webnovel

Chapter 37

Kakiku melangkah mundur hingga ada jarak yang cukup jauh diantara aku dan Alex. Aku memandang wajah suram Alex dengan shock. Tempat ini adalah rumah dimana kedua orangtuaku dibantai?

"Bagai—Bagaimana bisa kau membawaku ke tempat ini?" tanyaku padanya dengan tidak percaya. Alex mengepalkan kedua tangannya lalu berjalan mendekatiku. Setiap langkah yang Ia ambil kubalas dengan mundur, hingga jarak kami tetap berjauhan.

"Cara, jangan lari dariku."

"Aku tidak ingin berada di tempat ini." kataku dengan marah, kurasakan air mata panas mulai merembes ke pipiku.

Alex menghentikan langkahnya tiba-tiba. "Maafkan aku. Tapi tempat ini adalah tempat teraman untukmu saat ini."

"Aku akan kembali ke rumah Mum dan Dad—"

"Tidak!" potongnya dengan tajam hingga membuatku tersentak, sepertinya Alex sendiri juga terkejut dengan suaranya yang keras karena setelah itu Ia menarik nafasnya dalam-dalam untuk mengontrol emosinya. "Kumohon. Aku tidak ingin kau berada terlalu jauh dariku."

"Kau bisa ikut bersamaku."

"Cara... kembali ke rumah hanya akan membahayakan Mum dan Dad." balas Alex dengan lebih hati-hati.

"Baiklah." gumamku akhirnya, "Jika kau bisa menemukan Evelyn Lance dalam 3 hari, aku akan tetap tinggal."

"Aku tidak bisa mencabut hukumannya." Wajahnya kembali kaku saat mendengar permintaanku.

Rasa marahku kembali muncul lagi, "Kalau begitu aku akan pergi."

"Apa Ia mengancammu?" tanya Alex dengan suara rendah. "Dan kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja?"

"Lalu kau akan mengurungku?!" seruku dengan marah. "Mengapa tidak sekalian membunuhku? Bukankah dengan begitu semua masalah akan selesai? Kakekmu pasti akan merasa sangat bangga dari neraka!"

Ekspresi Alex berubah drastis, wajahnya memucat saat memandangku seakan aku baru saja menamparnya. Jake berlari menghampiri kami, sepertinya suaraku menarik perhatian anggota pack yang sedang bersantai di pelataran rumah pack karena beberapa dari mereka menatap ke arah kami.

"Ada apa?" tanya Jake dengan nafas sedikit terengah sementara Alex masih membeku di tempatnya dengan ekspresi terluka.

"Kita harus segera menemukan Evelyn Lance." kataku pada keduanya. "Ia sedang mengandung anak Vincent. Itu artinya Evelyn sedang mengandung keponakanku." tambahku dengan marah. Jake yang tidak tahu hubunganku yang sebenarnya dengan Vincent membuka mulutnya sangat lebar karena terkejut.

"Jika dalam 3 hari kita belum berhasil menemukannya, aku akan memberitahu Vincent yang sejujurnya." kataku sambil mulai berjalan kembali menuju rumah pack. "Setelah itu aku akan ikut mencari bersama Vincent."

***

Sepertinya kabar pertengkaranku dengan Alex sudah menyebar luas, karena beberapa anggota pack yang biasanya ramah padaku kini jadi menjaga jarak. Jake datang ke kamarku beberapa jam kemudian untuk mengecekku, tapi aku yakin Alex lah yang menyuruhnya.

Seperti biasa Ia membawa snack saat datang mengunjungiku, kali ini sepiring spicy chicken wings. Jake mengambil tempat di sofa yang biasanya lalu mulai menggigit potongan sayap berlumur saus barbeque pedas.

"Kenapa... kau selalu makan di kamarku?" tanyaku sambil memandangnya dengan takjub. Selusin chicken wings dipiringnya habis hanya dalam waktu 4 menit.

"Disini aku tidak perlu khawatir makananku direbut, jadi aku bisa makan dengan lebih santai." jawabnya sebelum meletakkan piringnya di meja terdekat. Aku menatap Jake sambil menggelengkan kepalaku setelah mendengar alasan bodohnya.

"Apa Alex sudah memutuskan tentang Evelyn Lance?" tanyaku tanpa berbasa basi lagi. Jake menatapku lekat-lekat sebelum mengangguk kecil, ekspresinya berubah menjadi lebih berhati-hati. Tanpa menunggu penjelasan Jake aku sudah tahu apa keputusan Alex.

Kukepalkan kedua tanganku dengan marah hingga kuku jari tanganku mengiris telapak tanganku, tapi aku tidak mempedulikan rasa perihnya. "Kenapa? Kenapa Ia menolak mencari Evelyn?"

"Sebagai Alpha, Alex tidak bisa menarik hukuman yang sudah Ia berikan." Pandangan Jake beralih ke pintu kamarku saat Ia mengatakannya.

