1 Prolog

"Pada Zaman dahulu kala, hiduplah dua orang anak kembar laki-laki yang hidup sebatang kara. Mereka golongan keluarga miskin, keduanya tidak pernah lepas dari cemoohan orang-orang yang memandang rendah kehidupan mereka. Hingga suatu hari, salah satu dari mereka terbunuh dengan sadis di rumah. Sang Adik yang mengetahui kematian Kakaknya sangat terpukul. Dia menangis sangat kencang, dan bersumpah akan menemukan pembunuh Kakaknya. Hingga suatu hari, Sang Adik menemukan pembunuh Kakaknya yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Sang tetangga dengan terang mengatakan rasa bencinya pada mereka karena terlalu miskin. Karena di sulut amarah, dan teringat akan sumpahnya sendiri, Sang Adik lantas membunuh Tetangganya itu dengan cara yang sama seperti yang di alami Kakaknya. Tindak kriminalnya itu secara langsung di ketahui banyak orang, dan sang Adik di seret dengan tali mengelilingi kota. Atas perlakuan Orang-orang tersebut, sang Adikpun meninggal. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Sang Adik mengucapkan sumpah serapah pada mereka dan berjanji apabila dia di hidupkan kembali, dia tidak akan segan-segan membunuh karena telah mengusik kehidupannya. Selesai."

Rui kecil menatap kedua tangan ibunya yang menutup buku cerita. Dia beralih menatap Ibunya.

"Ibu, kenapa ceritanya mengerikan?" tanya Rui kecil dengan wajah sedikit ketakutan.

"Ibu kan sudah bilang padamu tadi, cerita ini menakutkan dan tidak pantas di baca oleh anak seusia mu. Tapi Rui tetap memaksa untuk membeli buku ini." ucap Ibunya dengan lembut. "Sudah, sekarang saatnya tidur. Besok Rui masih harus sekolah."

Rui kecil mengangguk, dia sedikit bergeser agar Ibunya bisa bangkit dan dia sendiri lantas merebahkan diri di atas kasur.

"Selamat malam." Ucap Ibu Rui.

"Selamat malam Ibu."

♡♡♡

12 Tahun kemudian.

Bau darah segar dan anyir menyebar keseluruh penjuru ruangan. Di sebuah ruang tamu, tergeletak dua jasad tak bernyawa dengan sebuah lubang di masing-masing dahi mereka.

"Ambil semua barang berharga di rumah ini. Cepat, aku sudah tidak tahan dengan neraka ini." Gumam seorang pria berambut perak sambil melangkah melewati dua jasad tersebut.

Pria itu berkeliling memasuki setiap ruangan. Hingga dia berhenti di sebuah kamar anak perempuan yang di pintunya tergantung papan nama 'Rui'.

Semebrak harum kamar anak perempuan langsung menyeruak masuk kedalam lubang hidungnya. Pria itu melangkah masuk sambil dengan kedua bola matanya melihat setiap sudut kamar. Dia berhenti di depan meja belajar dan mengambil sebuah bingkai foto yang berisi foto pemilik kamar tersebut. Pria itu tersenyum menakutkan setelah melihat foto Rui.

"Mau sampai kapan bersembunyi?"

Ternyata Rui sejak awal sudah ada di dalam kamar. Dan dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat kedua orangtuanya mati di tangan Pria berambut perak itu.

Jantung Rui berdegup kencang saat mendengar langkah kaki itu mendekati tempat persembunyiannya.

Dan benar saja, tak lama kemudian pintu almari terbuka dan Rui ada di dalam dengan wajah ketakutan.

Senyuman jahat itu terekam jelas di mata Rui. Dan saat Pria itu menariknya paksa keluar dari almari dan membantingnya ke tempat tidur.

Air mata sudah terlebih dahulu meleleh, Rui sudah tidak tahan dengan ketakutannya. Dia meringkuk menutupi wajahnya dan seketika Pria itu tertawa terbahak melihat reaksi ketakutan Rui terhadapnya.

"Hei kalian!!" teriak Pria itu. Tak lama kemudia muncul dua orang masuk ke kamar Rui.

"Bius gadis ini dan bawa dia kerumah ku." perintah Pria berambut perak itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

to be continue

avataravatar