1 Prolog

Catatan penulis :

Terima kasih yang sudah membaca bukan salah jodoh sesi pertama kisah hidup Vira dan Vino.

Masih banyak sekali kekurangannya dan sepertinya cukup segitu saja dulu, sebenarnya cerita itu sudah tamat di platform lain awalnya hanya sekitar 60 bab, dan endingnya di buat ngambang, kalau ga salah sampai Vira hamil saja.

Karena memang kekurangan stok bab, dan akhir akhir ini saya mengalami naik turun kesehatan jadi… maaf kalau ending nya kurang memuaskan..

Saya akan lanjut di judul ini dengan cerita berbeda, sebenarnya ini cerita sudah lama di draft saya, dan saya masukkan pada judul ini sebagai lanjutan dari keluarga Wilhelmina..

Yaitu Aoran wihelmina..

Terima kasih banyak untuk yang masih membaca, semua tulisan ini niatnya untuk menghibur kalian dan mengasah kemampuanku yang masih amatir ini, meski begitu saya masih terus m nulis sampai suatu saat nanti dapat gaya kepenulisan dan alur cerita yang paling cocok untuk saya. Untuk saat ini saya masih akan terus belajar dan belajar, dan terima kasih kalian mau mengikuti proses saya belajar.

****

Prolog..

Aoran Wihelmina di ceritakan sebagai sosok pemuda yang hampir sempurna, dengan latar belakang keluarganya tanpa kekurangan, apalagi dia dikarunia kemampuan intelejensi yang luar biasa.

Dia menjadi sosok pria yang sangat banyak menerima pujian dari keluarga dan orang sekitarnya, terkadang membuat dia sendiri merasa jengah dan ingin sekali hidup bersama orang yang menganggap dia itu hanyalah manusia biasa yang memiliki kekurangan.

Dia ingin menemukan seseorang yang melihat dirinya seperti orang biasa, bukan sebagai Aoran dengan semua kelebihan yang dia punya, tapi kenyataannya, dimanapun ia berada, dia selalu saja membuat orang lain kagum dan takjub, dia tidak bisa melihat mana orang yang benar benar tulus dan mana orang yang memang mengagumi dia karena faktor lain lain di belakang dirinya.

Tidak ada yang salah dengan asuhan orang tuanya, Vira yang begitu hangat dan penyayang, dia adalah seorang ibu yang selalu perhatian pada putranya, dia salah teman bicara Aoran.

Sementara ayahnya Vino Wihelmina adalah seorang pekerja keras yang sangat sibuk, seorang pengusaha terkenal yang memimpin perusahaan kelas dunia, pria itu tampak sudah sedikit menua dengan kerutan di sudut mata, mungkin dia juga lelah dengan urusan pekerjaan tapi dia tak pernah mengeluh.

Sebagai seorang anak tunggal laki laki, Aoran merupakan salah satu rekan bicara terbaik yang Vino miliki, mereka bisa membicarakan apa saja dengan terbuka dan tanpa batasan, sesekali mereka akan berdebat dan memiliki opini yang bertolak belakang, tapi di balik itu semua dia adalah pasangan ayah dan anak yang kompak.

Keluarga dengan marga Lu.

Keluarga ini belum lama mengalami nasib baik, setelah mereka memutuskan untuk membuka perusahaan barang jadi penyuplai kebutuhan rumah tangga, nama tuan Lu semakin terkenal, mereka memiliki produsen barang murah dengan kualitas yang cukup baik.

Keberhasilan usaha itu pun akhirnya membawa nama Lu ke dalam jajaran orang sukses baru, dia bisa menyekolahkan putrinya di sekolah terbaik.

Tuan Lu sudah dua kali menikah, pada istri pertama dia memiliki seorang anak gadis bernama Lily, yang selisih usia hanya beberapa bulan saja dengan anak keduanya, ya.. saat istri pertama tuan lu sedang sakit, setelah tak lama melahirkan, tuan Lu membawa gadis lain dalam keluarganya.

Sebagai seorang pria yang sukses dan sedang di atas angin, wanita juga menjadi salah satu tanda kesuksesan dan hadiah pada diri sendiri. Jadi.. tuan Lu membawa seorang gadis ke rumahnya. Dia sudah menikah pada wanita lain saat nyonya Lu jatuh sakit karena melahirkan.

