26 Hari Peresmian

"Hari ini cerah sekali, aku harus bergegas," gumam Liu Yu yang baru bangun, dari balik jendela kamarnya.

Liu Yu segera mematikan alarmnya yang berbunyi dan bergegas mandi. Setelah mandi, dia memilih-milih baju yang akan digunakan untuk menghadiri peresmian pusat seni Gangnam nanti siang. Karena ada peresmian, para pegawai disibukkan dengan penataan tempat peresmian. Dan mereka diizinkan memakai baju yang sesuai dengan tema pembukaan pusat seni Gangnam.

Liu Yu bolak balik mengganti bajunya. Akhirnya dia menemukan dress yang cocok sesuai style dan kharismanya yang anggun.

"Ah sepertinya ini cocok denganku," gumamnya sambil berputar-putar di depan kaca.

Liu Yu memilih dress dengan potongan lengan pendek dan bahu terbuka berwarna peach dengan panjang selutut. Setelah mengeringkan rambutnya dan memakai dress itu. Liu Yu berdandan beda dari biasanya, meskipun make upnya tipis, dapat memancarkan aura gadis yang anggun, cantik, bertalenta dan berkharisma. Kemudian Liu Yu menata rambutnya yang digerai dengan membuat kepangan dari kanan dan kiri rambut di atas kedua telinganya ke belakang. Lalu dia menyematkan jepit rambut dengan ornamen bunga lily dan beberapa mutiara ke rambutnya di belakang, untuk membuat rambutnya tak berantakan.

"Wah, cantik sekali putri ibu," ucap ibunya yang masuk ke kamarnya dan melihat putrinya sedang berdandan sebelum pergi. Liu Yu refleks menoleh dan tersenyum.

"Ibu, bisa saja. Aku cantik karena ibu memang cantik," ucap Liu Yu pada ibunya yang masih memandanginya dengan tatapan kagum.

"Bagaimana penampilanku, bu? Apa ada yang kurang?" tanya Liu Yu sambil berdiri dan memutar badannya beberapa kali di depan ibunya.

"So perfecto," ucapan ibunya membuat Liu Yu tertawa.

"Ah, ibu, itu kata-kataku, hahaha," Liu Yu menjawanb dengan tertawa tentang ucapan ibunya barusan.

"Ah, sudah-sudah. Mari, kita sarapan dulu, kau pasti lapar," ucap ibunya mengajak Liu Yu sarapan.

"Tentu bu," Liu Yu mengambil tas kecil untuk memasukkan handphone dan dompetnya. Kemudian ia turun mengikuti ibunya dari belakang.

Mereka berdua makan dengan lahapnya. Selesai makan ibunya meminta Liu Yu menunggu sebentar.

"Liu Yu, tunggu sebentar, ibu punya sesuatu untukmu," ucap ibunya.

"Baik, ibu," jawab Liu Yu. Setelah ibunya keluar dari kamarnya. Ibunya membawa kotak sedang dan memberikannya pada Liu Yu.

"Ini, pakailah," ucap ibunya. Liu Yu yang menerimanya membuka isi kotak itu. Matanya terbelalak melihat isi kotak, ternyata sepasang sepatu high heels cantik dengan warna peach dan ornamen perak di sisi kanan dan kiri dari masing-masing sepatu.

"Wah, pas. Terima kasih, ibu," Liu Yu mencoba sepatu itu dan ukurannya pas dengan kakinya. Ia berterima kasih pada ibunya dan memeluknya. Liu Yu melihat jam dan ia harus segera berangkat.

"Ibu, aku harus segera berangkat," ucap Liu Yu pada ibunya.

"Hati-hati, sayang," jawab ibunya sambil melambaikan tangan ke arah Liu Yu.

*ckitt*

Suara mobil sport berwarna navy, berhenti tiba-tiba di depan rumah Liu Yu saat Liu Yu baru keluar rumah. Seseorang membuka kaca, dan ternyata Johan.

"Ah, untunglah kau belum berangkat. Daijun memintaku mengantarmu ke tempat peresmian pusat seni Gangnam," ucap Johan dari balik pintu.

"Oh, ya? Baiklah," Liu Yu masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangannya pada ibunya.

---

Para tamu undangan dan para muda-mudi sudah ramai menunggu saat-saat peresmian dan pembukaan di depan pusat seni Gangnam. Liu Yu yang turun dari mobil, menyapa beberapa dari mereka.

"Kak, Hana Lee, dimana pak Direktur? Apa beliau belum tiba?" tanya Liu Yu saat melihat Hana Lee berdiri dengan beberapa pegawai di depan tempat peresmian.

"Belum, aku sudah menghubungi beberapa kali tapi belum diangkat. Coba kau hubungi?" ucap Hana Lee meminta Liu Yu menelfon Daijun.

