1 Pria misteri

Calon  imamku episode 1 :

"Faeyza, kamu adalah calon istriku."

Iris mata kecoklatan langsung terbuka sempurna, tubuh terduduk di atas tempat tidur, mimpi itu lagi. Pria berjubah putih tersebut selalu hadir dalam mimpinya, sedikit pun ia tidak mengenal pria tersebut, hanya senyum manis dan suara lembut saja terngingat dalam pikirannya.

"Siapa?" Faeyza Farzan, seorang gadis cantik lugu dan polos namun sedikit kasar ketika berbicara tertegun ketika terbangun dari mimpinya, dia selalu bermimpi bertemu dengan seorang pria rupawan, sedikit pun hingga kini tak pernah terbayang kalau di dunia ini ada seorang pria serupawan itu. Tangannya meraih ponsel yang biasa tergeletak di samping tempat tidur, mencoba mencari nama-nama orang tertampan di dunia, tidak seoarang pun mirip dengan sosok tersebut. Gadis itu semakin prustasi, manusia mana yang tidak kebingungan ketika sering bermimpi dengan sosok pria disaat usia masih 20 tahun. Niat ingin menikah di usia 21 hingga 25 tahun.

"Tidak ada, lalu siapa orang itu? Kenapa ada orang serupawan itu?" Azalia senyum- senyum sendiri ketika membayangkan sosok rupawan tersebut. Tiba-tiba saja pikiran mengerikan menghantui dirinya.

"Bagaimana kalau dia adalah Jin, jin itu kan bisa menyerupai wajah manusia? Aduh, aku harus bagaimana?" Faeyza kembali membaringkan tubuhnya, ia memiringkan tubuhnya lalu terlentang, miring lagi. Hatinya tak tenang hanya memikirkan sosok tersebut.

"Ya Allah, siapa orang itu? Jika memamng dia adalah jodohku, akan dengan senang hati hamba menerimanya." Sadar akan lamunannya yang tidak masuk akal gadis muda itu menggelengkan kepala, ia langsung bangkit dari posisi tidurnya.

"Astaghfirulla hal adzim. Lebih baik aku sholat tahajut saja, siapa tahu aku dapat petunjuk." Faeyza turun dari tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi lalu mengambil air wudhu, ia memang bukan dari golongan kelas atas. Semua orang baik padanya hanya karena ibunya, ayahnya hanya seorang petani biasa sedang ibunya adalah juragan pinang.Faeyza masih kuliah semester 4 di perguruan tinggi Dirgantara, meski begitu ia selalu berusaha menjadi gadis yang baik sekalipun tak pernah dianggap baik.

**

Allahu akbar.

Seorang pria tinggi tegap, iris mata biru memakai jubah putih sedang mendirikan sholat tahajut, dalam sholatnya dia selalu meminta diusia 30 ini Allah akan mengirimkan jodoh seorang wanita yang baik untuk dirinya. Ayah dan ibunya selalu memaksa dirinya untuk menikah, tapi satu pun wanita belum ada yang menarik perhatiannya.

"Percuma saja kamu sholat setiap malam tapi hingga kini tak satu pun ada wanita yang dekat denganmu!"

Ketika marah, itulah yang ibunya katakan. Syehan Tanvir Mizan, biasa dipanggil Tanvir. Dia pemilik sebuah perusahaan berlian terbesar pada masanya, tapi ia tak pernah menunjukkan diri di kantor kecuali sesekali saja. Pria itu hanya bekerja dibalik layar dan menunjuk orang-orang hebat untuk menjadi seorang berjabatan tinggi di Z.E. M Corporation.

Tanvir hanya suka duduk di rumah sambil membaca ayat al qur an, berdzikir atau pergi mengunjungi anak-anak yatim. Dia hanya datang saat perusahaan mengalami kegentingan, selain itu sedikit pun ia tidak muncul.

Setelah menyelesaikan sholatnya, ia duduk untuk berdzikir hingga menunggu waktu subuh dan sholat subuh berjamaah.

Tok…

Tok…

"Tuan muda."

Syehan Tanvir Mizan menghentikan dzikir ketika mendengar suara ketukan pintu di kamarnya, ia bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri pintu. Tangan terulur untuk membuka knop pintu tersebut.

Seorang gadis pelayan terpana melihat kerupawanannya majikannya, tapi langsung ditundukkan wajah tersebut sebelum sang majikan akan marah, pria itu tidak suka kalau ada seorang wanita yang memandang dirinya terlalu lama, katanya itu tidak baik.

