3 Kamu Lagi

Liu Yu berjalan lesu menuju rumahnya membawa bunga buket bunga lily kesukaannya.

"Ah aku lelah, tapi kamu semangatku, lily," ucapnya sambil duduk di depan restoran kecil milik ibunya. Dia mengikat rambutnya ke atas memperlihatkan lehernya yang indah.

"Liu Yu, kau sudah pulang, kenapa tidak langsung masuk? Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu." Ibu Liu Yu mengajaknya masuk ke rumah.

"Ibu selalu tahu apa yang aku butuhkan," rajuknya pada ibunya.

"Kau selalu seperti biasanya, Yu kecil, makan yang banyak agar kau kuat," bujuk ibunya pada Liu Yu.

"Baiklah, ibu Ong sayang," godanya pada sang ibu, ibunya hanya membalas dengan tawa kecil.

---

Di luar Daijun Hwang keluar dari mobilnya, dan bersiap memasuki restoran itu. Sambil memainkan smartphonenya, dia berjalan gontai dan sudah di ambang pintu restoran.

Ibu Liu Yubergegas menghampirinya dan menawarkan menu, "Silahkan, Tuan. Anda ingin memesan apa?"

"Ah.. saya pesan soju dulu," jawabnya santai. Ibu Liu Yu segera menyiapkan pesanan lelaki muda itu. Setelah pesanan disajikan, Daijun menengguk sedikit soju di depannya dan mengedarkan pandangan.

Dia kembali melihat botol di depannya, tiba-tiba menoleh karena melihat pemandangan tak asing.

"Gadis itu," gumamnya sambil memandang Liu Yu yang lahap makan ditemani ibunya.

"Kali ini aku harus tahu namanya, gadis yang sudah membuatku penasaran," Daijun kembali bergumam. Seseorang menepuk pundak Daijun membuatnya kaget dan refleks menoleh, "hah.. ternyata kau Johan."

"Kau pikir aku hantu? Kau menatap gadis di sana kan?" Daijun yang sedang minum tersedak, pertanyaan temannya selalu tepat sasaran.

"Pesankan aku ayam seperti biasa, Jun," pintanya pada Daijun.

Daijun yang pasrah memanggil ibu Liu Yu untuk memesan, "saya pesan ini seperti biasanya, Nyonya." Ia sering mampir kesana bersama Johan, hanya saja ia tak pernah melihat gadis itu sebelumnya.

Daijun memberanikan diri bertanya, "Nyonya Ong, siapa gadis yang sedang makan di sana?"

Ibu Liu Yu menoleh siapa yang ditunjuk dan menjawab "Ah itu putri saya, Tuan. Dia baru datang dari Beijing."

Daijun terdiam dan pergi membawa pesanannya ke meja tanpa bertanya lagi, setelah duduk dia terngiang akan kota yang disebut tadi. Ada sesuatu yang diingat Daijun dari tempat itu.

"Hei, Jun. Kau kesini karena aku ingin mengajakmu bicara, kenapa kau malah diam dan mikir saja dari tadi. Dasar pekerja keras. Ha ha ha," Johan terkekeh menatap Daijun yang sedang berpikir keras, menoleh mendengar ucapannya. Daijun tak menghiraukan pertanyaan Johan, hanya Beijing dan apa yang pernah terjadi di sana yang dia pikirkan.

avataravatar
Next chapter