1 Pintu Masuk

"Apakah kalian pernah menjadi jagoan di sekolah kalian?"

"Apakah kalian pernah nakal hingga dipanggil kepala sekolah?"

"Apakah kalian pernah menang kejuaraan tingkat internasional?"

"Apakah kalian pernah jadi murid terbaik hingga mendapatkan beasiswa?"

"Apakah kalian pernah mendapatkan gadis terpopuler untuk dijadikan kekasih?"

Itu semua telah kurasakan selama ini, masa-masa sekolahku saat masih SD hingga SMP dan sekarang aku telah kelas 2 SMA. selama masa sekolah, aku selalu ingin mendapatkan hal menarik dan baru setiap saat. tetapi belakangan ini sepertinya tidak ada hal menarik yang bisa kulakukan aku hanya melakukan kegiatan sehari-hari yang membosankan.

"Arghh... bosan sekali rasanya, setahun ini tidak ada hal menarik sama sekali. padahal aku masuk kesekolah terbaik berharap untuk bisa mendapatkan hal menarik setiap harinya. tetapi sekolah ini isinya hanya ada orang normal. tidak ada manusia bodoh yang aneh atau orang sombong yang bisa membuat kesal, disini benar-benar membosankan. apa perlu aku harus membuat onar saja ya supaya di pindahkan kesekolahan lain." setyo terus mengerutu sendiri sembari berjalan pulang kerumah.

****

Setyo Dwi Maharaja adalah anak jenius dan berbakat yang bersekolah di sekolah terbaik di kotanya, ia senang melakukan hal-hal baru tetapi karena sudah banyak hal yang ia coba membuatnya menjadi benar-benar bosan, dikehidupan sekolahnya tahun pertama di SMA ia habiskan waktunya untuk kegiatan osis dan membantu orang-orang disekolah, karena mulai jenuh ditahun keduanya ia mulai bolos dari anggota osis dan hanya berkeliling mencari hal-hal yang mungkin bisa memuaskan rasa bosannya. setiap istirahat dan pulang sekolah setyo selalu berkeliling sendirian di wilayah sekolah, walaupun sangat mudah baginya untuk bergaul tetapi lebih senang saat berjalan sendirian mencari hal-hal yang mungkin dia anggap menarik.

Di hari itu saat pulang sekolah setyo akan melakukan rutinitasnya berkeliling sekolah, saat hari sudah mulai sepi dari kejauhan ada gadis mencurigakan. terlihat gadis itu melihat kiri kanan saat ingin masuk kesuatu ruangan.

"aihh... siapa tuh, gue tau semua murid disekolah ini tetapi kenapa belum pernah melihatnya. dilihat dari seragam yang di pakenya sepertinya benar dari sekolah ini. apa yang ingin dia lakukan, itukan ruang kosong yang sudah tak terpakai". setyo mengendap-endap sembari mengikutinya.

Saat ingin mengintip dari jendela setyo kaget karena gadis itu tidak ada di ruangan kosong itu, lalu ia membuka jendelanya dan masukan kepalanya untuk melihat seluruh ruang kelas dan ternyata benar tidak ada siapa-siapa. seketika setyo berlari pulang karena ketakutan. semalaman ia memikirkan kejadian itu.

"gadis itu apakah dedemit, ataukah ia hanya bersembunyi. jika benar bersembunyi dimana tepatnya ia bersembnyi itukan hanya ruangan kosong."

Karena penasaran esok harinya saat jam istirahat setyo menceritakan kejadian itu ke teman dekatnya bernama Randi adji Pangestu ia adalah ketua osis di sekolah itu, mereka telah berteman lama sejak dari SD hingga sekarang. setyo selalu menceritakan banyak hal kepada randi atau lebih tepatnya setyo itu orangnya bawel dan senang bercerita, hanya saja lebih enak bercerita kepada randi karena bisa di ajak berfikir untuk menyelesaikan suatu hal.

"jadi tau gak itu cewe siapa? asli penasaran soalnya gak pernah liat sama-sekali"

"dari ciri-cirinya sih itu murid yang baru aja pindah kemari dari luar kota, namanya nina febriati." randi memberitahunya sembari mengecek di laptopnya.

