2 The Client

Handphone Derby terus berdering kencang.

Membuat sih pemiliki ponsel terbangun dari tidur.

Dengan setengah sadar dia terus meraba mencari hp dan ketemu.

Dengan lemas menggeser tombol jawab , dari  nomor baru.

"Hallo." seru Derby serak, layak-nya seseorang baru bangun tidur.

"Dengan pengacara Derby Anggara?"

"ya benar, dengan siapa ini?"

"saya Maxie Waliem , kapan kita bisa bertemu untuk membicarakan solusi untuk kasus saya?"

Derby mencoba mengingat nama yang terdengar tak asing di kuping-nya, dan dia langsung terbangun dari tidur-nya begitu menyadari penelepon tak lain klien baru-nya sendiri, sih artis populer yang tengah terjerat kasus video sek.

Derby langsung menengak segelas airputih yang terletak disampingnya, "Baiklah untuk membahas kasus ini, Besok jam 10 pagi datang ke kantor saya." 

Derby dengan sigap langsung merespon pertanyaan klien baru-nya tersebut.

"okey, kalau begitu sampe besok." setelah mengucapkan kalimat standar sang artis langsung memutuskan sambungan telpon.

Derby beranjak dari ranjang, mengambil botol mineral dalam kulkas.

Menengak habis , membuang botol bekas-nya ke tempat sampah.

Melihat ponsel,  jam menunjukan pukul 11 siang.

Derby tersenyum kecut saat menyadari bahwa Revia sudah kabur entah sejak kapan, meninggalkannya seorang diri.

-Apartemen Revia-

Setelah sampe apartemen, Revia segera mandi dan berganti pakaian.

Beruntung hari ini hari minggu, well ini kesempatan Revia untuk menenangkan diri.

Meskipun besok pagi dipastikan dia akan kembali bersua dengan Derby.

"Pokok-nya gue nggak bakal biarin kejadian semalam ngubah hidup gue."

"Gimanapun itu cuma "Accident" dan nggak bakal terulang, anggap aja angin lalu." Rentetan kalimat penghibur itu berhasil membuat perasaan Revia lebih baik.

-Rumah Keluarga Derby-

"Mama kok tidur di sofa si?" ujar Derby lembut begitu membuka pintu rumah menemukan sang mama baru saja bangun tidur.

Mama Derby yang masih terlihat cantik diusia kepala empat itu, mencubit pipi kanan sang anak. "Ketiduran nunggu kamu pulang."

Derby duduk di samping sang bunda

"Kamu dari mana aja sih ,jam segini baru balik! semalaman nggak ada kabar, chat mama nggak direspon dan telpon nggak di angkat bikin mama khawatir aja." 

"semalam kantor ngadaian acara sampe tengah malem jadi aku ngindep di rumah teman, pas bangun udah siang ma."

Mella menghendus sedikit aroma miras dari mulut sang anak, "Kamu minum?"

"dikit doang."

"mama nggak suka ya kamu minum miras atau merokok, jadi jangan ulangi lagi! Ngerti!"

"siap bos, Chamel mana?"  Chamel merupakan adik semata wayang pria penyuka makanan pedas ini.

Chamel berumur 5 tahun itu sudah seperti vitamin buat Derby dalam kepenatan dalam rutinitas kerja.

"Di kamar lagi main sama papa."

Derby segera pergi ke kamar adik tersayang-nya, melihat ayah dan adik-nya tengah asik bermain boneka barbie.

Derby tersenyum saat melihat papa-nya males harus bermain boneka.

Berbeda dari mama-nya , papa Derby sangat bersikap santai tapi serius dalam menyikapi setiap masalah.

"Chamel." panggil Derby sambil tersenyum bahagia.

Melentangkan kedua tangan kekar-nya.

"kakak." balas Chamel lalu berlari menghampiri kakak-nya dan memeluk erat.

"Kakak ,main barbie yuk." ajak Chamel dengan muka menggemaskan.

Derby mengacak rambut Chamel dengan ngemas, "Nggak mau ah, kakak capek."

"Kakak nggak sayang Chamel huckkk...huckkk." rengek sang adik manja.

"Yaudah, tapi kakak mandi dulu ," Dengan penuh kasih sayang Derby mencium pipi malaikat kecil-nya.

