9 SEPERTI PRIA

"Mama? Mama ingin pergi ke mana dengan penampilan seperti itu?" tanya Keanu heran dengan penampilan Cheery saat ini.

Cheery mendudukkan tubuhnya di pinggiran ranjang dan memanggil Keanu untuk datang. Si kecilpun langsung bergegas mendekat.

"Hari ini mama ingin melamar pekerjaan di tempat bibi Sania bekerja. Doakan mama lolos ya, Sayang!" ucap Cheery sambil tersenyum memeluk puteranya.

"Hmm, sudah pasti aku akan mendoakan Mama. Tapi…," ucapan Keanu terhenti sejenak, "Tapi, apa Mama akan keluar rumah dengan penampilan seperti ini?" tanya Keanu ragu bahkan terlihat wajahnya memerah menahan tawa.

"Kenapa? Apa yang salah dengan penampilan mama yang seperti ini?" tanya Cheery bingung sambil mengecek kembali penampilannya di depan cermin besar meja riasnya, "Penampilan mama sudah sempurna!" yakin Cheery percaya diri.

Keanu terlihat menutup mulutnya saat tawanya nyaris keluar ketika melihat kepercayaan diri mamanya yang sangat tinggi. Dan setelah agak tenang, barulah Keanu bicara lagi.

"Tapi, apa Mama tahu? Saat aku melihat penampilan Mama yang seperti ini, mengingatkanku pada guru olahraga di taman belajar sekolahku dulu, Ma! Sangat mirip!" ucap Keanu jujur tapi tetap saja ia berhati-hati dalam ucapannya, agar sang mama tidak tersinggung.

Cheery menaikkan kedua alis matanya saat memandang Keanu, dan sesaat setelah itu, Cheery tersenyum.

"Kenapa tidak kau katakan saja kalau mama seperti pria?" tanya Cheery yang mengerti maksud anaknya, "Mama tidak keberatan! Lagipula memang mama ingin berpenampilan seperti ini, Keanu!" Cheery mengakui.

"Hmm, kenapa seperti itu? Bukankah jika Mama seperti ini, maka wajah Mama yang cantik tidak akan terlihat?" eluh Keanu sedikit keberatan.

"Jadi cantik tidak selamanya baik untuk diri kita, Sayang. Mendekatlah! Mama akan menjelaskan padamu!" ajak Cheery pada Keanu sambil menepuk sisi ranjang di sebelahnya.

"Tapi, aku lebih suka Mama yang cantik seperti biasa," ucap Keanu.

"Hei, yang berubah hanya penampilan mama saja. Mamamu masih sama, Sayang!" jawab Cheery sambil tersenyum melihat kepolosan Keanu, "Dengarkan mama! Alasan kenapa mama berpenampilan seperti ini adalah untuk melindungi diri mama sendiri. Dan juga, mama ingin perusahaan yang akan mama datangi akan menerima mama setelah menilai prestasi mama, bukan dari penampilan cantik mama," Cheery menjelaskan.

"Kenapa seperti itu?" tanya Keanu polos.

"Seperti yang mama katakan tadi. Cantik tidak selalu baik untuk seseorang. Bahkan banyak wanita cantik menerima musibah dari orang lain karena kecantikannya! Dan lagi, kalau mama diterima atas dasar penilaian penampilan saja dan bukan karena prestasi mama, itu akan menjatuhkan harga diri mama, Nak! Kau paham, Sayang? tanya Cheery setelah menjelaskan.

"Hmm, ya. Aku paham, Mama! Nenek pernah bercerita kalau Mama selalu diikuti pria-pria yang tertarik karena Mama sangat cantik. Nenek juga bilang, tidak sedikit dari mereka yang ingin menjadi papaku, tapi Mama menolaknya!" ucap Keanu saat mengingat cerita sang nenek sewaktu ia masih bayi dulu.

"Itu semua hanya karena mama tidak ingin membagi kasih sayang dan perhatian mama pada orang lain. Mama hanya ingin menyayangimu di hidup mama!" balas Cheery sambil mengecup ujung kepala anaknya.

Keanu nampak murung setelah Cheery bicara seperti itu. Dan kesedihan Keanu dapat dilihat Cheery dengan jelas.

"Maaf, Nak. Bukannya mama tidak ingin mencarikan papa untukmu. Mama sangat tahu, kau menginginkan seorang papa, tapi keinginan seperti itu tidaklah mudah untuk dikabulkan. Mama mohon, Sayang, bersabarlah. Suatu hari nanti, Keanu juga akan memiliki papa seperti anak-anak lain! Mama berjanji, Nak!" ucap Cheery lirih sambil menahan sesak di dadanya. Seakan air mata ingin segera keluar, tapi Cheery harus menahannya.

