3 Sedikit Pemanis Rasa

" Aaaaahh !! " Sumpah malu banget, rasanya aku pengen gali lubang terus masuk, sembunyi di sana.

" Kenapa lu ya, teriak teriak...kek orang gila ajah"

" Kepo! " Memeletkan lidah dan melanjutkan kegiatanku, telungkup dimeja.Yah seperti yang kalian lihat sekarang, aku sudah berada disekolah, tepatnya di kelasku.

" Aelah sok misterius lu! " Bella memutar bola matanya, bibirnya ia tarik menyamping membentuk senyuman, tampak mengejek.

" Sialan lu Bel ! " Umpat ku memberenggut kesal.

Btw, dia itu temanku, teman sebangku, teman main, teman curhat, teman terbaikku, hehe.

Firaya Agustin Nabella Putri, itu namanya. Berbeda denganku, dia dari keluarga berada, ia anak tunggal dari pemilik Perusahaan Arsitektur SK Agustin, Sinclair Knight Agustin yang terdapat diluar kota.

" Muka mu merah loh Ya " Bella terkikik melihat mukaku yang merah padam. Tampaknya itu membuatnya terhibur, tidak henti - hentinya ia menggodaku.

" Berhenti godain gue, Njir !! " Lama-lama ngeselin juga nih anak, umpatku dalam hati.

" Cerita dong Ya, Jangan buat gue mati penasaran " melas Bella padaku, dengan dua tangan ia kibasin di mukanya.

_______________________________________

# FLASHBACK ON

______________________

" Eeeewehhh...eehh, Mati gue mati !! "

Terkelok-kelok aku berusaha menyeimbangkan tubuhku agar tidak jatuh, namun keinginan itu tidak terwujud.

" Shit! Sepeda gueeeeee! " Umpatan itu tanpa kusadari meluncur di mulutku.

Rasanya kesal, bisa-bisanya orang lari tanpa lihat kiri kanan dan dia berlari ditengah jalan! kurasa dia stress. Datang dari belakang, Semestinya dia liat aku kan? Dia kira aku hantu kali yah, gak terlihat.

Jalan gak hati-hati lagi, sampai senggol aku!

It's okay jika itu orang lain ini aku, jantungku rasanya mau copot dari tempatnya .Okay itu lebay!

" Heh! lu bisa hati-hati gak sih ?! Untung cuma sepeda gue yang nyemplung,bukan gue! "

" Kalau gue yang jatuh ke selokan, udah gue tendang lu dari muka bumi! "

Berbalik. Menghadap nya, mataku langsung bertemu dengan pupil mata orang yang menabrak ku, Indah. Itu kata pertama yang keluar saat ku menatapnya. Ia tepat berdiri di depanku.

" Eum..Maaf?! "

" Hello ?! Hey ?? " Tangannya ia lambai-lambaikan didepan wajahku.

" Eeh..ya? kamu ngomong apa tadi? " Aku kelabakan, tertangkap basah memandang mukanya itu memalukan.

" Maaf dek, kamu enggak apa-apa kan? ada yang terluka? " Mukanya datar, memberikan kesan dingin. Terlihat jauh dari kesan ramah dan nampak sulit tuk didekati. Namun itu tidak menghilangkan aura keagungan bak bangsawan dari dirinya.

" Enggak... enggak kak. Aku baik-baik aja. Maaf kak, atas kata kata kasar yang ku ucapkan sebelumnya "

Aku terasa salah tingkah, dan apa yang ku ucapkan tadi ' Maaf ?! ' Aku sudah gila, iya kan? iya sepertinya ada yang salah dengan otakku. Dia kan yang awalnya buat salah. Astaga, ish aku kenapa sih.

" Kalau begitu, aku permisi. " Ia berlari menjauh dari tempat kejadian, kemudian menghilang di persimpangan jalan, dari pandangan. Terlihat tampak terburu-buru karena sesuatu.

"...."

Aneh, dia kenapa? kenapa terburu buru sekali? saat ku lihat kepalanya, terlihat bercucuran keringat, itu tampak habis dikejar oleh seseorang? Mungkin, itu hanya dugaan ku.

Tapi ia terlihat sexy dengan itu, serta dengan tudung yang melekat menyertainya ?!

" Aaaa !! fix gue gila! bisa-bisanya gue terpesona dengan orang aneh sepertinya."

Tanganku mendarat di kepalaku sambil ku bentur benturkan dengan serangan kecil. Kali aja otakku jadi benar setelahnya, iya kan.

Ku ambil sepedaku yang terjerumus ke air cucian, eh salah..selokan, Ha-ha. Nah kan dia aja lupa buat tawarin bantuan buat tarik nih sepeda! Aku kan cewek ,gak semestinya lakuin ini! cewek kan cocoknya jadi beban, gitukan? canda. Ha-ha orang pemalas yah gini! mau nya santai, leha-leha udah tertanam aja di diri sendiri kek gitu.

" Huhh..untung enggak telat " Ucapku ketika tiba dikelas. Setelah kejadian tersebut aku meraih sepeda ku dan melanjutkan perjalanan ke sekolah.

____________________________________

# FLASHBACK OFF

_______________________

avataravatar
Next chapter