Liu Yu mengangguk, seperti perkiraan Daijun tidak menjawab telfonnya sama sekali. Padahal para tamu sudah banyak yang berdatangan.

*ckitt*

Ada mobil sport putih yang berhenti di parkiran tempat peresmian. Muncul seorang laki-laki dengan kemeja putih dan jas peach, ditambah ornamen dasi dengan warna yang senada. Warna baju yang dipakai senada dengan baju yang dikenakan Liu Yu. Liu Yu terkejut bahwa laki-laki yang mengenakan baju senada dengannya adalah Daijun, sang Direktur Hwang Departement.

Semua pasang mata memandang kedatangan Daijun, yang bersinar bak bintang.

"Wah, gila, dia tampan sekali," berkali-kali ucapan ini terdengar setiap langkah kaki Daijun mendekat ke tempat peresmian.

"Mohon maaf, saya sedikit terlambat," ucapnya pada seluruh tamu yang hadir.

Liu Yu masih agak terkejut dengan penampilan Daijun yang cukup mencolok.

Banyak perempuan dari yang muda hingga yang tua bersorak ria melihat ketampanan Daijun. Suasana peresmian semakin riuh.

"Ya, karena Direktur Hwang Departement sudah hadir, mari kita mulai acara peresmian dan pembukaan pusat seni Gangnam," ucap pak Jeongli selaku pembawa acara dengan semangat menggebu-gebu.

Hana Lee meminta Liu Yu sebagai pembawa nampan berisi gunting pemotong pita, mendekat ke arah Daijun.

Liu Yu sedikit deg-degan karena baju mereka berwarna senada, dan suara jepretan kamera yang terdengar berkali-kali. Daijun tersenyum melihat Liu Yu dan mengambil gunting yang ada di nampan Liu Yu, kemudian memotong pita di depannya.

"Mari, kita bertepuk tangan, atas peresmian dan pembukaan pusat seni Gangnam," ucap pak Jeongli mengajak semua yang hadir bertepuk tangan. Suasana yang riuh, sangat antusias dengan dibukanya pusat seni itu.

Daijun menemui beberapa tamu undangan yang datang, mereka adalah para jajaran investor dan rekan bisnis dari Hwang Departement. Liu Yu mengekor di belakang Daijun, karena memang Daijun yang memintanya dan karena itu juga tugasnya sebagai sekretaris dari Direktur Hwang Departement.

Benar seperti hasil rapat beberapa waktu lalu, banyak muda mudi yang datang bersama kekasihnya, ada yang menembak pacarnya, beberapa ada yang berfoto di booth yang sudah disediakan. Banyak jajanan juga disana, sehingga mereka bisa menjelajahi tempat itu dengan mencicipi jajanan yang ada disana.

"Ah, melelahkan sekali," gumam Liu Yu yang duduk bersandar di salah satu kursi kosong. Untung saja itu sudut yang agak sepi, sehingga dia bisa beristirahat sebentar. Tangannya meraih handphone yang ada di tasnya, dan melihat beberapa pesan masuk. Baru saja ia beristirahat, Daijun sudah mencarinya dengan berbagai pesan dan beberapa missedcall. Liu Yu tak menghiraukan pesan itu, dan memilih memejamkan mata sebentar.

---

Daijun kebingungan karena Liu Yu menghilang lepas dari jangkauan pandangannya. Berkali-kali ia menelfon nomor Liu Yu tapi tidak ada jawaban, bahkan pesan yang ia kirimkan berkali-kali juga tak dibalas oleh Liu Yu.

"Sebenarnya dia kemana? Tiba-tiba saja menghilang," gumam Daijun yang masih mencari-cari Liu Yu kesana dan kemari.

Tiba-tiba dia melihat ada salah satu sudut yang sepi dan berjalan kesana.

*drap drap drap*

Terdengar suara derap langkah kaki mendekat ke tempat Liu Yu beristirahat. Dan benar sesuai dugaan Daijun, Liu Yu ada disana.

"Ah, ternyata kau disini. Aku mencarimu dari tadi," ucap Daijun setelah bertemu Liu Yu.

"Pak Direktur, mencariku?" tanya Liu Yu saat melihat Daijun duduk di sebelahnya.

Daijun gemas dengan tatapan Liu Yu yang sangat manis. Ia meraih pinggang Liu Yu dan mengecup lembut bibir Liu Yu. Liu Yu yang terkejut menutup matanya dan merasakan dekapan hangat Daijun tanpa penolakan.

"Aku mencintaimu," ucap Daijun setelah mencium Liu Yu.

"Aku juga mencintaimu," jawab Liu Yu memandang Daijun dalam.

avataravatar
Next chapter