2 #002: Bidadari yang Menolongnya

Sebelum pegawai-pegawai datang, Endra sudah standby di kantor. Tugas pagi setelah masuk kantornya adalah sebagai OB (office boy). Lantas merangkap sebagai supir pribadi Sarah, juga sebagai bodyguard sekaligus tukang suruh Sarah. Makanya dari awal Endra menganggap Sarah bukan istrinya, melainkan Estri. Sarah memang tidak tanggung-tanggung sadisnya dalam membuat hidup Endra menderita.

Anehnya, semua pegawai kantor justru tidak ada yang bisa diajak mengeluh bareng mengenai kesadisan Sarah. Para pegawai, yang hampir 90% berjenis kelamin perempuan, hanya tersenyum simpul saat Endra curhat soal kesadisan Sarah itu. Dan mereka sering kali hanya berkomentar begini, "Selow aja, Ndra. Nanti lama-lama juga paham kok."

Endra seringkali dibuat heran dengan tanggapan para pegawai kantor yang kelewat selow, meskipun kenyataannya Endra melihat sendiri betapa sadisnya Sarah dalam mengawasi para pegawainya itu.

Satu hal yang penting, kantor tempat kerja Endra bergerak di bidang fashion. Dengan nama brand: SR Fashion. Dan pemilik kantor ini tak lain dan tak bukan adalah si sadis Sarah. Meskipun kantornya bukan tergolong kantor yang besar. Hanya gedung berlantai dua dengan luas keseluruhan 350 meter persegi. Dan pegawai sebanyak 23 orang dengan 20 pegawainya adalah perempuan dan 3 sisanya adalah laki-laki, diantaranya Endra dan kedua laki-laki lainnya bertugas sebagai pengantar barang. Tapi meski begitu, SR Fashion memiliki cukup banyak cabang toko fashion yang tersebar di sejumlah daerah, sehingga bisa dipastikan kalau bisnis fashion yang dinaungi Sarah ini bukanlah bisnis kecil-kecilan.

Endra memang menikah dengan perempuan mapan yang bukan hanya memiliki karir di atas rata-rata, tapi juga memiliki wajah yang cantik dan otak yang cerdas, tapi semua kelebihan itu tidak diimbangi dengan sifat Sarah yang justru lebih mirip iblis dibanding bidadari.

"Ehem ... ehem ... pengantin barunya nggak dikasih cuti honeymoon dulu nih yee," ledek Asti, salah satu pegawai multi talenta yang juga merupakan orang kepercayaan Sarah. Karena sesuatu hal, Endra jadi sangat dekat dengan Asti. Dia sering curhat soal kesadisan Sarah dan betapa menderitanya Endra di bawah kekuasaan Sarah.

Endra memang sudah menyelesaikan semua tugas paginya, dan kali ini sedang membuatkan minuman untuk Sarah di ruang pantry ketika Asti masuk.

"Nggak usah ngeledek deh. Gue malah jadi ekstrak menderita semenjak resmi menikah sama si sadis itu," balas Endra dengan raut kesalnya.

Memang, perihal hubungan Endra dan Sarah yang sebenarnya, sudah menjadi rahasia umum. Semua pegawai SR Fashion tahu kalau Endra menikah dengan Sarah hanya karena adanya perjanjian kontrak. Dan pemicunya adalah ibu Endra. Jadi mereka tahu betul bagaimana hubungan Endra dan Sarah yang sebenarnya.

"Lho, bukannya semalem itu malem pertama kalian yah. Harusnya hepi-hepi gitu dong udah nge-unboxing Bu Sarah," Asti masih saja asyik mengerjai Endra, meskipun yang dikerjai mukanya lebih angker dari kuburan.

"Unboxing pale lo. Yang ada semalem gue udah kayak orang gila yang masa depannya udah direnggut sama cewek sadis itu. Kalo bisa nangis, gue nangis kejer dah."

Asti tertawa-tawa mendengar celotehan Endra yang kelewat lebay. "Ya udah sih, Ndra. Nikmatin aja masa-masa pernikahan indah lo ini sama Bu Sarah. Lagian, lo sendiri kan yang berambisi pengen punya cewek kota yang cantik, pinter, tajir, sholehah--"

"Asti gila~. Lo bisa diem nggak, gue mau bunuh diri aja kalau lo masih mau ngeledek gue!"

