14 Bergelut dengan tukang gosip

"Selasa pagi," gumam Liu Yu terbangun dari tidurnya sambil melihat alarmnya yang belum berbunyi. Ia mematikan alarm agar tak berbunyi nanti saat ia mandi.

Entah kenapa hatinya begitu senang pagi itu, ia bergegas turun dari ranjang dan mandi.

*tiriring* *tiriring*

Terdengar bunyi pesan masuk di layar handphone Liu Yu. Dia yang selesai mandi mengambil handphonenya dan membaca pesannya.

"Ada 2 pesan masuk?" ucapnya.

Liu Yu membuka pesan yang atas dahulu.

"Kakak, nanti jangan lupa bertemu denganku jam 7, aku akan selesaikan kelas malamku dengan cepat," tertulis pesan di layar dari Yoongi si Little Bun.

"Iya, belajarlah dengan rajin di sekolah. Sampai ketemu nanti, Little Bun," ketik Liu Yu disertai dua emot senang.

Dia memencet tombol kembali di handphonenya, kemudian membuka pesan masuk satunya.

"Pagi, sayang, aku sudah di bawah," Liu Yu yang sambil berganti baju mencermati kembali kata-kata yang tertulis dalam pesan masuk itu. Dia menengok dari jendela kamarnya, ternyata benar Daijun sudah di bawah sedang berbincang-bincang dengan ibunya.

"Aku harus cepat-cepat, agar dia tidak menunggu lama," ucap Liu Yu yang secepat kilat merapikan rambutnya dan meraih tas kerjanya kemudian turun ke bawah.

"Liu Yu, mari sarapan dulu," kata ibunya.

Daijun juga sudah duduk di meja makan bersiap sarapan dengan ibunya.

Liu Yu berjalan meraih kursi di sebelah ibunya dan Daijun. Diapit dua orang yang ia sayangi rasanya bertambah senang hatinya.

Liu Yu mengambilkan piring untuk Daijun dan menyajikannya di depan Daijun.

"Silahkan makan," ucapnya manis pada Daijun.

Daijun mengangguk mengerti, dan makan.

Liu Yu baru menyendok makanan di depannya.

"Ah pedas," gumamnya lirih. Daijun kekasihnya dulu tidak suka makanan pedas, pasti akan sakit perut meskipun makan pedas sedikit.

Ibunya memandangi Liu Yu dan Daijun yang makan dengan lahap.

"Senangnya makan ditemani anak-anak ibu," ucap ibunya mencairkan suasana yang sepi hanya ada dentingan sendok garpu beradu dengan piring masing-masing.

"Hehehe, terima kasih, ibu," jawab Daijun.

"Kami sudah selesai, bu," ucap Liu Yu pada ibunya.

"Aku bantu ibu membersihkan ini dulu ya," pinta Liu Yu pada Daijun.

"Ya, tentu saja, masih ada waktu kok," jawab Daijun yang tersenyum

Sebenarnya Daijun sudah menahan sedikit sakit perut dari tadi karena makan pedas, untuk menghormati ibu Liu Yu yang mengajaknya sarapan bersama.

"Mari kita berangkat, Daijun," ucap Liu Yu yang sudah selesai membantu ibunya.

"Ah, ya ayo," jawabnya cepat.

"Ibu kami berangkat dulu ya," ucap Daijun pada ibu Liu Yu cepat dengan nada agak berat.

"Ya, hati-hati. Tolong jaga Liu Yu," pinta ibunya pada Daijun sambil melambaikan tangan.

"Dahhhh... ibu," lambai Liu Yu.

Ibunya memandangi mereka berdua berangkat ke kantor. Pasangan yang lucu pikir ibunya.

"Seaindainya itu memang benar Daijun kekasih Liu Yu dahulu, pasti Liu Yu akan sangat senang bertunangan dengan Daijun," gumamnya setelah melihat mobil Daijun sudah tak kelihatan.

