webnovel

delapan puluh empat

Enari Kazuki-lah yang menyelipkan petasan ke dalam kotak surat klinik bedah. Orang biasa menyebutnya jenis banger, dan benda itu meledak di kakiku saat aku bergegas melintasi gang gelap hendak membukakan pintu karena ada yang membunyikan bel. Aku langsung terlonjak kaget.

Aku membuka pintu depan dan melihat ke jalan. Tidak ada siapa pun. Namun, di tikungan yang diterangi lampu jalan, aku sempat melihat sekilas bayangan berkelebat yang terpantul di jendela toko, diiringi gelak tawa samar-samar. Aku memang tak mampu berbuat apa-apa, tapi tahu bahwa Taro mulai berulah lagi.

Dengan kesal aku kembali masuk rumah. Kenapa bocah ini menggangguku terus? Apa gerangan yang membuat anak lelaki sepuluh tahun itu begitu mendendam padaku? Aku tidak pernah merugikannya, tapi sepertinya aku sudah dijadikan target serangan yang dilakukan dengan sengaja.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com