3 Alex Penyelamatku

Angel sudah merasa ketakutan. Ia merasa benar-benar terkunci. Leo sudah mencengkram erat lengan kecil milik Angel dan tatapan matanya menatap tajam jaket yang melekat di tubuh Angel.

"Jaket siapa ini? Apa yang kau lakukan dengan lelaki itu?" tanya Leo yang emosinya sudah memuncak.

"Peduli apa kau denganku? Bukankah kita sudah tidak ada hubungan lagi? Leo kau mabuk, cepat kau pergi dari sini sebelum wanitamu mencarimu!" ucap Angel dan tatapannya menusuk ke mata milik Leo. Walau takut ia tetap berusaha untuk memberanikan diri.

"Kau miliku, hanya miliku seorang," ucap Leo lalu mencium rakus bibir Angel.

"Hppppttttt, kau gila," ucap Angel lalu berusaha melepaskan diri dari mantan kekasihnya ini.

Leo membuang jaket milik Alex dan ia merobek gaun milik Angel sambil membuka pintu apartemen milik Angel.

"Tidak, jangan kau lakukan ini padaku," ucap Angel dan Leo masih menikmati leher jenjang yang sejak tadi menggiurkan. Gaun yang tadi juga dirobek oleh Leo memperlihatkan bagian depan tubuh milik Angel. Begitu mumbul dan membuat Leo jadi semakin rakus untuk memakan tubuh manis ini.

Leo mendorong Angel sampai ke sofa dan kembali menciumi tubuh Angel. Dan Angel hanya bisa menangis sambil berusaha berteriak.

Alex yang sejak tadi mencari setiap lantai baru tiba di lantai apartemen milik Angel saat ia melihat sebuah jaket tergeletak di depan pintu apartemen dan Alex berlari mendekatinya.

Alex menerobos masuk dan ia kaget saat melihat Angel yang sudah tak mengenakan gaunnya lagi. Dengan langkah yang kaki yang cepat Alex menarik Leo lalu menghajarnya habis-habisan hingga tubuhnya tersungkur ke lantai.

"Kurang ajar. Kau lelaki brengsek. Bukannya menjaganya malah ingin merusaknya," ucap Alex yang terus memukuli Leo sampai ia tak berdaya.

"Ka-kamu tidak apa-apa?" tanya Alex dan Angel mengangguk. Ia merasa ketakutan dan Alex melihat sekitarnya lalu ia segera mendekati lemari pakaian milik Angel dan mengambil sembarang pakaian untuk menutupi tubuh Angel.

"Pakai bajumu, aku akan menghubungi Polisi dan akan membereskan semua ini," ucap Alex dengan penuh perhatian hingga membuat Angel sedikit lebih tenang.

Alex menghubungi Polisi dan pengacaranya. Ia menjelaskan apa yang terjadi sambil melirik Angel yang masih merasa takut. Alex sedih meihat Angel seperti ini dan Leo yang masih tak sadarkan diri akibat mabuknya langsung dibawa security apartemen untuk diamankan sementara sampai Polisi datang.

Alex menuju dapur dan ia mengambilkan Angel minuman. "Ini minum dulu. Maaf aku datang terlambat, apa kamu terluka? Kita ke Dokter saja ya," ucap Alex dan Angel menggelengkan kepalanya.

"Terima kasih sudah menyelamatkan aku. Bagaimana kamu bisa tahu semua ini?" tanya Angel.

"Tadi aku melihat mobilnya dan feelingku sudah tidak enak jadi aku menyusul masuk ke dalam," ucap Alex dan tatapan matanya terlihat sangat lembut sekali.

"Sekali lagi terima kasih. Aku juga tidak menyangka jika dia akan datang kesini."

"Sepertinya kamu harus pindah. Akan bahaya jika ia datang kembali lagi. Kecuali kamu meminta seluruh security yang berjaga di bawah untuk tidak mengijinkan dia masuk."

"Aku akan bicara nanti."

"Tapi tadi saat aku masuk tidak ada satu pun security di bawah. Itu juga bisa bahaya untuk kamu."

"Tidak ada?" tanya Angel dan Alex mengangguk.

"Mungkin mereka sedang ke toilet."

"Bisa jadi. Kalau gitu kamu istirahat, aku akan menunggu kamu sampai tidur dan aku akan kembali setelah itu."

"Tidak apa-apa, kamu pulang saja. Aku baik-baik saja kok."

"Tapi aku mengkhawatirkan kamu."

Ucapan Alex membuat hati Angel tersentuh. Baru kali ini ia menemukan seorang lelaki yang bisa menghargai wanita. Lalu bagaimana dengan hatinya saat ini? Apa secepat ini ia bisa merubah perasaannya?

