webnovel

CAN I ? (1)

H-1 Pernikahan Kim Namjoon dan Jung Sara

Sudah sebulan berlalu sejak kepulangan Taehyung ke Korea Selatan. Selama itu pula hati lelaki tampan itu harus menahan rasa sakit saat melihat cinta pertamanya bermesraan dengan kakaknya sendiri. Meski begitu ia harus memaksakan senyumnya agar tidak ada yang mengetahui apa yang ia rasakan sesungguhnya. Jujur rasanya sangat sakit. Namun bila melihat senyum bahagia dan antusias Sara saat mempersiapkan segala hal untuk acara pernikahannya, Taehyung rela mengorbankan perasaannya sendiri.

"Tae, bagaimana?" tanya Sara tepat saat pintu korden ruang ganti terbuka, memperlihatkan dirinya yang terbalut dengan gaun pernikahan berwana putih gading berhiaskan permata. Senyum manis tersungging dari bibirnya, menambahkan aura kecantikan yang semakin terpancar.

Taehyung tidak bisa berkata apa-apa saat melihat begitu cantik dan anggunnya Sara. Bibir tipisnya seperti terkunci dengan kedua pupil mata tajamnya melebar, terpukau akan keindahan gadis di hadapannya. Ya, jangan bingung kenapa dirinya menemani Sara untuk fitting baju terakhir sebelum dipakai untuk hari pernikahan besok. Jawabannya, tentu karena Taehyung terpaksa menggantikan kakaknya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Ingin sekali Taehyung menolak, namun ia lemah saat ibunya memintanya untuk bersedia menemani Sara. Apalagi ibunya sampai bilang jika Sara sedang sendirian di butik karena Namjoon tiba-tiba membatalkan janjinya. Tidak mungkin Taehyung setega itu membiarkan wanita pujaannya fitting baju pernikahan sendiri. Sangat menyedihkan bukan?

Sara yang tidak mendapat reaksi apapun dari Taehyung, mendekat dan melambaikan tangannya tepat di depan wajah Taehyung. "Tae?" panggilnya lirih. "Bagaimana hmm? Apa gaun ini cocok denganku?" Sepasang netra indah gadis itu menatapnya penuh harap.

Taehyung kaget saat menyadari Sara berada sangat dekat di depannya, secara refleks mundur selangkah. "Astaga! Maaf," sesalnya sembari merutuki dirinya yang malah melamun. "Gaun ini sangat cantik dan cocok. Kak Namjoon tidak salah memilih gaun ini untukmu. Ia pasti akan terpukau saat melihat Kak Sara besok," komentar Taehyung dengan senyum yang sedikit dipaksakan. Perih dan sesak di dada menderanya saat teringat jika gadis cantik ini bukan miliknya. Terlebih ia sadar jika mulai besok kesempatannya untuk bisa bersama dengan wanita pujaannya itu sirna sudah.

"Benarkah?" Kedua mata besar Sara menatap seperti anjing puddle yang hilang minta dipungut. "Kau tidak membohongiku kan?" yakinnya sekali lagi.

"Tentu. Kau bisa menanyakan pada mereka jika tidak percaya," jawab Taehyung meyakinkan sambil menunjuk para pelayan butik yang membantu Sara untuk fitting baju. Mereka serentak mengiyakan ucapan Taehyung.

Sara menghembuskan napas kesal. "Huh, baiklah. Aku percaya padamu. Tapi percuma aku cantik sekarang bila calon suamiku sibuk bekerja," dumelnya kesal karena Namjoon tidak bisa berada di sisinya saat ini.

"Kalau begitu menikah denganku saja. Aku akan selalu berada di sisimu, Kak," canda Taehyung dengan cengiran nakal khasnya. Namun dari dalam lubuk hati Taehyung, perkataannya sarat akan keseriusan yang mendalam.