"Ah, tapi akhirnya Liu Yu akan menikah juga," tambahnya.

Ibu Liu Yu segera masuk ke rumah dan memilah-milah sayur untuk nanti jadi bahan makanan yang akan dijualnya.

---

Daijun dan Liu Yu sudah sampai di depan kantor.

Mereka turun dan berjalan ke dalam, para pasang mata yang melihat ada yang senang ada juga yang tidak. Jeongli dan Hana Lee sangat puas, seperti melihat pasangan dewa dan dewi berjalan memasuki kantor, seakan-akan mematahkan gosip yang menyatakan Daijun itu homo.

"Selamat pagi, pak Direktur," sapa mereka dan para pegawai sedikit membungkukkan badan.

"Oh, selamat pagi juga, Sekretaris Yu," mereka juga menyapa Liu Yu yang berjalan di belakang pak Direktur.

Gosip hangat menyebar seiring dengan Daijun dan Liu Yu berjalan menuju ruang kerja mereka masing-masing.

"Miss Gwen, sepertinya mereka ada hubungan khusus," ucap Sarah pada miss Gwen seniornya di devisi keuangan.

"Parah sekali, sepertinya Liu Yu mendapat pekerjaan karena jadi kekasih pak Direktur," bisik miss Gwen.

Jeongli, kepala Divisi Keuangan yang lewat, berusaha menepis bisik-bisik gosip mereka.

"Berhentilah, Sarah dan miss Gwen. Anda selalu saja bergosip dimana-mana, sudah untuk pak Direktur tidak memecat anda," ucap pak Jeongli mengingatkan. "Kalian itu tidak tahu apa-apa, berhentilah bicara sembarangan," lanjutnya.

Pandangan Sarah dan miss Gwen seperti orang yang kesal, mereka cemberut karena waktu bergosip mereka harus berhenti.

Daijun yang sakit perut bolak balik keluar masuk dari toilet. Liu Yu paham bahwa benar Daijun tak bisa makan pedas.

"Pak Direktur, jangan seperti setrikaan," goda Liu Yu.

"Setrika kepalamu, kau tak lihat aku kesakitan?" bantah Daijun.

Liu Yu terkekeh melihat tingkah Daijun. Ia masuk ke ruangan Direktur dan memberikan obat sakit perut untuk Daijun.

"Minumlah, pak Direktur. Anda harus sembuh karena ada meeting nanti siang," ucap Liu Yu memberikan obat.

Daijun hanya mengangguk sambil memegangi perutnya.

---

Lambat laun gosip seperti itu menyebar cepat hari ini hingga tendengar sampai ke telinga Liu Yu.

Liu Yu memang kesal sekali, tapi dia tak langsung menunjukkannya saat rapat semua divisi bersama Direktur di ruang meeting.

Tapi dia punya cara mematikan, untuk membungkam mulut Sarah dan miss Gwen.

Miss Gwen yang sedang membacakan laporan menjelaskan masalah keuangan karena melonjaknya pengeluaran dari divisi cetak dibantu dengan Sarah. Pak Jeongli tidak menjelaskan apa-apa sepertinya dia tahu itu tidak benar, dia memandang Liu Yu seperti memohon "tolong buat mereka tak berucap seperti itu lagi."

Liu Yu mengangguk mengerti.

Setelah divisi cetak membacakan laporannya. Terdapat data yang tidak sinkron antara divisi cetak dan keuangan.

"Miss Gwen dan Nona Sarah, anda terlalu membesarkan masalah yang tidak ada bukti datanya. Data yang kalian berikan tidak sinkron dengan data yang ada di devisi cetak. Apakah anda selalu seperti ini?" ucapan Liu Yu sangat menohok untuk mereka, mereka tak berani menjawab dan hanya menunduk seperti mengakui kesalahan mereka.