"bener ini bukan orangnya coba liat deh fotonya" randi memperlihatkan data siswa tersebut.

Seorang gadis kelas 11 yang memiliki tinggi 160cm berambut hitam panjang dengan memakai kacamata, terlihat seperti gadis biasa kebanyakan dan tidak ada hal special.

"ahh... bener bener dia orangnya. itu cewe asli manusia kan? atau dia pesulap? atau lagi bikin konten prank?." setyo bertanya-tanya.

"diliat dari datanya sih cuma orang biasa dan pindah kesini karena pekerjaan ayahnya. oh iya elu bosen kan? kenapa gak cari tau sendiri aja soal itu cewe, dia ada di kelas 11 C."

"iya juga yah mungkin bisa dapet hal menarik"

"yaudah sana capcus"

"siap 88" setyo bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan ruang osis

Selama 3 hari setiap saat jam istirahat setyo melakukan pengamatan, mempelajari keseharian dan pola kegiatan gadis itu, saat istirahat gadis itu hanya jajan sendirian lalu kembali kekelasnya lagi tetapi setiap pulang sekolah gadis itu selalu masuk keruangan yang ada di sekolah itu secara acak dan menghilang begitu saja di dalam kelas, bahkan setyo pernah menunggunya hingga malam. di hari ke-4 setyo mulai basa-basi mendekati gadis itu dan mencobanya mengajak kenalan. tetapi gadis itu hanya diam dan menjawab dengan anggukan saja. karena heran ia pun bertanya dengan murid di kelas itu yang duduk di sebelahnya.

"ehh ani itu si nina emang jarang ngomong ya?" setyo berbisik

"kenapa emang yo? lu lagi PDKT in dia? mending sama gue aja ahaha..."

"bukan PDKT gw cuma lagi mencoba berteman sama murid baru" setyo berbisik

"lu mah semua cewe di ajak berteman, mungkin dia masih gugup aja karena masih baru pindah, tapi dia itu pinter banget dikelas. kita cewe-cewe dah nyoba buat ajak temenan cuma belum bisa aja"

"okedeh makasih ani" setyo senyum ke arah ani dan nina lalu pergi dari kelas itu.

Saat sedang berfikir dan ingin menuju kembali ke kelas setyo di tepuk pundaknya.

"ehh... gimana sama murid baru? sukses gak PDKT nya?"

"ehh elu randi.. siapa yang bilang gue PDKT an?"

"lohh.. bukannya iyaya? lu pasti gak sadar tiap istirahat selalu merhatiin dia dan banyak yang mulai ngeliat lu, jadi pada ngira kalo lagi mau PDKT in murid baru."

"yaampun, sial dasar sekolah terbaik isinya orang cerdas dan pekaan semua." setyo nyeletuk kesal.

"ahaha.. jadi hasilnya gimana? cerita dulu lah kita keruang osis mumpung rame"

"ayok dah"

Sesampainya di ruang osis setyo menceritakan semuanya ke randi dan teman-temannya yang lain hanya menguping dan berfikir kalau itu bodoh jadi tidak ada yang terlalu tertarik dan hanya mengira setyo sedang jatuh cinta.

"dari cerita lu selama ini lu selalu ngintip dari jendela doang kan, kenapa lu gak nyoba ikutin masuk kekelas yang di masukin cewe itu?"

"hmm.. iya juga ya."

"ahaha... payah lu mah, cuman gegara cewe jadi bego gitu. perasaan dulu gk pernah gini deh pas dapet cewe terpopuler waktu SMP."

"ahh.. berisik lu dah gue mau balik masuk ke kelas."

"ohh iya gue juga harus balik ke kelas, yok dah bareng"

Pada saat sore hari setyo mencoba mengikuti nina kembali. dia berfikir kenapa tidak ada yang melihat nina saat ia berjalan kesana kemari saat mencari ruangan yang ia ingin masuki.

"padahal masih ada beberapa murid yang piket dan melakukan kegiatan ekskul, apa hawa keberadaan nina sekecil itu ya" setyo bergumam sembari mengikuti nina dari kejauhan.