"iya."

seru Chamel lalu kembali bermain dengan boneka barbie-nya seorang diri.

Tanpa banyak ngomong Rezha menarik kerah kemeja anak-nya.

Dan membuka paksa tiga kancing atas kemeja kerja sang anak.

Begitu melihat banyak tanda merah pada leher dan dada bidang sang anak, Rezha menggelengkan kepala disertai senyum.  "Anak papa sekarang udah jadi pria sejati rupanya, mandi sana."

Derby hanya nyengir kuda membalas godaan dari sang papa.

"Udah ah, Pa. Aku mau mandi dulu."

Rezha tertawa puas ,"mandinya yang benar jangan asal-asalan."

^^^^^^^^

Pagi ini kantor sangat ramai karena kedatangan artis terkenal , seluruh staff perempuan berkumpul mengelilingi ruang kerja Derby.

Dengan susah payah Derby berhasil mengusir rekan-rekan kerja-nya dari ruang kerja-nya.

"okey kita mulai, saya harap kamu berkata sejujur-nya tanpa ada kebohongan di dalam-nya. Mengerti?"

Maxie menganguk setuju, " Oke."

Derby meminum white coffe, mempersilakan sang artis meminum white coffe milik-nya yang sudah disediakan oleh OB.

Derby melihat Video sek sang artis pada Tab-nya, video berdurasi 10 menit tersebut berhasil membuat Derby ingin mengkopi ulang adegan tersebut kalau saja dia tidak ingat sekarang tengah bekerja dan berstatus jomblo.

"Kapan kamu ambil video ini?cewek dalam video ini pacar kamu?" suara tegas Derby memecahkan keheningan.

"satu bulan lalu , yap tapi sekarang kita udah selesai." Dengan santai Maxie membalas pertanyaan sang pengacaran.

Kedua alis Derby terangkat, "kenapa? berapa lama kalian berdua pacaran?"

Miex melebarkan empat jari-nya "Empat tahun, seminggu lalu saya mergokin dia tidur sama sahabat saya sendiri. Tapi dia nolak buat putus dan ngacam bakal nyebarin video seks kami."

"okey,mantan kamu ternyata nekat membuktukan ancaman'nya. kamu masih cinta sama dia?"

Seringaian keluar dari bibir cowok indo jerman tersebut,  "Nggak mudah ngelupain orang yang udah lama ada dalam hidup kita, apalagi untuk berhenti mencintai."

Untuk beberapa saat Derby tertegun dengan ucapan samg klien-nya ini, jelas dia mengerti dan memahami bagaimana susahnya melupakan seseorang.

"Harusnya mengakhiri sebuah hubungan tidak harus sampai ke ranah hukum seperti saat ini."

"Anda benar, tapi kenyataan malah kami tidak hanya berakhir dalam asmara tapi juga berakhir di meja hijau."

Kali ini Derby tertawa geli sendiri.

"Oke, untuk hari ini cukup. Nanti saya hubungi kamu buat pertemuan selanjut-nya."

Miex mengerti, "Saya harap kasus saya ini bisa segera diselesaikan,Pak."

Derby menepul pundak pemuda itu, "Santailah, aku pasti akan menyelesaikan persoalanmu dengan sangat baik."

Miex tersenyum, "Baiklah, saya permisi dulu jika perlu informasi tambahan apapun mengenai kasus ini saya akan dengan senang hati memberikannya."

Miex dan Derby bersalaman sebelum berpisah.

Setelah kepergian sang artis, kantor kembali Tenang.

Tidak ada lagi suara ribut dan teriakan karyawan perempuan dalam kantor.

Revia.

Seharian ini Derby belum melihat senior-nya tersebut.

Derby keluar dari ruang kerja-nya ,  berjalan menuju pantry.

Sambil mencuri pandang pada ruang kerja Revia, berbeda dengan Derby ,perempuan itu memilih ruang kerja berdinding kaca agar bisa memantau kerja karyawan lain.

Terlihat Revia tengah sibuk berkutik  dengan laptop serta tumpukan file, penampilan senior-nya tida ada yang berubah tetap anggun dan cantik seperti biasa tapi ada sedikit perbedaan.

Syal hitam melinggar di leher Revia, Dan Derby jelas tahu alesan senior menyebalkan tersebut memakai syal hari ini.

Tbc

avataravatar
Next chapter