"Maaf, tuan. Nyonya, menyuruh saya menemui tuan, nyonya ingin tuan menemaninya pergi."

"Ayah di mana?" tanya Tanvir heran, bukankah ada seorang suami untuk menemani wanita itu pergi? Kenapa harus memintanya.

"Maaf, tuan. Saya tidak tahu."

"Baiklah, aku akan menemui ibu." Tanvir tidak ingin berdebat lagi, ia lebih memilih untuk melihat orang tuanya secara langsung. Dia menghela napas ketika melihat wanita cantik tercintanya itu dini hari membawa koper, pastinya bertengkar lagi dengan ayahnya hanya karena diajak sholat malam.

"Ibu." Pria itu menghampiri ibunya lalu memeluknya dari belakang, sudah menjadi kebiasaan ketika sang ibu marah bisa mereda ketika mendapat dekapan hangat darinya.

"Tanvir, ibu ingin keluar dari rumah ini. Ibu tidak tahan lagi dengan ayahmu, dia itu selalu maksa ibu untuk sholat malam, ibu itu capek Tanvir. Mana ayahmu itu tidak memberi ampun pada ibu." Wanita itu terus mengeluh pada putranya.

Tanvir tersenyum lembut, ayahnya memang pria super bahkan super ketika di atas tempat tidur,"ibu, biar nanti Tanvir yang berbicara dengan ayah. Sekarang ibu harus kembali bersam ayah, tidak diizinkan seorang istri keluar dari rumahnya tanpa izin dari sang suami.

عن ابن عمر رضي الله عنه قال: رأيت امرأة أتت إلى النبي صلى الله عليه وسلم وقالت  يا رسول الله ما حق الزوج على زوجته؟ قال: حقه عليها ألأ تخرج من بيتها إلا بإذنه فإن فعلت لعنها الله وملائكته الرحمة وملائكة الغضب حتى تتوب أو ترجع، قالت يا رسول الله وإن كان لها ظالما؟ قال وإن كان ظالما

Artinya: Dari Ibnu Umar Ra berkata, "aku melihat seorang perempuan mendatangi Rasulullah dan bertanya: Wahai Rasulullah, apa saja hak suami atas istrinya? Rasulullah Saw menjawab: hak suami atas istrinya adalah seorang istri tidak diperbolehkan keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suami. Apabila ia melakukannya maka ia dilaknat oleh malaikat rahmat dan malaikat ghodob (marah) sampai ia bertaubat. Wanita itu bertanya: wahai Rasulullah, sekalipun sang suami berbuat zalim? Rasul menjawab Ya, sekalipun ia berbuat zalim." (HR. Abu Daud).

Ibu, aku percaya, ibu adalah istri yang shalehah. Memang ketika seorang suami meminta istrinya untuk menaminya di atas tempat tidur seorang istri tidak boleh menolak. Tapi terkadang seorang suami harus memperhatikan kondisi istrinya, ayah harus berhenti dan memberikan ibu istirahat ketika ibu sudah tidak sanggup."

Wanita cantik itu mendelik galak,"siapa yang tidak kuat?! aku kuat, kamu jangan sembarangan!" sewotnya.

Syehan Tanvir Mizan tersenyum penuh makna, memang beginilah kalau berbicara dengan ibunya. Wanita tercintanya itu tidak akan mau dianggap tidak kuat dan tak mampu menandingi ayahnya, jadi kalau seperti ini, ia yakin sebentar lagi mereka akan baikan.

"Kalau ibu memang kuat, masuklah dalam kamar lagi. Tanvir akan antarkan ibu," balasnya lembut.

"Baik, ibu akan buktikan padamu, kalai meski sudah tua, ibu masih kuat. Tapi Tanvir, kau ini sangat mirip dengan ayahmu, suka sekali berceramah. Dulu saat ayahmu masih muda dan menikah dengan ibu, suka sekali berceramah. Tapi, ibu sangat mencintai ayahmu, Ivan Maulana Rizky, pria mesum itu selalu saja seenaknya kalau berceramah. Persis sepertimu, Tanvir," balas sang ibu.

Tanvir tersenyum, namanya juga anak dan ayah, tentu saja ada kemiripan. Bukankah semua yang dipelajari dari ayahnya, ketika masih muda, sang ayah sendiri yang mengajari ilmu agama dan dunia.

avataravatar
Next chapter