"ahh... dia berhenti di depan ruangan. itu kan ruangan osis, ruangannya udah di kunci dan bukan ruangan kosong mau ngapain dia." setyo bergumam sembari mempercepat jalannya.

"loh lohh kok dia bisa buka pintunya, apa ada yang lupa kunci. tapi anehnya itu cewe tiap masuk keruangan kenapa tiba-tiba gak ada orang sama sekali sih." setyo mulai berlari.

Saat tiba di depan pintunya, setyo heran karena pintu ruang osisnya menjadi seperti pintu tua dengan motif ukiran aneh.

"ehh.. lah sejak kapan pintu ruang osis jadi unik begini, ah sabodo lah" setyo mencoba membuka pintunya.

Saat membuka pintu itu ruangannya terasa sangat terang, setyo masuk dengan memejamkan mata karena merasa silau.

"oh astaga kenapa terang banget lagi mau bikin kejutan ulang tahun apa ya" setyo bergumam sembari masuk keruangan itu.

Saat sudah berada di dalam ruangan setyo masih merasa silau dan tiba-tiba pintu itu tertutup seketika dan terkunci.

"lohh ini dimana. ini kan bukan ruangan osis" setyo merasa kebingunan.

sembari melihat sekeliling setyo mencoba membuka pintu itu tetapi tidak bisa. setyo melihat sepertinya ruangan itu adalah rumah pondok kecil yang terbuat dari kayu dengan furnitur modern terlihat juga di tengah ruangan ada meja dan 1 bangku dengan perapian tepat di depannya.

"oh wow, tempat apa ini. sepertinya ini bukan ruangan osis apakah aku hanya berimajinasi ataukah ini hanya mimpi. seharusnya kan aku masuk keruang osis, lalu tempat apa ini." setyo mencoba melihat keluar jendela.

Saat melihat keluar jendelanya hanya terlihat hamparan salju putih dengan beberapa bebatuan dan terlihat gunung es dari kejauhan. beberapa kali setyo juga menampar dan memukul wajahnya untuk memastikan jika itu bukan mimpi.

"eh lah kok, ini dimana. kok banyak salju sih, ini tempat ada dimana." setyo kebingungan sembari menempelkan pipinya kejendela.

"kok gak dingin yah, tapi gak terasa hangat juga. disini suhunya normal aneh banget."

Di rumah pondok yang kecil itu setyo hanya melihat ada dua pintu tempat ia masuk yang telah terkunci dan pintu menuju keluar rumah itu.

"sebenarnya gadis itu siapa sih kenapa kok bisa-bisa nya gua jadi di tempat gak jelas gini seriusan lagi bikin konten prank apa ya"

sesekali setyo berteriak memanggil nina tetapi tidak ada yang menjawab lagipula tidak ada ruangan lagi dirumah pondok itu. setyo juga sudah mengecek lemari dan hanya ada beberapa jaket yang di gantung dan beberapa tas ransel kosong.

"hmm.. ini aneh... jangan-jangan dia udah keluar rumah ini apa ya. tapi pas liat lewat kaca jendela gk keliatan ada jejak kaki di atas salju. harusnya dia masih ada di ruangan ini dong".

Setyo pun mengecek setiap sudut ruangan tetapi itu benar benar hanya ruangan rumah pondok biasa dan tidak menemukan hal-hal seperti CCTV, kamera tersembunyi, tombol menuju ruangan tersembunyi atau hal aneh yang ada dipikirannya.

"wah aneh nih tempat, gak bisa gue disini terus"

Karena di luar terlihat bersalju, setyo mengambil jaket yang ada di lemari, topi kupluk dan juga mengambil tas lalu mengisinya dengan jaket cadangan dan beberapa hal yang ia temukan kebanyakan itu hanya kue serta beberapa bungkus teh. dia juga menemukan pisau dan gunting untuk di bawanya.

setelah merasa siap setyo mencoba membuka pintu itu dan sepertinya tidak terkunci, tetapi hal sama kembali terjadi saat ia membuka pintu cahaya terang yang menyilaukan muncul dari balik pintu. saat sudah keluar terkejuatlah setyo dengan apa yang telah ia lihat.

avataravatar
Next chapter