'Tidak ada yang salah dengan hidupmu, Sayang. Mama mengandung serta melahirkanmu dengan rasa bahagia. Mama begitu sangat bersyukur karena Tuhan mengirimmu untuk Mama. Mama juga tahu, kau sangat ingin memiliki ayah seperti anak-anak yang lain. Tapi, itu sangat berat rasanya, Nak! Andai kau tahu, mama tidak ingin memiliki hubungan dengan pria manapun. Mama hanya ingin bahagia bersamamu dan nenek saja!' batin Cheery menangis.

Sejak Keanu hadir di hidupnya, Cherry sudah memutuskan untuk sendiri. Tidak ingin mengenal bahkan sekedar dekat dengan pria manapun. Menjaga jarak dengan makhluk Tuhan bernama 'Pria' adalah hal yang sangat Cheery junjung.

Trauma masa lalu hingga perasaan rendah diri sebagai wanita kotor yang menghianati cinta suci seorang pria, membuatnya jengah dan tidak ingin mengulangi perasaan jatuh cinta.

Tapi, apakah Cheery bisa terus meng-agungkan prinsip hidupnya yang ingin sendiri? Saat Keanu yang semakin besar dan mulai hidup bersosial menuntutnya untuk memiliki ayah seperti anak-anak lainnya?

Ya, biarkanlah Cheery yang menjawab pertanyaan besar itu sendiri.

***

Kantor pusat Heldana Corporations…

"Anna! Bagaimana dengan penerimaan sekretaris baru yang kuajukan padamu? Apa kau sudah mulai menjalankan perintahku?" tanya Mona pada sahabatnya Annastasia yang merupakan Manager Departemen HRD di Heldana Corps.

"Sudah. Tenang saja! Aku tidak mungkin mengecewakanmu, Mona!" jawab Anna santai, "Tapi, aku tidak yakin kau akan menerima wanita-wanita yang melamar ke kantor hari ini!" lanjut Anna ragu.

"Kenapa tidak? Apa ada yang salah dengan persyaratanku?" tanya Mona bingung.

"Hmm, entahlah! Aku tidak yakin. Silahkan kau lihat sendiri data-data pemohon pekerjaan itu. Duduklah dulu di sofa, aku akan memanggil sekretarisku untuk membawa data mereka!" ucap Anna seraya mempersilahkan Mona menunggu dengan santai.

"Apa ada yang aneh? Sepertinya persyaratanku mencari sekretaris handal untuk Direktur sudah cukup standart!" Mona masih bingung.

"Bukan itu masalahnya! Tunggulah sebentar lagi, kau akan tahu apa yang kumaksud saat ini!" ucap Anna.

Beberapa menit kemudian, sekretaris Anna masuk dengan membawa tumpukan beberapa map yang berisi data diri pemohon pekerjaan yang mengisi form pengajuan penerimaan sekretaris baru.

"Lihatlah satu-persatu dan kumohon, kamu jangan kesal setelah melihat data mereka!" ucap Anna santai dan mulai melanjutkan pekerjaannya yang sudah menumpuk di meja kerjanya.

Tidak lebih dari lima belas menit, wajah Mona sudah terlihat kesal dan kusut.

"Kurang ajar! Ini gila!" umpat Mona sendiri.

Anna mengangkat wajahnya untuk memperhatikan sahabatnya yang sedang kesal di sofa ruangannya.

'Sudah kuduga, kau akan kesal sendiri melihat pelamar baru yang berpenampilan heboh sepertimu! Kenapa kau menyusahkan dirimu sendiri, Mona?' batin Anna bicara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya untuk Mona.

"Dari dua puluh dua wanita yang mengajukan permohonan, ada satu yang kukira unik. Dan aku cukup yakin kau akan menyukainya, karena tunanganmu tidak akan melirik penampilan gadis yang seperti itu. Lagipula, gadis itu memiliki pengalaman bekerja yang bagus sebelumnya. Dia akan cocok menjadi sekretaris Direktur! Itu hanya penilaianku, kau lihatlah saja sendiri!" ucap Anna memberi saran.

Mona kembali melirik ke tumpukan map yang sudah berserakan dibuatnya. Matanya tertuju pada sebuah map yang belum tersentuh olehnya. Lalu Mona membuka isi map tersebut dan kemudian senyumnya terangkat.

"Cheery Natalia Dewari! Dia berpenampilan seperti pria, tapi itu sempurna!" gumam Mona sambil tersenyum, "Anna! Aku memilih wanita ini! Tolong hubungi dia sekarang!" ujar Mona pada Anna dengan senang.

avataravatar
Next chapter