31 tiga puluh satu

Tiga Puluh Satu

Pagi hari Amara diwarnai dengan keramaian dari suara teriakan Siska yang membangunkan Banu dan adiknya. Dinding rumah yang memang tipis membuatnya mampu mendengar teriakan nyaring dari wanita itu dengan sangat jelas. Astaga … bagaimana Bibinya bisa bangun sepagi ini disaat semalaman tak tidur, mereka baru tidur ketika jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Dan sekarang, oh baru pukul enam. Gila saja, Bibinya hanya tidur dua jam tanpa sakit kepala. Bahkan saat ini saja Amara sudah merasakan sedikit pening karena bangun dengan cara kaget. Oke, Bibinya mungkin tak bermaksud membangunkannya. Tapi, suara bibinya sangat keras hingga ia ikut terbangun.

"Sayang, sayang aku masih sangat mengantuk," ujar Banu yang terdengar seperti rengekan bayi hanya agar ia dibiarkan kembali tidur dengan tenang.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter