18 Ada apa dengan Liu Yu

Liu Yu masih memakai jas yang dipinjamkan Daijun saat turun dari mobil. Ia bermaksud mengembalikan pada Daijun.

"Jas kamu," ucap Liu Yu sambil akan melepas jas Daijun.

"Bawa saja dulu," jawab Daijun meminta Liu Yu tak terburu-buru mengembalikan.

"Masuklah dulu, tidur dengan nyenyak. Aku akan pergi setelah kamu masuk," pinta Daijun pada Liu Yu yang masih menatapnya.

"Baiklah, hati-hati di jalan, sayang," ucap Liu Yu sembari melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam rumah.

Daijun memandangi punggung kekasihnya yang berjalan masuk ke dalam rumah sebelum akhirnya dia menginjak pedal gas dan berlalu pergi.

---

"Ibu aku pulang," ucap Liu Yu. Suaranya sedikit parau seperti orang yang sakit.

"Kau tak apa, sayang? Kau sudah makan? Biar ibu yang siapkan makan malam," bicara ibunya cepat sekali, Liu Yu sampai tertegun.

"Tidak perlu, ibu. Ibu istirahat saja di kamar, ini sudah malam. Tadi Daijun sempat membelikan makan sebelum aku pulang dari kantor, dan belum sempat aku makan, aku akan memakannya setelah mandi," jelas Liu Yu agar ibunya tak memasakkan makan malam, karena sudah hampir pukul 11 malam dan restoran mereka baru saja tutup.

Ibunya tersenyum dan membiarkan Liu Yu naik ke kamarnya.

Liu Yu menaruh makanan yang dibelikan Daijun di meja belajarnya, dia bergegas mandi karena badannya terasa sangat lengket.

*Everytime I see you...*

Suara telfon di handphone Liu Yu terdengar berkali-kali saat dia di kamar mandi. Setelah mandi dia mengecek ada 2 missedcall dan 1 pesan masuk.

Liu Yu membuka layar kunci di handphonenya, telfon masuk itu dari Daijun dan pesan yang masuk itu dari Little Bun.

"Mereka menghubungiku hampir bersamaan," gumam Liu Yu dengan nada senang. Dia membuka kotak makanan yang sempat diberikan Daijun setelah dia tersadar dari pingsan tadi.

"Yah sedikit dingin. Tapi tak apa, aku lapar sekali. Apalagi ini dari Daijun," gumamnya kegirangan.

Dia membaca pesan dari Little Bun.

"Kakak, apa kau lembur lagi? Aku tak melihatmu sama sekali saat naik bus sepulang dari sekolah," tertulis dari Little Bun.

"Maaf ya, aku tadi lembur, jadi harus pulang agak malam," ketik Liu Yu dan mengirimkannya agar Little Bun tak khawatir.

"Baiklah kakak, jaga kesehatanmu agar kakak tak sakit," balas Little Bun cepat.

"Baik, tentu saja, Little Bun. Kau juga harus menjaga kesehatanmu dan belajar yang rajin," balas Liu Yu.

"Selamat tidur, kakak. Mimpikan aku, hehe," Liu Yu tertawa membaca pesan dari Little Bun.

Ia mengambil minum sebelum menelfon Daijun. Tiba-tiba ia teringat jas Daijun yang dia pakai, harum khas parfum Daijun yang hangat dan lembut menyebar dalam jas itu.

Muka Liu Yu rasanya panas dan memerah mengingat apa yang terjadi tadi, setelah ia terbangun dari pingsan.

"Ahhh, kenapa aku mengingat-ingat adegan itu terus," gumamnya merutuk dirinya yang sedang menutup mukanya karena malu.

Liu Yu yang sudah tenang meminum airnya dan mencoba menelfon Daijun, sebelum sempat menelfon. Panggilan dari Daijun masuk ke handphonenya.

*Everytime I see you..*

Liu Yu bergegas mengambil handphonenya dan bicara.

"Halo, sayang," refleksnya menjawab telfon.

"Kau baik-baik saja, sayang?" tanya Daijun.

"Ya, tentu aku baik-baik saja," ucap Liu Yu meyakinkan.

"Bolehkah aku melakukan video call?" tanya Daijun.

"Tentu, sayang," jawab Liu Yu sambil memencet tombol video call.

Terlihat Daijun yang belum memakai baju, setelah mandi. Dada bidangnya kekar dan menampilkan perutnya yang sixpack. Liu Yu refleks berteriak kecil.

"Ya, Daijun, bisakah kau memakai bajumu sebelum aku mimisan melihatnya," ucap Liu Yu sambil menutup matanya dengan tangan kirinya.

"Tidak mau," ucap Daijun singkat sambil terkekeh. Dia menggoda Liu Yu, padahal dia sedang memakai kausnya sebelum Liu Yu membuka mata.

"Cepat pakai bajumu, sayang," rayu Liu Yu yang masih menutup matanya.

"Baiklah, sekarang buka matamu," pinta Daijun meyakinkan.

