok untuknya dan juga mungkin ia bisa mengingatkan Daijun tentang dirinya.

Liu Yu duduk di kursinya dan mulai mengerjakan tugasnya sesuai arahan Daijun, dan ia dapat bertanya pada Daijun jika kesulitan.

---

"Akhirnya, aku bisa lebih dekat denganmu, karena kau bekerja bersamaku," gumam Daijun dari balik meja kerja, memandangi Liu Yu dari balik kaca pembatas ruangannya dan meja kerja Liu Yu.

Saat Liu Yu menoleh menatap dibalik kaca, Daijun langsung membuat kaca tidak dapat dilihat dari luar dengan remotenya.

"Aku bisa kerja dengan santai sekarang," ucap Liu Yu di mejanya.

Liu Yu tekun mengetik apa yang sudah diarahkan Daijun, dia sangat teliti pada setiap ketikan. Ia tak ingin dipecat secara konyol karena melakukan kesalahan saat hari pertama kerja.

*tililit.. tililit..*

Telfon di meja Liu Yu berbunyi, dia segera mengangkatnya.

"Selamat siang, dengan sekretaris Yu disini," jawabnya tenang.

Dari balik telfon terdengar suara Daijun memintanya ke ruangan Direktur dengan membawa jadwalnya.

Liu Yu merapikan mejanya. Kemudian dia mengambil buku jadwal Daijun dan mengantarkan ke ruangan Direktur.

"Sekretaris Yu, apakah aku ada jadwal hari ini?" tanyanya pada Liu Yu. "Bisakah kau bacakan?" lanjutnya. Daijun menatap Liu Yu yang akan membacakan jadwalnya hari ini

"Ya, pak Direktur. Siang ini saat makan siang, anda ada pertemuan dengan komisaris Lu Departement di Restoran dekat kantor. Setelah itu pukul 4 sore, anda ada pertemuan dengan pak Kwangso Jang, untuk membahas pembukaan Pusat Seni Gangnam," Liu Yu membacakan dengan jelas dan gamblang, lalu tersenyum.

"Ah, ini sudah setengah 12," Daijun melirik arlojinya dan bergegas keluar. Dia menoleh pada Liu Yu dan bertanya, "Sedang apa kau berdiam disitu?"

"Hmm, saya?" Liu Yu mengangkat kedua alisnya kebingungan.

"Kau harus ikut denganku, karena kau sekretarisku, sekretaris Yu," ucap Daijun sambil mengernyitkan dahi.

"Ah ya saya mengerti, pak Direktur," Liu Yu langsung mengikuti Daijun, menuju mobil dinas di parkiran bawah tanah.

Sungho Jang, pegawai sekaligus supir kantor sudah bersiap membuka pintu saat Daijun dan Liu Yu berjalan ke arah mobil kantor.

"Terima kasih, pak Jang," ucap Liu Yu dan masuk ke mobil.

Daijun duduk di belakang, sedangkan Liu Yu duduk di sebelah pak Jang, mereka melesat menuju tempat pertemuan dengan komisaris Lu Departement.

*ckit*

Mobil mereka berhenti di depan restoran, tempat pertemuan. Daijun dan Liu Yu turun dari mobil dan segera masuk ke dalam restoran.

"Pak Direktur Daijun Hwang, terima kasih sudah datang," komisaris Lu Departement menyambut mereka hangat. Tapi tatapannya pada Liu Yu, membuat Liu Yu tidak nyaman.

"Wah, aku juga mau punya sekretaris pribadi yang cantik seperti sekretaris anda," ucapnya to the point.

Daijun yang sadar langsung menatap komisaris dengan tatapan tajam, membuat komisaris langsung bungkam.

"Baik, apa yang ingin anda bicarakan? Jika tak ada kami akan segera pergi," ucapan Daijun cukup menohok. Komisaris itu paham bahwa bekerja sama dengan Hwang Departement sangat susah karena Direkturnya yang muda dan gahar itu.

Akhirnya mereka membicarakan kontrak kerja sama, Liu Yu mencatat dengan detail segala hasil kesepakatan dalam pertemuan itu. Mereka pergi setelah mengucap salam pada komisaris Lu Departement.

Memang mereka sudah makan saat bertemu komisaris Lu Departement, tapi perut Liu Yu masih terasa lapar karena dia makan sedikit, karena tak nyaman dengan tatapan komisaris itu. Daijun yang menyadari hal itu, meminta pak Jang berhenti di restoran langganannya.

"Kita berhenti di restoran xxx, pak Jang," ucapnya.

"Baik, pak Direktur," jawab pak Jang singkat.

Liu Yu terkejut bagaimana bisa Daijun tahu ia masih lapar. Dia hanya sedikit menunduk dan turun saat mobil berhenti di tempat parkir restoran, dan Pak Jang membukakan pintunya. Pak Jang menunggu di luar karena dia sudah kenyang.

Daijun dan Liu Yu melangkah masuk ke restoran dan duduk di salah satu meja. "Pesanlah sesuatu yang kau inginkan, sekretaris Yu," pintanya pada Liu Yu.

Liu Yu sedikit bingung, saat ia membuka menu harga makanan cukup mahal, uangnya tak akan cukup. Sekali lagi Daijun tahu hal itu.

"Tenanglah, aku tak akan memintamu membayar itu semua, aku tak sejahat itu," ujar Daijun meyakinkan Liu Yu.

"Ah.. tapi ini terlalu mahal pak Direktur," ucapnya, "Aku akan menggantinya dengan uang gajiku nanti," lanjut Liu Yu.

"Tak perlu, anggap saja ini perayaan karena kau jadi sekretarisku," jawab Daijun mantap.

Liu Yu kegirangan dan memesan makanannya, mereka berdua makan dengan lahap. Sesekali Daijun memandang Liu Yu yang terlihat manis saat makan.

Setelah itu mereka kembali ke kantor.

Sebelum Daijun masuk ke ruangannya, Liu Yu mengingatkannya lagi, nanti sore dia masih ada janji dengan pak Kwanso Jang, untuk melihat progress Pusat Seni Gangnam.

Daijun hanya mengangguk dan masuk ke ruangannya dengan tersenyum.

---

Liu Yu duduk di kursinya dan menelfon ibunya.

"Halo, bu," sapanya di telfon.

"..."

"Aku akan pulang terlambat karena masih ada pertemuan, nanti aku ceritakan soal pekerjaanku, dahh," ucapnya di telfon dan menutup sambungan telfon di handphonenya.

Sedangkan Liu Yu menelfon ibunya, Daijun memandanginya dari balik kaca seperti tadi siang.

Daijun memencet nomor telfon dan berbicara.

"Pak Jang, nanti tidak usah mengantar saya, biar saya bawa mobil sendiri sekaligus pulang," ucapnya.

"Baik, pak," jawab pak Jang di ujung sambungan telfon.

Daijun segera menyelesaikan pekerjaan yang ada di mejanya sebelum pukul setengah empat.

avataravatar
Next chapter