"Kenapa kalian melakukan hal ini?" tanya Direktur Lee keras, membuat suasana tegang di dalam ruang meeting. Pertanyaan itu membuat miss Gwen dan Sarah mendongak. Sedangkan pak Jeongli seperti sudah paham apa yang sedang terjadi karena permohonannya pada Liu Yu untuk membuat mereka mengakui kesalahan yang mereka perbuat.

"Kami, minta maaf," ucap miss Gwen dan Sarah.

"Kemana perginya uang sebanyak itu? Kenapa kalian membuat manipulasi data?" tanya Daijun lebih keras dari tadi.

Miss Gwen dan Sarah, menangis sesenggukan.

"Ma, maaf, pak Direktur. Kami mengaku kami salah," jawab mereka berdua.

Liu Yu terkejut dengan sikap Daijun yang sangat keras saat menghadapi miss Gwen dan Sarah. Ia berusaha menarik lengan Daijun agar sedikit tenang.

Daijun yang merasa lengannya ditarik Liu Yu, berusaha tenang kembali dan meminta mereka diberi kesempatan.

"Baiklah, kali ini aku memberi kalian kesempatan untuk memeperbaiki diri. Jangan berani macam-macam lagi," ucap Daijun dengan nada masih suram.

Suasana menjadi sedikit lebih tenang setelah para pegawai kembali ke ruang kerja mereka masing-masing.

Liu Yu dan Daijun masih di ruang meeting. Liu Yu berusaha menenangkan hati Daijun yang benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang terjadi di depannya.

"Pak Direktur, tenanglah, atur nafas anda," pinta Liu Yu. Dan Daijun melakukannya dengan baik.

"Aku tahu, hari ini kau mendengar gosip bahwa kau bisa bekerja disini karena menjadi kekasihku," ucap Daijun dengan sesal.

"Tidak apa-apa pak, gosip itu akan hilang sendirinya," ucap Liu Yu kembali menenangkan.

Setelah Daijun tenang, mereka kembali ke meja kerja masing-masing.

"Sekretaris Yu, bisakah nanti kau membantuku membereskan pekerjaan ini. Sepertinya kita akan lembur, tapi aku usahakan selesai sebelum makan malam," ucap Daijun sebelum memasuki ruangannya.

"Baik, pak Direktur," jawab Liu Yu singkat dan segera kembali mengerjakan pekerjaan yang harus dikerjakan hingga lembur.

Setelah pukul 4 sore para pegawai beberapa sudah ada yang pulang.

Daijun memencet tombol telfon yang terhubung ke meja Liu Yu.

"Sekretaris Yu, bisa kau bawakan pekerjaan yang sudah selesai agar aku tanda tangani, sekaligus bantu aku mengerjakan di ruanganku," ucapnya di ujung telfon.

Liu Yu masuk ke ruangannya membawa beberapa berkas.

Mereka mengerjakan di meja ruang Direktur. Pekerjaan mereka tepat selesai sebelum pukul 7 malam.

"Pak Direktur, saya izin pulang duluan," pintanya.

"Biar aku yang mengantar," ucap Daijun pada Liu Yu.

"Tidak usah, pak Direktur. Saya ada janji bertemu dengan teman saya di dekat sini," ucap Liu Yu meyakinkan.

"Baiklah, hati-hati. Telfon aku saat kau sudah di rumah," jawab Daijun.

Liu Yu berdiri dan meninggalkan ruangan Direktur. Dia membereskan meja kerjanya dan segera keluar dari kantor. Liu Yu menatap layar ponselnya. Tiba-tiba ada pesan masuk.

*tiriring*

"Kakak, aku sudah di depan kantormu," tulisnya.

Dia melihat ada anak laki-laki yang ada janji dengannya sedang memainkan handphonenya.

"Kau sudah menunggu lama, Little Bun?" sapanya dari belakang.

"Kakak, tidak, tidak, aku baru saja sampai. Kakak kelihatan lapar," ucap Yoongi melihat wajah Liu Yu.

Yoongi mengajak Liu Yu berjalan membeli teokbokki kesukaannya.

avataravatar
Next chapter