"Kau sudah memakai bajumu kan?" tanya Liu Yu was-was sebelum ia membuka matanya.

"Iya, sudah, kau tak percayaan sekali padaku," gumam Daijun yang masih tertawa kecil melihat tingkah Liu Yu.

Liu Yu menurunkan tangannya yang menutup matanya, dia melihat wajah Daijun dalam-dalam.

"Kau sudah makan?" tanya Daijun yang melihat Liu Yu sedikit bengong di depan telfonnya.

"Ah iya, ini aku sedang makan ayam goreng dari kekasihku," goda Liu Yu pada Daijun. sembari menunjukkan potongan ayam goreng pada Daijun yang melihatnya.

"Makan yang banyak, biar kamu gendut," pinta Daijun agar Liu Yu makan banyak.

"Ya, kau mengatakan seperti itu, seolah-olah aku gendut," Liu Yu cemberut dengan perkataan Daijun.

"Hei, hei, sayang. Jangan cemberut, lihat pipimu yang seperti bakpao hampir jatuh," ucapan Daijun terus menggoda Liu Yu. Ia terus tertawa melihat Liu Yu merutuki dirinya, entah kenapa Liu Yu sangat lucu jika kesal.

"Sudah malam, kau tidurlah, sayang. Selamat malam," ucap Liu Yu sebelum mematikan telfonnya.

"Selamat malam juga, sayang. Jaga kesehatanmu ya," ucap Daijun menyenangkan hati Liu Yu.

Liu Yu yang selesai makan membereskan piringnya dan mencuci tangan.

"Haih, aku bisa gila jika terus bertemu Daijun. Setiap kali melihatnya wajahku langsung terasa panas dan memerah," gumam Liu Yu pada dirinya yang sedang berdandar di ujung tempat tidur.

Adegan setelah pingsan berputar-putar lagi di pikirannya.

"Arrgghh, kenapa pikiran itu lagi," ucapnya yang menutup mukanya dengan kedua tangan. Liu Yu selalu merasa deg-degan jika memikirkannya.

Liu Yu menarik selimut dan tertidur lelap. Sepertinya mimpi indah akan menghampirinya.

---

Pagi ini Liu Yu sudah bilang pada Daijun agar tak perlu menjemputnya karena ia masih ingin ke suatu tempat.

Liu Yu berpamitan pada ibunya dan berangkat menuju halte bus. Untungnya bus segera tiba setelah ia sampai di halte, sehingga ia tak perlu menunggu.

Beberapa saat, ia sudah sampai di depan kantor.

Liu Yu melenggang dengan tenang memasuki kantor.

"Selamat pagi, sekretaris Yu," sapa para pegawai yang melihatnya.

"Ah, selamat pagi juga, mohon bantuannya," Liu Yu menjawab salam mereka dengan tersenyum dan sedikit menbungkuk kemudian berlalu menuju ruangannya.

Liu Yu baru saja duduk di mejanya. Tiba-tiba Daijun keluar dari ruang Direktur, Liu Yu langsung berdiri karena terkejut dan memberi salam.

"Selamat pagi, pak Direktur," ucapnya memberi salam. Melihat Daijun yang akan bicara padanya ia meminta izin.

"Permisi, pak Direktur. Saya mau ke pantry untuk membuat kopi," Liu Yu ngeloyor pergi sebelum Daijun berbicara padanya.

"Haih, mukaku merah dan panas rasanya," gumam Liu Yu yang berjalan ke pantry. Wajahnya memerah malu tiap bertemu Daijun.

Daijun kebingungan dengan sikap Liu Yu.

Hari ini, berkali-kali dia menghampiri Liu Yu. Tapi Liu Yu selalu menghindar darinya. Liu Yu melakukan itu agar dia tak salah tingkah saat bertemu Daijun, mukanya akan memerah dan jantungnya akan berdegup kencang saat melihat Daijun.

"Ada apa dengannya? Kenapa dari pagi dia menghindariku," gumam Daijun yang duduk di meja kerjanya.

Daijun menekan tombol di telfon, dan memanggil seseorang.

"Sekretaris Yu, tolong ke ruanganku sebentar sekarang," ucapnya.

"Baik, pak Direktur," jawab Liu Yu.

Liu Yu yang salah tingkah bingung saat akan menemui Daijun di ruangannya.

"Aku harus bagaimana ini," dia kebingungan dan akhirnya tetap saja masuk ke ruangan Daijun.

*tok tok tok*

Sesaat setelah pintu diketuk, seseorang masuk ke dalam ruangan Daijun. Daijun yang melihat itu Liu Yu, kemudian mengubah kaca kantornya menjadi tidak transparan.

Ia mempersilakan Liu Yu untuk duduk di sofa. Sebelum mendekat Liu Yu sudah mengancam.

"Jangan berani dekat-dekat, pak Direktur," ucap Liu Yu.

Daijun kebingungan sebenarnya apa yang sedang terjadi pada Liu Yu, sampai dia menghindarinya seharian dan sekarang malah menjaga jarak dengannya.

avataravatar
Next chapter