Bahu Hara merosot, begitupun tubuhnya yang bersandar di tembok perlahan turun sampai ke lantai. Awalnya dia sudah akan pergi ke kamarnya untuk menenangkan hatinya yang masih menyimpan kemarahan, setelah Tommy dengan teganya— melayangkan tamparan keras hanya karena kritik yang dia ucapkan.
Namun baru beberapa langkah Hara menjauh, suara Ajeng yang terdengar begitu murka— membuat Hara mengundurkan niatnya. Dia justru berdiri dibalik tembok mencoba mencuri dengar percakapan ibu dan ayahnya.
Dan betapa terkejutnya Hara kalau ternyata selama ini, sang Mama berada disisinya. Menyayanginya. Hanya saja, kemarahan Hara karena sikap pilih kasih sang Papa, membuat dia menutup mata. Hara memukul sama pada semuanya. Dia menganggap Ajeng tiada beda.
Bukan satu hal itu saja yang membuat Hara terkejut, tapi pengakuan Ajeng soal ayahnya yang memaksa perjodohan ini, karena kerjasamanya dengan Grandma Jen, adalah fakta yang tidak bisa tidak membuatnya terguncang.
Kenapa Tommy harus setega ini?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com