"jadi seperti itu," gumam Rudy seadanya.
Refan, Louis, Reisya, Adila, Fasya, dan Adisty saling melirik bingung. Mereka pikir Rudy akan marah karna tidak di beritahu, tapi nyatanya pria paruh baya itu hanya bersikap santai tanpa marah sedikitpun. Begitu juga Monalisa, ibu mereka hanya diam dengan tatapan santai tanpa gurat emosi yang berlebihan.
"Ayah dan ibu tidak marah?" tanya Reisya dengan keraguan.
"Marah? Untuk apa?" jawab Rudy balik bertanya.
"Kami kan sudah menyembunyikan hal ini," ungkap Adila dengan nada was-was.
"Kami tidak akan marah, kalian tidak berbohong dan hanya menutupi untuk kebaikan Fasya dan Adisty juga kan? Lalu apa yang harus di permasalahkan?" balas Monalisa dengan wajah tenangnya.
Seketika Refan, Louis, Reisya, Adila, Fasya, dan Adisty merasa lega mendengar balasan Monalisa.
"Syukurlah kalau begitu, kami jadi tenang mendengarnya. Rasa gelisahnya melebihi sidang skripsi di akhir kuliah," jawab Refan dengan kekehannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com