"Aku tidak boleh tersentuh. Mungkin niatnya hanya menolong saja. Aku harus lebih berhati-hati dalam memilih. Kalau hanya untuk bermain-main mungkin tidak apa-apa," ucap Angel di dalam hatinya dan tatapannya begitu kosong sama seperti hatinya saat ini.

"Jangan melamun lagi, istirahatlah," ucap Alex sambil menggenggam tangan dingin Angel.

Angel mengangguk. "Nanti tutup saja pintunya akan terkunci otomatis."

"Iya, selamat tidur dan selamat malam," ucap Alex sambil tersenyum dan senyuman di wajah Alex benar-benar membuat Angel merasa berbunga-bunga. Ia memang sangat suka melihat pria-pria yang memiliki senyuman yang sangat menawan seperti itu.

Angel masuk ke dalam kamarnya dan ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya.

"Kenapa jantungku jadi berdebar seperti ini ya? Alex penyelamatku," ucap Angel sambil menatap langit-langit kamarnya dan sudut bibirnya terus terangkat sejak ia memasuki kamarnya.

Angel menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan wajahnya sudah merona merah sekali. Angel mengambil bonekanya lalu memeluknya dan mata lelahnya langsung terpejam begitu saja.

Esok hari.

Angel mulai merasa terusik saat matahari pagi masuk ke dalam kamarnya. Tirai-tirai di dalam kamarnya tidak ia tutup semuanya tadi malam.

Angel meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat sakit sekali terutama bagian lengannya. Angel bangun dan ia duduk lalu ia melihat lengannya yang sangat biru sekali.

"Ini pasti karena Leo tadi malam. Dasar laki-laki itu, apa yang ada di isi kepalanya si?!" ucap Angel lalu ia turun dari tempat tidur.

Angel membuka seluruh tirai dan ia melihat indahnya ibu kota di pagi hari ini. Cukup sepi dan cuaca hari ini juga cukup cerah sekali.

"Wekeend ini enaknya ke mana ya? Bosan juga sendirian di rumah. Tapi malas juga keluar rumah," gumam Angel lalu ia keluar dari dalam kamarnya.

Angel melihat ruang tamunya dan ia mengingat jika Alex tadi malam ada disini. Angel mengernyit saat melihat secarik kertas ada dibawah susu kotak.

"Selamat pagi bidadari cantik. Semoga tidurmu nyenyak. Jangan lupa sarapan dan minum susunya ya. Dari Alex…"

Angel tersenyum lalu ia mengambil susunya dan meminumnya hingga tidak tersisa.

"Ok, sekarang harus bisa memulai hidup lebih baik lagi," ucap Angel lalu ia memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap saja. Hari ini ia akan menghabiskan waktu ke toko buku saja.

***

Angel sudah berada di salah satu Mall. Tujuan pertamanya adalah toko buku. Biasanya kalau suntuk dan bosan Angel paling suka menghabiskan waktu di toko buku atau meminum kopi di cafe tempat biasa ia nongkrong bersama dengan sahabatnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pria dengan suara yang sangat lembut sekali. Dan Angel langsung menoleh kebelakang melihat siapa yang berbicara dengannya.

"Alex… Kok kamu ada disini?" tanya Angel sambil tersenyum.

"Hmmm, aku ngikutin kamu. Takut kamu kenapa-kenapa," ucap Alex.

Angel tersipu malu. "Aku baik-baik saja. Lagian siang-siang seperti ini siapa yang mau mengganggu aku?" ucapnya sambil melihat wajah Alex.

"Aku," ucap Alex lalu ia mengeluarkan setangkai mawar berwarna merah.

"Untuk kamu," ucap Alex dan Angel tersenyum lalu mengambilnya.

"Terima kasih Lex," ucap Angel lalu menghirup aroma bunga kesukaannya.

"Lagi cari buku? Boleh aku temani kamu?" tanya Alex yang selalu meminta ijin lebih dulu karena ia tidak ingin Angel merasa terganggu dengan kehaadirannya.

"Boleh, memangnya kamu tidak sibuk hari ini? Bagaimana dengan kekasih kamu? Apa dia tidak mencari kamu?" tanya Angel sambil melihat novel yang ada dihadapannya.

"Dia sudah pergi bersama orang lain," ucap Alex dan Angel langsung melihat wajah tampan yang tidak pernah bosan untuk dilihat.

"Maaf," ucap Angel sambil memasang wajah sedih.

"Tidak apa-apa, kita ini memiliki nasib yang sama," ucap Alex sambil memperlihatkan deretan giginya.

Angel mengangguk. "Benar, semangat," ucap Angel sambil tersenyum.

"Hmmm… Semangat," ucap Alex dan mereka berdua tertawa bersama.

Bersambung

avataravatar
Next chapter