Asti tetap tidak bisa menghentikan tawa. "Ya udah gih. Dah jam segini, buruan lo jemput Bu Sarah. Kayaknya hari ini dia bakal sibuk banget deh."

Endra berdecak sebal. Tanpa Asti kasih tahu juga Endra sudah hapal jadwalnya. Memang sebentar lagi sudah waktunya bagi Endra untuk menjadi sopir dan menjemput Sarah di rumah. Lantas, rutinitas Endra selama sebulan ini bersama Sarah pun, kembali dimulai dengan status Endra yang baru, namun masih tetap sebagai mangsa empuk Estri.

***

Endra mengenal Sarah kira-kira sebulan yang lalu. Saat itu, dia memiliki misi dari kampungnya untuk menemukan perempuan idaman yang akan menjadi istrinya di kota.

Misi itu berasal dari ambisi Endra yang terus saja menginginkan seorang istri yang berasal dari kota. Bukan dari kampung seperti dirinya. Jadi ceritanya, waktu kecil Endra pernah diajak jalan-jalan sama ayahnya ke kota. Kebetulan saat jalan-jalan itu lagi ada pameran produk kecantikan. Dan secara nggak sengaja Endra dan ayahnya ikutan nonton. Dari situ mereka berdua dibuat takjub dengan kecantikan perempuan yang jadi brand ambasadornya produk kecantikan itu.

Di tengah ketakjuban itu, ayah Endra malah nyeletuk, "cewek kota emang cantiknya ngelebihin bidadari yah." Dan kebetulan Endra denger. Jadi dari kejadian itu, pikiran Endra jadi menyimpulkan kalau cewek kota itu cantiknya ngelebihin bidadari.

Alhasil, pikiran itu terbawa terus sampai dewasa. Meskipun di kampungnya Endra tergolong cowok populer dan banyak diidolakan cewek-cewek, tapi Endra sama sekali tidak tertarik. Di dalam pikirannya terpatri kuat sebuah ambisi bahwa dirinya harus bisa mendapatkan pacar yang kelak akan menjadi istrinya dan berasal dari kota.

Hanya apesnya, Endra justru terus saja terjebak di wilayah kampungnya saja. Sekolah dari mulai SD, SMP, SMA tempatnya selalu saja nggak jauh dari tempat tinggalnya. Hanya pas kuliah saja tempatnya agak jauhan dikit, tapi masih dalam lingkup perkampungan juga. Jurusan yang diambil saat kuliah juga ilmu pertanian, karena Endra sebagai anak pertama memang diharapkan menjadi penerus perkebunan teh milik kedua orang tuanya.

Barulah saat usianya mencapai 25 tahun lebih dikit, Endra diperbolehkan untuk pergi ke kota. Itu pun karena ibunya memaksa agar Endra segera memikirkan soal istri. Karena selama ini, Endra terkenal sebagai pecinta jomblo demi bisa memiliki cinta pertama dan terakhir dengan perempuan kota.

Akhirnya, kira-kira satu bulan yang lalu, Endra datang ke kota dengan tampang cupunya. Sambil celingak-celinguk nyari cewek kota yang cantiknya ngelebihin bidadari, tahu-tahu Endra malah dihadang preman pasar yang hendak merampas barang berharga Endra. Karena selama di kampung Endra tidak pernah berurusan dengan preman, akhirnya Endra cuma bisa berteriak minta tolong, karena si preman itu mau merebut tas yang isinya seduhan teh spesial yang diracik ibunya, dan uang sebagai biaya hidupnya selama mencari cewek kota idamannya.

Karena menolak permintaan si preman, Endra dipukul perutnya dan langsung tersungkur di tanah. Kemudian tasnya direbut. Tapi baru beberapa detik terdengar suara erangan yang keluar dari mulut si preman, pas si Endra mendongak, ternyata sudah ada bidadari cantik yang turun dari kahyangan yang baru selesai mengambil kuda-kuda sehabis memukul preman yang sempat memukul Endra tadi.

Otomatis batin Endra langsung berucap, kalau bidadari yang menolongnya ini sudah pasti cewek idaman yang dicarinya selama 25 tahun terakhir. Dan rupanya itu adalah pertemuan paling sial yang Endra temui sebulan kemudian, karena bidadari yang dirinya maksud saat itu adalah Sarah. Cewek sadis yang akan membuat hari-harinya lebih angker dari kuburan.

avataravatar
Next chapter