webnovel

BERTEMU DENGAN ORANG YANG SALAH

Rivan mengembuskan napas panjang sambil melangkah ke dalam rumah. Sudah empat bulan ini ia menikah dengan Salsa. Tapi, setiap kali ia pulang ke rumah Salsa selalu tak ada di rumah.

"Bik!" serunya.

Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa menghampirinya.

"Sudah pulang,Pak?" tanya Bik Sum.

"Ibu ke mana?"

"Anu ... ibu ...." Bik Sum tampak ketakutan , wanita separuh baya itu meremas kedua tangannya dengan panik.

"Ibu ke mana?" Rivan mengulangi pertanyaannya.

"Ibu sejak siang tadi pergi. Katanya arisan di Bogor."

"Gila! Arisan sampai ke Bogor, lain kali kalau sembunyikan kunci mobilnya, Bik!"

"Mana Bibik berani, Pak. Nanti Ibu ngamuk."

Rivan mendengus kesal, kemudian tanpa menunggu lebih lama lagi, ia pun kembali menyambar kunci mobilnya dan bergegas pergi.

Bagi Rivan rumah tak ubahnya seperti neraka. Tidak ada kehangatan dan kemesraan pengantin baru pada umumnya. Hari masih sore , tapi Rivan sudah berada di tempat karaoke. Kali ini Mami Sundari yang menemaninya minum.

"Kusut sekali," kata Sundari.

"Saya pusing, Mami."

"Bagaimana kabar Kartika? Sudah lama sekali tidak ada kabar darinya."

Rivan menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menatap Sundari penuh penyesalan.

"Saya sendiri sudah lama mencarinya. Tapi, dia tidak pernah saya temukan."

Sundari terbelalak kaget.

"Apa?! Maksudnya, Kartika hilang?"

***

Kartika sedang mencuci saat Ghazali datang. Rumah dalam keadaan sepi, sebagian rok yang dikenakan Kartika tersingkap dan hal itu membuat Ghazali gelap mata. Tanpa berpikir panjang ia menyergap Kartika dari belakang dan berusaha mencium wanita yang bekerja sebagai tukang cucinya itu

"Lepaskan saya, Pak. Sebentar lagi ibu pulang. Ini tidak benar, saya juga sedang hamil!" teriak Kartika.

Namun, Ghazali seperti sudah hilang akal ia terus berusaha menaklukkan Kartika, tetapi ....

"Apa yang kalian lakukan!"

Ghazali terperanjat, ia kaget setengah mati saat melihat sang istri sedang melihat ke arahnya dengan tajam. Tanpa dapat dicegah lagi wanita yang sedang murka itu menarik tangan Kartika dan menyeretnya.

"Perempuan tidak tau diri! Ditolong malah menikam dari belakang! Jangan-jangan kamu ini memang perempuan nggak bener. Anak yang kamu kandung itu pasti anak haram! Sekarang juga kamu pergi dari lingkungan sini!" teriak Rokayah.

"Ada aapa ini?" teriak bu Siti yang baru datang.

Dengan berapi-api dan penuh emosi,Rokayah pun menceritakan apa yang ia lihat kepada Siti. Tentu saja Siti percaya kepada Rokayah mengingat Kartika adalah warga baru. Tanpa rasa kasian ia pun mengusir Kartika.

Sementara itu, Kartika pergi tanpa arah tujuan. Ia sendiri sangat bingung harus pergi ke mana. Saat ini ia sudah tidak memiliki keluarga lagi.

Tadinya ia hendak pergi ke rumah sang ibu. Tapi, ia masih ingat bagaimana ibunya itu mengusir dan mencaci makinya. Lagi pula ia sudah menganggap Kartika mati bahkan ia sendiri yang dengan tega menjual Kartika kepada mami Sania.

Dalam benak Kartika saat ini adalah Sundari. Ya, ia harus menemui Sundari. Hanya dia satu- satunya orang yang Kartika harapkan bisa membantu.

Kartika pun segera melangkahkan kaki menuju rumah Sundari. Ia berharap semoga Sundari mau menerima dan membantunya.

Saat ia sampai pintu rumah masih tertutup. Kartika tak peduli dengan tatapan mata orang-orang yang berpapasan dan mengenalnya. Biar sajalah, toh memang aku ini wanita yang sudah kotor, batin Kartika. Perlahan ia mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

Tak lama kemudian terdengar langkah kaki yang tergesa. Dan saat pintu terbuka, Kartika langsung menghambur memeluk wanita itu.

"Ya Allah, Kartika ... apa yang sudah terjadi kepadamu, Nak? Bukankah Rivan ... ah, sudahlah ayo masuk. Bawa barang- barangmu."

Sundari sama sekali tidak menyangka jika tamu yang datang adalah Kartika. Ia merasa senang ketika Rivan menebus Kartika dari mami Sonia. Wanita itu tidak menyangka sama sekali jika Kartika akan kembali ke sini.

"Apa yang terjadi, Nak? Kenapa kau ke sini? Bukankah Rivan sudah-"

"Aku hamil, Bu. Ini anak Rivan."

Sundari menutup mulutnya. Ia tidak menyangka sama sekali jika saat ini Kartika kembali hamil.

"Nak ... bagaimana bisa semua ini terjadi?"

Kartika tidak menjawab, ia menubruk tubuh Sundari dan menangis dalam pelukan wanita cantik itu.

Next chapter