Meski menjadi perbincangan antar pelayan dan pekerja tapi siapa yang peduli, nyonya muda Lu (istri kedua tuan Lu) ternyata juga sedang hamil kala itu.

Rumor buruk semakin berkembang pesat bahwa wanita muda yang dibawa itu memang selingkuhan tuan Lu, atau jangan jangan wanita muda itu yang meracuni nyonya Lu hingga terus kritis dan semakin memprihatinkan.

Anak pertama diberi nama Lily.

Saat itu tuan Lu sedang dimabuk cinta oleh nyonya muda jadi dia membayar satu pelayan untuk mengurus putri pertamanya, pelayan itu memberikan nama Lily, karena bayi yang lahir tampak begitu murni berkulit putih dan berlesung pipi satu mirip seperti nyonya Lu.

Setelah merawat dan menyusui lily untuk beberapa bulan, nyonya Lu meninggal dunia. Dan nyonya muda melahirkan putrinya.

Berbeda dengan putri pertama, putri kedua memiliki cinta yang begitu sempurna hingga membuat pelayan pelayan itu iri, ya.. mereka terus bergunjing tentang perbedaan sikap antara Lily dan Miran. Ya.. anak kedua itu diberi nama Miran, yang artinya princess, atau putri. Karena bagi keluarga Lu hanyalah Miran seoranglah yang akan menjadi ratu keluarga kaya ini.

Mereka tumbuh dalam lingkungan dan rumah yang sama tapi nasib yang berbeda, layaknya seorang Cinderella di era modern, Lily tak tinggal pada kamar mewah dengan fasilitas modern seperti Miran, dia tinggal pada balkon yang dibuat seperti kamar, akan terasa panas pada siang hari dan terasa dingin menusuk pada malam hari.

Pelayan tak suka dengan perbedaan ini tapi mereka tak ada yang berani membantah perintah nyonya muda Lu yang semakin hari semakin mengerikan layaknya seorang penyihir dari lembah hitam.

Siapa sangka, sebuah perjodohan membawa kedua gadis ini dalam dunia yang berputar bak roda jalanan, tak bisa diprediksi.

13 Tahun kemudian

Sekolah elit internasional.

Semua murid berkumpul pada monitor lebar yang terpampang di sudut lorong sekolah, semua itu menunggu detik detik pengumuman hasil ujian.

Seperti bom yang siap meletus.. saat detik mengurang satu persatu.

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1..

Semua orang berteriak dengan wajah terkejut tak percaya.

Rekor selama ini yang dipegang oleh Aoran Wihelmina selama sekolah di sini! Terpecahkan! Terkalahkan!

"Ya ampun, siapa gadis itu?"

"Dia benar benar genius!"

"Aku tak percaya dengan mataku! Apa yang terjadi pada monitor di depan sana! Pasti ada yang salah."

Dan.. beragam komentar mengejutkan lainnya.

Berbeda dengan semua siswa yang sedang sibuk dengan hasil ujian, dan hasil kali ini sangat mencengangkan.

Sementara..

Aoran malah tampak santai dan tenang di ruang OSIS dimana dia masih menjadi ketuanya. Pria itu merapikan beberapa buku bacaan dan menyusun anggaran berikut kegiatan di sela sela waktu senggang setelah ujian.

Jujur saja, dia sangat lelah menjadi nomor satu, jadi sesekali menjadi nomor dua juga bukanlah sesuatu yang burukkan.

Sejak tadi ponselnya terus bunyi, Tang Ting Ting!

Semua teman teman di grup chat ribut tapi sekali lagi Aoran tak peduli, dia sama sekali tak peduli dengan hasil tes yang ia dapatkan. Wajahnya tampak datar dan dingin, seakan apapun tak akan bisa mengganggu ketenangan hidupnya.

Cklak!

Pintu ruangan OSIS terbuka, dan seseorang masuk dengan tas jinjing di tangannya. Gadis itu meletakkan tas jinjing itu di meja lalu menyusun tumpukan buku di tangannya dengan begitu rapi di sebelah tas jinjing itu. Aoran sempat menoleh dan melihat gadis yang langsung keluar ruangan.

Tak berselang lama seseorang lagi membuka pintu dan masuk.

Seorang gadis dengan wangi parfum begitu anggun, rambutnya tergerai panjang dan berkilau, pakaiannya tampak sangat rapi dan berkelas. Gadis itu masuk dengan ucapan salam begitu matanya melihat ke arah Aoran.

