webnovel

Six Covenant

Meski suasananya agak aneh dan mencekik, tapi apa peduli Samael?

Pertemuan masih akan berlanjut!

"Menurut perintah Yang Mulia, saya disini ingin menegaskan tentang apa yang ingin Yang Mulia inginkan mengenai tahta."

Dengan wajah serius, Samael berkata: "Apa yang kalian lakukan untuk tahta itu memang diwajarkan."

"Lagipula Yang Mulia sejak awal memang tidak ingin menunjuk siapa penerusnya di tahta."

"Kecuali...." Samael menatap Putri Teresa dan berkata, "Putri Teresa ingin mengklaim tahta dan merubah tata kerajaan."

"Ini tidak bisa dilakukan Duke Duodere!" Pangeran Jonathan langsung berkata dengan lugas.

Bahkan Pangeran Morrigan juga menyetujuinya, "Kakak Pangeran Pertama benar, bagaimana bisa ini terjadi? Ingin merubah Raja menjadi Ratu?"

"Kenapa tidak, lagipula dari sisi darah dan dari sisi hukum, Putri Teresa atau Putri Latifa memiliki keunggulan dibandingkan kalian berdua."

Wajah Pangeran Morrigan menggelap dan dia bertanya, "Jika itu memang terjadi, apakah Anda akan mendukungnya?"

Samael menatap Pangeran Morrigan tenang, menyatukan kedua jari tangannya bersama dan berkata: "Ya."

Satu kata singkat ini membuat wajah Pangeran Pertama, Ketiga, dan Ketujuh tidak sedap dipandang!

Di sisi lain, wajah Para Putri terlihat lebih baik terutama Putri Kedua dan Ketiga.

Tapi mereka pasti tidak mendengar dengan jelas....

Samael tadi mengatakan, Putri Teresa dan Putri Latifa...

Apakah kalian mendengar nama kalian disana?

Tidak!

Kalian berdua sudah ada di blacklist oleh Samael dalam proses pewarisan tahta ini !!–

Jangan bermimpi terlalu tinggi, jatuhnya sangat sakit~

"Sayangnya, aku masih harus menolak. Bukankah aku sudah menjelaskannya berkali-kali?" kata Putri Teresa tenang namun agak ditekan.

"Kakak Pangeran Kedua, adik Pangeran Kelima dan keenam, kalian setuju bukan?"

Ketiga Pangeran ini mengangguk serius, "Kami juga mengikat sumpah ini sejak lama!"

Sumpah di Inggris sangatlah tinggi, dan sekali sumpah dilanggar, maka hukumannya akan sangat berat!

Jadi mendengar kalimat ini, Pangeran Jonathan dan Pangeran Morrigan tersenyum dari mulut ke mulut.

Tapi Samael mengalihkan pandangannya ke tubuh kecil Putri Keempat, Putri Latifa.

Putri Latifa sepertinya merasakan tatapan Samael dan dia segera menunjukkan senyuman yang sangat lembut sambil menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak ingin menjadi Ratu, yang saya inginkan hanyalah keseimbangan dan kegembiraan di wajah para rakyatku."

Wajah Samael melunak mendengar ini, dan sejujurnya, dia sudah tahu pasti inilah yang akan dia katakan.

Putri Latifa, mungkin bisa dikatakan dia adalah sosok keluarga kerajaan yang paling baik hati dan merakyat.

Jika dikatakan siapa yang memiliki prestise tertinggi di hati rakyat Inggris, maka Putri Latifa adalah orangnya!

Dia bahkan dijuluki sebagai "Nature Princess"

Pertama, kenapa dijuluki seperti ini karena dia benar-benar tidak peduli akan statusnya dan bahkan mau bekerja dengan berkotor-kotoran jika itu demi Inggris.

Kedua, siapapun yang bersama dengannya akan merasa sangat terbuka, seolah tidak ada jarak diantara mereka.

Karena inilah, "Nature" dipilih sebagai julukannya~

Tapi karena ini pula, dia juga tidak cocok sebagai Ratu. Paling bagus, dia mungkin cocok sebagai "Hermes" kerajaan.

Hermes disini diartikan bukan sebagai pembawa pesan para Dewa Olympus, melainkan sebagai juru bicara para rakyat serta sekutu para rakyat jelata!

Tugasnya sangat penting, yaitu demi menjaga hati para rakyat ini~

Tentu saja jika ada yang tahu peran ini, maka julukan Hermes akan berlaku. Tapi jika tidak, maka dia hanyalah "Nature Princess"....

Pada akhirnya pandangan Samael tertuju pada Pangeran Jonathan dan Pangeran Morrigan.

