27 Kamuflase

Glen menuju dapur. Mengambil sesendok oat dan wijen, menyentuh tombol kompor, mulai memasak.

"Ini cukup tuan?" tanya seorang pelayan sambil menumpahkan potongan buah segar ke dalam gelas kaca. Glen melirik sesaat.

"tambahkan susu low fat" pinta Glen, dengan sigap pelayan mengikuti petunjuk Glen. Pelayan menuang susu, Glen melirik sesaat.

"Cukup!" ujar Glen. "segitu saja cukup!" 

"Baik tuan" dengan sopan pelayan menyahut. Dia segera menekan tombol juicer dan gelas menampung hasil jus segar berwarna pink muda. Melihat isi panci sudah larut dengan cekatan Glen menuangkan ke mangkuk dengan bentuk kucing, dia menambahkan potongan buah dan daun mint di atasnya.

"Biar aku yang antar!" seraya meraih gelas berisi jus segar dan semangkuk oat meal. Dengan langkah panjang Glen kembali ke kamar nona Jung. Hoon menatap punggung Glen yang berlalu cepat dihadapannya. Dua orang pelayan mengikuti langkah Glen dengan nampan makanan lainnya.

"Dia membawa apa?" tanya Hoon ingin tahu isi tangan Glen.

"Tuan Glen membuat sarapan untuk nona, tuan" jawab pelayan dengan menunduk sopan. Hoon tersenyum lebar.

"Wow, dia manis seperti biasa!" ujar Hoon senang. Dia melanjutkan berselancar di ipad nya.

"Memang hanya Glen hyung yang membuat nenek sihir berubah normal" sinis Hoon menghina nuna nya sendiri. Sudah dua hari nuna nya mengurung diri dan tak seorang pun yang berhasil membujuknya keluar. Bahkan saat Hoon mencoba membujuk.

"Pergi kau brengsek!!" Hoon meledek Eun, nuna nya selalu saja memanggil adiknya dengan kata brengsek. Mereka memang tak sedekat itu. Memang hanya Glen saja yang diinginkan Eun.

"Aku harap mereka segera menikah dan keluar dari rumah ini" gumam Hoon dengan wajah kesal.

***

"Aku tak suka warna seprai nya, cepat ganti-ganti!" dengan wajah kesal Eun meminta pelayan mengganti lagi seprai nya. Pelayan dengan patuh mengikuti perintah nona Jung, sementara gadis itu duduk manis di depan meja rias, seorang hair stylist dan make up artis ternama sedang memoles penampilannya.

"bisa kau tambahkan sedikit rona jingga disini?" pinta nona jung menunjuk sudut kelopak matanya. Dengan hati-hati perias mengayuh kan kuasnya. Eun menutup matanya, mendengar ketukan sol sepatu menuju kamarnya dengan tiba-tiba mata Eun terbuka, sontak ujung kuas mengenai matanya.

"Aish! kau gila ya!!" ketus Eun segera berdiri, membuat dua stylist nya bingung dan takut.

"Kau sengaja melakukan ini hah! kau ingin mata ku cacat!!" teriak Eun emosi. Dia mengeluarkan kata-kata kotor, mengumpat karena kesalahan tak sengaja tadi. Glen masuk dan mendengar jelas upatan nona Jung pada seorang gadis muda di hadapannya.

"Apa kau mengambil video tadi?" tanya Eun pada asistennya, yang ditanya segera mengangguk.

"Cepat edit dan buat wajah wanita ini tidak bisa diterima dimanapun! kau akan menyesal sudah mengecewakan ku!" tindas nona Jung kembali duduk di kursinya dengan angkuh. 

"Cepat keluar, semuanya!!" perintah nona Jung dengan wajah kesal. Semua keluar dari ruangan nona Jung dengan wajah tertunduk, gadis yang menjadi make up artisnya hari ini hanya bisa menangis. Pekerjaan dari nona Jung adalah impian, tapi saat mengecewakan, impian itu seketika berubah menjadi hukuman.

Kamar nona Jung yang sangat luas, terdiri oleh tiga ruangan. Ruang pertama di dekor semewah mungkin dengan kursi dan permadani tebal, disini biasanya nona Jung menerima tamu-tamunya. Di ruang kedua dimana di pajang lemari kaca yang berkilau, berisi perhiasan mahal milik nona Jung, dia koleksi batu langka dan perhiasan mahal dari penjuru dunia. Ruang ketiga ranjang besar, meja rias dan meja kursi dimana nona Jung akan menghabiskan makanan di kamarnya. Dia jarang bergabung di meja makan, oh sebuah ruang rahasia, dimana berisi peralatan elektronik. Nona jung seorang streamer ternama, dia seorang influencer dan sosialita.