"Ah, maaf ka.. aku pasti mengganggu kakak.." ucapnya sangat sopan dengan wajah berseri seri, pada bagian pipinya merona merah mengingatkan Aoran pada teman kecilnya dulu.

"Aku diminta pembina OSIS ke ruangan ini untuk menemui ketua OSIS, katanya ada hal penting yang harus aku lakukan.." dia sangat sopan dan suaranya sangat lembut.

"Duduk.." ujar Aoran singkat mempersilahkan gadis itu, dia mendapatkan jawaban senyuman manis yang membuat dada pemuda itu berdebar untuk pertama kali, gadis ini memiliki kesan manis dan baik begitu lekat.

"Sebentar.." ujar Aoran meminta waktu dengan mengangkat telapak tangannya, dia mencoba membaca pesan masuk dari pembina OSIS.

Dia membaca dengan seksama lalu melirik wajah gadis yang tersenyum manis di hadapannya ini.

Dari pembina OSIS.

Aoran kau tahu! Seseorang menghancurkan rekormu!

Oke baik… lirih Aoran dalam hati, apa seorang pembina begitu senang saat anak didiknya mengalami kemerosotan nilai ujian!

Aoran lanjut membaca pesan itu.

Aoran, karena ini tahun ketigamu, jadi serahkan jabatan ketua OSIS itu padanya, dia layak menjadi penggantimu tanpa perlu seleksi lagi, alam sudah menyeleksinya dengan baik! Dia sangat sopan, manis dan cantik, dan dia bahkan sangat cerdas!

Aoran tersenyum sinis, lalu dia meletakkan ponselnya seakan tidak terjadi apa apa di sini.

Dia melipat tangan di dada lalu menatap wajah gadis di hadapannya ini.

"Hmm.. apa kau tahu kau di panggil ke sini karena apa?" Tanya Aoran dengan intonasi suara yang tegas dan dingin.

Gadis itu menggeleng dengan imut.

"Kalau begitu kau pasti tahu siapa aku, dan kenapa aku ada di sini saat ini?" Pertanyaan Aoran masih terus memancing.

"Duh maaf ka, aku benar benar tidak tahu apapun. Dan aku adalah siswi baru di sini, sebenarnya aku dan saudariku baru masuk kurang lebih sebulan yang lalu, sebelumnya kami lebih banyak home schooling dan kursus saja, jadi.. kalau kakak bertanya kakak siapa dan apa yang kakak lakukan di sini saat ini.. maafkan aku sekali lagi kak. Aku tidak tahu!" Ketus gadis itu dengan wajah tenang tanpa berdosa.

Aoran mengerjapkan matanya, apa dia bilang? Dia tidak tahu siapa aku, dia benar benar tidak tahu siapa aku? Serius!

"Tunggu!" Aoran menegakkan punggungnya, oke.. dia tak suka menjadi terkenal dan populer, tapi banyak juga yang pura pura tak mengenalnya, mungkinkah gadis ini masuk ke pada kelompok yang berpura pura itu?

"Kau baru masuk sekolah ini, artinya kau baru saja bergabung dan mengisi form pendaftaran pindah sekolah kan?" Tanya Aoran dengan nada suara yang pelan dan sangat hati hati.

"Iya ka.."

"Lalu, apa kau mengisi manual atau secara elektronik?" Tanya Aoran lagi.

"Elektronik kak, aku mengisi melalui web sekolah."

"Oke.." lirih Aoran menunggu kelanjutan kalimat gadis di hadapannya saat ini. Lalu… dia menunggu dan masih menunggu tapi gadis itu malah menautkan alisnya.

"Iya, aku mengisi lewat web ka.." ulang gadis itu tampak polos.

"Sudah?"

"Sudah! Buktinya aku sudah lulus dan masuk sekolah ini.." lanjutnya dengan nada ceria.

Bukan itu maksudku! Apa kau tak lihat siapa yang jadi brand ambassador pada banner web? Apa kau tak membaca siapa yang memberi motivasi dan pengarahan pada halaman muka? Itukan foto dirinya! Masa tidak tahu sih!

"Baiklah.. aku anggap kau tidak tahu!" Lirih Aoran kesal.

"Siapa namamu?" Tanya Aoran lagi.

"Miran kak--"

Ini adalah pertemuan putri Lu dan Aoran untuk pertama kali, oh tidak.. dia sudah bertemu dengan putri lainnya sebelumnya.

avataravatar
Next chapter