Aku menatapnya tanpa berkedip, "Kau berbohong. Bukan itu alasannya."

Jake membalasku dengan pandangan bersalah, "Cara, kau harus bertanya langsung pada Alex."

Aku berdiri dari tempat tidurku lalu menuju ke pintu. "Dimana dia sekarang?"

"Alex sedang kedatangan tamu—"

Aku tidak menggubris sisa jawaban Jake. Walaupun aku belum sempat menjelajahi rumah pack yang sebesar kastil ini, tapi aku tahu dimana ruang kerja Alex yang terletak satu lantai di atas kamarku.

Jika Alex tidak mau menyelematkan Evelyn, maka aku sendiri yang akan melakukannya, pikirku sambil menaiki tangga satu per satu. Tidak seperti biasanya, hari ini tempat ini terasa lebih sunyi. Rumah pack ini dihuni oleh werewolf muda berumur 19-25 tahun yang belum mempunyai mate. Aku pernah bertanya pada Alex mengapa mereka harus berkumpul di satu tempat, katanya werewolf yang masih muda harus mengikuti pelatihan fisik yang sangat intens untuk mengendalikan kekuatannya dan meredam emosi arogan mereka. Alex sendiri mengikutinya selama 2 tahun saat SMA, tapi Ia tidak tinggal permanen di rumah pack seperti yang lainnya. Aku ingat Alex sering tidak pulang ke rumah dulu, saat itu kupikir Ia menginap di rumah Jake.

Saat aku sampai di puncak tangga lantai 3 aku berpapasan dengan Paman Brent yang baru saja keluar dari ruang kerja Alex. Walaupun masih satu kota tapi aku jarang bertemu dengan Paman Brent, mungkin dalam setahun kami hanya bertemu 2 atau 3 kali saat Thanksgiving atau acara kumpul keluarga lain. Sekarang aku baru menyadarinya, hanya aku yang jarang bertemu dengannya...

Dengan wajah suram Paman Brent berjalan ke tangga, Ia baru berhenti saat melihatku berdiri sendirian. Dengan ekspresi sedikit terkejut Paman Brent menghentikan langkahnya lalu tersenyum. "Cara? Ada apa?"

"Apa Alex ada di dalam?"

"Iya. Tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk bertemu dengannya."

Sepanjang yang aku ingat selama ini Paman Brent hidup sendiri tanpa pasangan atau anak, karena itulah Alex yang menjadi Alpha di pack ini. Paman Brent adalah kakak Dad, jika perkiraanku benar saat ini Ia sudah hampir berumur 70 tahun tapi wajahnya masih terlihat seperti akhir 40-an.

"Paman, aku harus berbicara pada Alex sekarang."

Ia menghela nafasnya lalu menggeleng dengan tegas, "Tidak bisa sekarang, Cara. Alex sedang menerima tamu Alpha pack lain. Apa kau tahu Alex berencana memulai perang dengan pack Silver Moon? Aku tahu Alex dan Edward berselisih sejak lama, tapi memulai perang antar pack hanya karena perselisihan pribadi adalah alasan yang sangat buruk."

Apa Paman Brent belum tahu tentang identitasku sebagai Leykan? pikirku sambil tertegun memandangnya. "Alex juga sudah memberitahuku... Tapi mengapa mereka berselisih?"

"Alex dan Edward adalah rival sejak lama. Bukankah itu alasan yang konyol?"

Jadi Alex belum memberitahu Paman Brent dan pack ini tentangku... Ia sedang merencanakan perang tapi menyembunyikan alasannya dari packnya. "Apa aku boleh menunggu disini sampai Alex selesai?" tanyaku sambil menunjuk ke arah sofa di lorong menuju ruang kerja Alex.

"Tentu saja." kerutan khawatir di wajahnya berganti dengan senyuman, selintas wajahnya terlihat sangat mirip dengan Dad, lalu Ia mengelus puncak kepalaku seperti yang dilakukannya setiap bertemu denganku.

Aku menunggu hingga Ia berjalan menuruni tangga sebelum membuka mulutku lagi. Masih ada satu hal yang mengganjal di pikiranku. "Paman... Apa aku layak menjadi mate Alex?"

Paman Brent membalikkan badannya lalu mengangguk sambil tersenyum, "Tentu saja. Walaupun kau hanya manusia, aku yakin kalian adalah pasangan yang tepat."

Kubalas senyumannya hingga Paman Brent menghilang dari dasar tangga, setelah itu senyumanku memudar dengan cepat. Kubalikkan badanku lalu berjalan melewati sofa di lorong menuju ruangan kantor Alex. Aku dapat mendengar obrolan mereka walaupun suaranya sedikit teredam, pandanganku tertuju pada pintu besar di depanku selama beberapa saat lalu aku membukanya dan melangkah masuk ke dalam.

Next chapter