Glen menaruh mangkuk dan gelas di atas meja kayu tak jauh dari ranjang nona Jung. Dengan senyuman lebar nona Jung segera bangkit dari meja riasnya dan menghampiri Glen, dia membuat wajah manis yang manja.

"Kau memasak untukku kan?" Glen mengangguk, dia memang memasak khusus untuk sarapan Eun.

"Kau membuatkan menu sehat untukku" puji Eun dengan wajah cerianya, Glen tersenyum tipis.

"Apa rasanya enak?" Glen menyendok oat di mangkuk, dia meminta Eun membuka mulutnya. Dengan senang hati Eun menerima suapan dari Glen.

"Terima kasih sudah kembali memasak untukku" bisik Eun dengan mata berbinar.

"Aku akan selalu memasak untukmu" balas Glen tersenyum getir. Dimana dia pernah mendengar kalimat barusan. Glen tersenyum saat sadar jika kalimat itu dari Risa untuk nya. Dia tiba-tiba mengingat wajah ceria dan perlakuan hangat gadisnya saat di Indonesia. Glen merindukan semua itu.

"Ada apa?" tanya Eun mendapati sorot kosong mata Glen.

"Bukan apa-apa, kau terlihat cantik" puji Glen mencoba mencari topik pembicaraan.

"Kau sedang merayu ya" ujar Eun tertawa nakal. Gadis itu bisa membuat wajah bahagia saat bersama Glen. Dia bahkan tidak menangis di acara pemakaman papa nya, kenapa pria tua itu malah memberikan hak waris pada anak tak tahu diri ini! batin Glen mendengus kesal. Eun sangat berbeda dengan Risa, mereka tidak selevel, batin Glen berpendapat sendiri.

"Kita harus mengurus pernikahan sayang" ujar Eun disela makannya, Glen mengangguk setuju. Bagaimanapun Glen pasti menikahi Eun, dia pemegang kekuasaan di perusahaan. Glen hanyalah seorang pekerja, wanita inilah bos asli nya. Glen harus menikahi Eun untuk terus duduk di jajaran kursi direksi.

"Segera habiskan minuman mu" pinta Glen menyodorkan gelas. Eun segera meneguk minumannya dengan dahaga.

TAK!! 

Eun meletakkan gelas dengan menghentak. Matanya menatap tajam wajah Glen. Tatapan itu sangat Glen pahami, apalagi, mereka sudah hampir satu bulan tak bersama tentu saja Eun sangat merindukan tunangannya. Untuk apa dia mandi dan berdandan hari ini, tentu saja karena Glen.

"Kita harus segera menikah!" ujar Eun mendaratkan kecupan di bibir Glen. Jemari dengan kuku panjang warna warni menjangkau tengkuk Glen. Eun pindah duduk di atas meja, dia mengangkat satu kaki dan melipat di atas paha nya. Membiarkan gaun sutra yang dia kenakan terbuka hingga pangkal paha. Eun sangat cantik, dia merawat tubuhnya dengan baik. Produk mahal, dokter estetika ternama. Semuanya memperindah tubuh dan wajah Eun, begitu banyak yang dia aplikasi hingga figure dan struktur wajahnya tidak realistis lagi. Eun memiliki tubuh seperti boneka barbie, dengan kelopak mata buatan, bibir penuh berwarna merah muda, bentuk hidung yang diagonal sempurna, Eun seperti tokoh gadis di game fantasi.

Glen memundurkan badannya mendapatkan serangan tiba-tiba dari Eun.

"Kenapa, kau tak merindukan ku" bisik Eun dengan senyuman sinis. Glen menggeleng. Bukan begitu, jika ingin jujur Glen tak pernah menikmati hubungan ranjang mereka. Eun gadis dominan yang arogan, Glen tak pernah bisa membantah. Baik dalam kehidupan sehari-hari atau di atas ranjang. Eun dominan, dan Glen hanyalah budaknya.

Eun menahan kepala belakang Glen. Dia menggigit kasar telinga tunangannya.

"Aku sangat rindu padamu"

avataravatar
Next chapter