"Sepertinya kalian sudah sangat percaya diri bukan?"

Samael memasang wajah kaku dan berkata: "Karena seperti itu, kita bicarakan syarat dari Yang Mulia!"

Keduanya memasang wajah bermartabat, inilah yang mereka tunggu!

Samael meletakkan kedua tangannya di pegangan kursi, posisinya tegak dan dia berkata: "Pertama, semuanya diperbolehkan!"

" !!! "

Perkataan ini membuat kejutan besar, apakah Yang Mulia benar-benar sekejam itu untuk anaknya sendiri?!

Maksud perkataan itu jelas, semua hal yang dilakukan, itu boleh dan tidak akan dikenai hukum!

Termasuk membunuh!

Tapi Samael menambahkan, "Tentu saja, saya sebagai Duke Duodere tidak bisa menyetujui ini."

"Jadi peraturan pertama agak direvisi, dan menjadi: «Selama tidak melanggar batas ikrar Inggris dan terawasi oleh Keluarga Duke Duodere, apa saja boleh dipertaruhkan, dan semuanya boleh dilakukan»"

Putri Teresa dan ketiga Pangeran Ksatria menghela nafas lega. Paling tidak masih ada pengekang...

Pangeran Jonathan dan Morrigan sudah tahu ini akan terjadi, jadi mereka mengangguk setuju.

"Kedua!"

Samael berkata: "«Jika para calon Raja tertangkap curang, atau bahkan merugikan kepentingan umum dan rakyat selama pertempuran perebutan tahta, maka itu adalah alasan yang cukup untuk mencabut hak tahta mereka!»"

Kali ini wajah Putri Latifa yang membaik, dengan ini, selama dia menunjukkan bukti kuat...

Rakyatnya tidak akan sengsara!

Samael terus melanjutkan: "Ketiga: «Jika ada konflik antar kelompok punggawa para calon Raja, semuanya sapat diselesaikan oleh satu perwakilan yang ditunjuk dengan otoritas mutlak dalam pengadilan!»"

"Keempat: «Pihak yang kalah berhak menentukan apakah akan melakukan banding atau tidak»"

"Kelima: «Setiap perselisihan antar calon tahta harus didasarkan Keutuhan Inggris, dan tidak boleh ada perusakan besar pada alam!»

"Terakhir, Keenam: «Atas nama Pengawas Kerajaan, mari kita lakukan persaingan yang adil dan benar» !!!"

Samael selesai mengatakan peraturannya dan melihat ke sekeliling, "Apakah ada yang keberatan?!"

"Tidak ada !!!"

Semuanya setuju dengan ini, dan kedua Pangeran (Jonathan & Morrigan) segera melakukan aksi saling tatap.

Bahkan para punggawa mereka juga tidak kalah dalam ajang tatap mata ini!

Putri Teresa, Pangeran Kedua, Kelima dan keenam, serta Putri Latifa yang tidak peduli dengan tahta juga langsung berpikir sendiri...

Mereka memikirkan hal yang sama, yaitu mereka akan melakukan sebaik mungkin dalam membantu Samael dalam pengawasan!

Adapun Putri Kedua dan Ketiga, mereka memiliki pikiran mereka sendiri~

Tapi sejujurnya ada jebakan di syarat yang dibuat oleh Samael itu sendiri.

Peraturan Keenam...

Tapi tidak asa yang tahu, dan mereka semua memutuskan untuk berdiri dan menyelesaikan pertemuan ini

Tapi sebelum mereka ingin bubar, Samael tiba-tiba berkata: "Kemana kalian ingin pergi?"

"Eh? Tapi Duke, bukankah pertemuannya sudah selesai?" Putri Latifa memiringkan kepalanya dengan bingung.

Samael mengangguk, tapi dia menunjuk ke arah atas dimana mengartikan ruangan ini.

Disana dia berkata, "Ruangan ini, sudah dinetralisir sejak awal, dan tidak ada siapapun selain kita disini."

"Bukankah ini waktu yang pas, dan tempat yang tepat?"

"Tepat? Pas? Dalam rangka?"

Samael tersenyum lebar pada pertanyaan Putri Teresa, "Bukankah sudah jelas?"

"Cauls, masuk!"

Bang!

Pintu terbuka dengan Cauls yang membawa beberapa orang dengan wajah tertunduk, dan Samael berdiri saat ini.

Melihat wajah-wajah asing ini, semuanya langsung mengerti!

Ini intograsi langsung!

"Jadi, mari kita mulai...siapa pelakunya yang meracuniku!"

Next chapter