"Menikah dengan bocah sepertimu? Kau saja masih belum bisa kencing dengan benar. Bagaimana mau punya anak dan istri? Seriuslah sekolah dulu," omel Sara sambil mengacak gemas rambut lelaki yang sudah dianggapnya selayaknya adik kandung sendiri. "Kalau begitu aku ganti dulu. Setelah mengantarmu pulang, aku harus menemui Kak Hoseok." Sara berjalan kembali ke ruang ganti meninggalkan Taehyung.

Benar, Taehyung memang masih duduk di bangku SMA tingkat dua. Jarak umurnya dengan kakaknya genap sepuluh tahun, sedangkan dengan Sara terpaut tujuh tahun. Tahun ini ia baru saja mendapatkan kartu kependudukannya. Tidak heran bila Sara hanya menganggap dirinya sebagai adik kesayangannya.

Senyuman miris terpatri dalam bibir menggoda lelaki tampan itu. 'Andai saja aku lahir lebih dulu dari Kak Namjoon. Mungkin saat ini aku yang akan berada di sisimu. Dapatkah aku memilikimu bila aku yang berada di posisi Kak Namjoon sekarang? Akankah kamu melihatku Kak Sara?' batinnya miris.

###

Taehyung memilih menunggu Sara yang masih berganti pakaian di lobi butik. Karena merasa sedikit bosan, ia memilih untuk memainkan ponselnya. Sesekali seringaian dan raut muka kesal terpatri di wajah tampannya saat berbalas pesan dengan saudara seumurannya, Jeon Jungkook. Setelah menunggu hampir setengah jam, terlihat wanita cantik yang ditunggunya berjalan keluar menghampiri Taehyung.

"Maaf membuatmu menunggu lama. Terima kasih sudah mau menemaniku hari ini, Tae," ucap Sara saat sampai di hadapan Taehyung.

"Tidak masalah, Kak Sara. Toh hari ini aku juga libur sekolah." Taehyung membukakan pintu mobil untuk Sara. "Masuklah! Biar aku saja yang menyetir," perintahnya.

Sara menatap bangga ke arah adik kecilnya yang kini telah tumbuh sebagai lelaki dewasa. "Astaga! Baru juga dapat SIM kemarin. Sekarang langsung pamer ke aku," komentarnya dengan sedikit mengejek Taehyung.

Setuju dengan usulan Taehyung, Sara melangkah masuk dan duduk di kursi penumpang. "Baiklah, biarkan aku menjadi putri sekarang," ucap Sara sembari menyamankan posisi duduknya. "Desainer Han benar-benar cerewet karena aku sedikit gemukan. Untung saja gaunnya masih pas di tubuhku," curhat Sara sedikit kesal yang hanya ditanggapi Taehyung dengan seringaian tipis.

Mungkin ada yang janggal kenapa Taehyung tidak memakai mobilnya sendiri dan malah menumpang mobil Sara. Bahkan untuk berangkat tadi ia memilih untuk naik taksi. Tentu saja karena memang Taehyung belum membeli mobil untuk dirinya sendiri. Meski di parkiran rumahnya ada banyak mobil berjajar milik kedua orang tuanya, Taehyung tidak akan mau memakainya. Sekali kena gores mobil kesayangan ibunya, alamat ia harus mengucapkan salam perpisahan untuk uang saku bulannya. Tanpa menunggu lagi, Taehyung langsung masuk dan duduk di kursi pengemudi. Ia menyalakan mobil dan menginjak pedal gas menuju rumahnya.

###

Setelah berhasil melewati serangkaian kemacetan, mobil sedan bercat dark blue itu berhenti tepat di pintu gerbang rumah mewah keluarga Kim. Taehyung memilih mematikan mesin mobil untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. "Kak Sara tidak mampir dulu?" tawar Taehyung sambil melepas sabuk pengamannya.

"Kurasa aku tidak bisa, Tae," sesalnya. "Aku harus menyambut keluarga jauhku yang datang dari Jepang. Kak Hoseok sudah meneleponku beberapa kali. Sepertinya aku akan mendengarkan omelan panjangnya sehabis ini." Raut muka malas terpancar jelas di wajah cantik Sara. Jung Hoseok memang kakaknya yang baik dan perhatian. Tapi karena perhatian yang berlebih menjadikannya seorang kakak yang sangat cerewet di mata adiknya.

