70 Apa udah boleh nikah?

Semenjak hari itu, rute Reka berubah, yang awalnya setiap saat membuntuti Said, sekarang malah membuntuti Issey, tapi cowok itu tak merasa tersiksa meskipun selalu di ikuti.

......

Setahun pun telah berlalu, jatah mereka berada di Negeri Sakura ini telah berakhir, mereka akan kembali ke kampus mereka lagi untuk menyampaikan hasil yang mereka pelajari di negeri ini.

Mahasiswa yang berjumlah empat orang ini( Said hanya sendiri, waktu Tuti ada dua orang lainnya) pulang dari dengan perasaan bercampur aduk. antara sedih dan gembira .

Issey dan Reka sangat kehilangan mereka, karna selama di sana , mereka telah menjadi sahabat karib.

"Jika ada waktu.. kalian kami tunggu di Indonesia " Kata Said.

"Pasti.. aku masih punya nenek dan kakek di sana, dan aku akan membawa Issey.." Katanya dan langsung menggandeng tangan Issey.

......

Satu tahun kemudian, mereka telah Wisuda dan kembali ke desa mereka, Bupati di Kabupaten itu mendengar berita bahwa ada dua generasi muda dari salah satu desa yang ada di Kabupaten nya yang pernah menjadi masiswa yang mengikuti Study banding ke Negeri Sakura itu, dan sekarang kedua orang itu tengah menjadi guru honor di sebuah desa yang di Kabupaten itu.

Bupati itu mengundang mereka ke kantornya untuk dapat mengenal mereka lebih dekat.

"Tahun ini akan di adakan tes PNS, jika Anda lulus.. dimana ingin ditempatkan? "Tanya Bupati itu.

"Kami ingin di desa kami Pak" Jawab Said.

"Alasannya?" tanya Bupati itu lagi.

"Desa itu masih kekurangan guru. dan kami adalah penduduk asli disana, dan kami harap pendidikan di sana bisa semakin lancar" Jawab Tuti.

"Apa kalian tidak ingin berada di tempat yang lebih rame? " Tanya Bupati itu lagi.

"Tidak " jawab mereka serentak.

"Baiklah" jawab Bupati itu tersenyum.

"Mudah-mudahan desa itu akan semakin maju" jawab Bupati itu lagi.

........

Tak berapa lama kemudian, pembukaan tes CPNS dibuka, mereka mengikutinya dan mengambil Sekolah yang ada di desa mereka, tapi tidak satu sekolah, karna mereka tak ingin menjadi saingan, tapi masih di desa yang sama, dan gugus yang sama.

Nasib baik masih berada di pihak mereka, mereka lulus, kedua orang tua mereka amat bangga, terlebih Ibu Said, dia tak menyangka anaknya yang dulu begitu nakal bisa menjadi seorang pendidik.

Bayu dan Claudy pun amat bangga pada mereka. Mereka sengaja mengunjungi Said di rumahnya untuk memberikan selamat.

"Baiklah Pak guru... tahun ini Rasyid akan menjadi muridmu.. Mudah-mudahan dia bisa menjadi anak yang dapat di banggakan" Kata Bayu lagi.

"Siap Pak Kades... ku kan cetak kepala desa berikutnya" katanya nyengir.

"Bu... sekarang aku udah kerja.. apa udah boleh nikah? " Katanya polos tanpa beban.

"Apa? " Kata Ibunya kaget.

"Udah Bu.. kita Nikahin aja.. dari pada kumat" Jawab Ayahnya.

jawaban ayah Said serentak mengundang tawa.

"Dasar.. kau ini.. " Kata Bayu sambil mengusap kepala adiknya.

"Iya... dari pada ntar.. kalau lama-lama bisa keduluan orang ." Jawabnya dengan mimik sedih..

"Iya.. iya.. baiklah.. akan kami buat lamaran" Kata Ibunya lagi.

"Beneran Bu? YEEE... "katanya melompat kegirangan

"Apa kau tak malu? " Tanya Bayu.

" Taaak.. " Jawabnya masih tetap tersenyum bahagia.

Akhirnya keluarga Said melamar Tuti, Tuti sempat kaget karna Said tak memberi tau terlebih dahulu, tapi itulah Said, selalu penuh dengan kejutan.

Tak berapa lama kemudian pesta pernikahan mereka di laksanakan, Tuti dan Said memang sangat serasi. meski mereka masih muda, tapi menurut usia di desa itu mereka sudah cukup dewasa, karna anak teman-teman mereka dahulunya sudah menjadi calon muridnya saat ini, sementara mereka calon anak pun belum ada.

Setelah pernikahan usai, mereka telah pergi ke kamar masing-masing karna ke lelahan, begitu juga Said dan Tuti, telah memasuki kamar mereka.

"Jika aku menciummu mulai hari ini. kau tak akan memukulku lagi kan? "Tanyanya pada Istrinya itu dengan wajah sedih.

Melihat ulah suaminya, Tuti tertawa seraya berkata..

"Tak akan.. dasar kau ini" katanya dengan wajah malu.

********************************************

TAMAT

avataravatar