"Baiklah, aku mengerti." Taehyung mencoba meredam rasa kecewanya. Ia memilih untuk segera keluar dari mobil sebelum suasananya menjadi canggung.

Sara ikut turun dari mobil. Tentunya ia harus berganti posisi ke kursi pengemudi. "Titip salam untuk orang tuamu, Tae," pesan Sara saat hendak memasuki mobil.

"Iya, pasti akan kusampaikan." Taehyung menatap dalam Sara yang sedang memasang sabuk pengaman dan bersiap untuk pergi. "Kak Sara?" panggilnya lirih.

Sara yang merasa terpanggil, menoleh menatap calon adik iparnya itu. "Ada apa, Tae?" sahutnya bingung dengan tatapan dalam dan raut wajah serius Taehyung yang hampir tidak pernah dilihatnya.

"Apa Kak Sara akan bahagia menikah dengan Kak Namjoon? Apa Kak Sara akan baik-baik saja?" tanya Taehyung sedikit ragu dengan pertanyaannya sendiri. Suaranya terdengar dua kali lebih berat dari biasanya.

Sara terdiam sejenak memikirkan jawaban yang tepat untuk Taehyung. "Kau mengkhawatirkanku, Tae?" Sekarang Sara menatap Taehyung dengan raut wajah sama seriusnya. "Meski perjodohan ini di awali karena perjanjian lama keluarga kita. Namun aku dan Namjoon sama sekali tidak ada paksaan dalam menyetujui hal ini. Aku mencintainya dari lama, Tae. Dia yang paling mengerti dan mengenalku. Aku yakin, aku akan bahagia bersamanya. Semua anggota keluarga mendukung pernikahan ini terutama dirimu kan, Tae?"

Hati Taehyung serasa seperti ditikam berkali-kali oleh pisau tajam. Hatinya meraung merasakan sakit yang tak tertahankan. Tatapan Taehyung tidak dapat dimengerti lagi. Dengan sekuat tenaga, ia menahan air matanya untuk tidak keluar. "Ya, Kak Sara. Aku akan selalu mendukungmu dan Kak Namjoon agar dirimu terus bahagia," jawabnya dengan senyum palsu.

Terdengar bunyi ponsel mengakhir kesunyian yang tercipta di antara keduanya. Sara langsung mengecek dan ternyata itu adalah panggilan dari kakaknya. Setelah berbicara singkat dengan kakaknya, Hoseok. Ia pamit dan menancapkan gasnya pergi menjauh dari rumah keluarga Kim.

Taehyung masih menatap kepergian mobil milik orang yang dicintainya. Sampai mobil tersebut menghilang karena berbelok saat di ujung jalan, ia baru memutuskan untuk masuk ke dalam rumah bak istananya. Dengan langkah gontai dan perasaan yang tak tergambarkan lagi dengan kata-kata, Taehyung melangkah menuju kamarnya. Tanpa menyalakan lampu kamarnya setelah menutup dan mengunci pintu, ia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Memejamkan kedua mata indahnya dan menenangkan pikiran serta hatinya.

'Kumohon berikan aku kekuatan untuk menghadapi hari esok, Tuhan. Biarkan aku merelakannya berbahagia dengan Kak Namjoon. Cegah aku agar tidak mengacau besok,' pintanya tulus dengan air mata yang menetes dari sudut matanya tanpa henti. Ia terus menangis dalam diam hingga jatuh terlelap.

TBC

Hai semuaaaaa!!! Terima kasih sudah mampir. Bagaimana menurut kalian tentang fantic ini? Masih banyak kekurangan bukan... maafkan Lolley yang perlu banyak belajar. Lolley ga sabar pengen baca komentar kalian hihihi Thanks for always support me. Semoga kalian suka dengan karya Lolley

Like it ? Add to library!

lolleyethelcreators' thoughts
Next chapter