webnovel

Terbujuk rayuan

"Kau cukup tenang sekarang, jadi apakah boleh aku mencium bibirmu lagi Jasmine? anggap saja jika ini adalah cara untuk menghilangkan rasa takutmu pada suara petir."

Jasmine tidak bisa berkata-kata lagi, ini adalah sebuah moments yang begitu dia kenal dalam novel-novel percintaan yang selalu dia baca setiap malam. Ketika seorang lelaki menggoda kekasihnya dalam sebuah situasi yang menegangkan seperti ini, Jasmine sangat menyukai hal mesum itu namun hanya dalam cerita, jika asli begini rasanya sangat menegangkan sekali. Jantung gadis ini seakan ingin meloncat dari tempatnya sekarang. Namun satu kenyataan tidak bisa dia pungkiri, jika Jasmine begitu menyukai lelaki tampan seperti Kenzo.

"Ken--zo... wajahmu terlalu dekat! aku tidak bisa bernafas sungguh!" ucap Jasmine sembari mencoba melepaskan dekapan lelaki itu.

Kenzo tidak akan membiarkan semua situasi yang sudah sangat menyenangkan ini hilang dengan mudahnya, dia terus membujuk Jasmine agar bisa tetap nyaman untuk duduk di pangkuannya. Karena selama ini tidak ada yang pernah menolak ajakan dari Kenzo, jadi kenapa dia harus takut untuk mendapatkan sebuah penolakan?!

Lengan kekar itu mengusap punggung gadis yang ada dipangkuannya kemudian turun perlahan sampai berakhir di paha, Jasmine merasakan sensani geli yang luar biasa bahkan hingga membuat jantungnya berdetak begitu kencang. Situasi yang tidak bisa dia bayangkan sebelumnya, ketika Jasmine hanya bisa membaca tanpa pernah berfikir sedikit pun jika dia akan mengalami adegan berbahaya ini.

Sebuah kedutan dibawah sana membuat pikiran gadis ini semakin kotor saja, dia memang sangat polos dari luar namun karena sering membaca puluhan cerita romansa dewasa membuat otaknya sangat liar. Tapi tetap saja jika harus melakukannya Jasmine juga sangat takut, dan itu terlihat jelas dari wajah cantiknya.

"Kau takut?"

Pertanyaan dari Kenzo benar-benar tepat sasaran, Jasmine tidak mengangguk atau pun menggelengkan kepalanya. Akan tetapi sebuah jawaban sudah pasti bisa lelaki itu lihat dari sorot matanya. Kenzo paham jika mungkin ini adalah saat-saat yang menegangkan untuk gadis yang tengah duduk dipangkuannya itu, namun bukankah lebih canggung jika mereka tidak melakukan apa-apa?!

"Jangan takut, karena aku tidak akan menggigitmu. Jadi santai dan buat dirimu merasa nyaman, sebelumnya aku ingin bertanya tentang satu hal. Apa kau memiliki seorang kekasih?" tanya lelaki itu dengan wajah penasarannya.

Jasmine menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak memiliki kekasih atau orang spesial di dalam hidupku. Kau sendiri?"

Lelaki tampan itu tersenyum penuh arti, lagi-lagi ini adalah saatnya Kenzo untuk beraksi dalam memainkan kata-kata yang selalu dia ucapkan pada semua gadis-gadis cantik. Trik yang sudah jelas pasti membuat siapa saja tidak akan percaya, kecuali orang bodoh.

"Siapa yang ingin berpacaran dengan lelaki sepertiku? aku ini bukan orang kaya atau pun lelaki idaman semua wanita, jadi hidup sendiri adalah yang terbaik."

Jujur saja ucapan yang keluar dari mulut Kenzo tidak bisa untuk dipercaya, karena Jasmine pikir tidak mungkin jika lelaki setampan Kenzo tidak memiliki seorang wanita pun yang mau untuk dia kencani. Pembohong yang memang tidak terlalu pandai untuk berbohong pula.

"Kau pasti berbohong, mana mungkin lelaki setampan dirimu tidak memiliki seorang kekasih. Jujur saja!" ledek gadis itu.

Kenzo mengusap bibir manis Jasmine tanpa ragu sembari menatapnya dengan penuh arti, "Kenapa aku harus berbohong? seorang lelaki yang sudah memiliki kekasih tidak mungkin berani datang kerumah gadis lain. Apalagi mendekap serta menciumnya seperti tadi, Jasmine jujur saja aku katakan padamu jika kau adalah gadis pertama yang membuatku merasakan situasi yang sangat bergairah seperti ini. Maaf mungkin agak sedikit jorok, namun itulah kenyataannya."

Jasmine dibuat membeku dengan kata-kata yang dilontarkan oleh lelaki tampan ini, bisa-bisanya dia berdebar hanya karena hal spele seperti ini. Padahal Jasmine sendiri tahu kemana maksud dari ucapan lelaki tampan itu.

Sebuah ciuman lembut kembali mendarat dibibir gadis cantik itu, bahkan Kenzo tidak segan untuk memainkannya sedikit hingga seluruh tubuh Jasmine merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Panas dingin, jantung yang berdebar-debar, bahkan kedutan-kedutan kecil yang terasa begitu nyata dibawah sana hingga membuat pikirannya melayang ke udara. Ciuman pertama yang seharusnya Jasmine berikan kepada sang kekasih atau suaminya di masa depan nanti harus lenyap dalam sekejap, dirampas oleh lelaki tampan yang bukan siapa-siapa bagi gadis ini. Bahkan mereka saja baru saling mengenal beberapa jam yang lalu, namun entah sejak kapan Jasmine jadi murahan seperti ini?!

Kenzo sangat pandai menggoda setiap wanita yang dia inginkan, lelaki itu mengusap Jasmine dari mulai wajah, kepala, punggung sampai berakhir di selangkangan yang membuat para wanita akan merasakan gairah yang sangat memuncak. Bahkan sekarang Jasmine sendiri mulai terbujuk oleh rayuan Kenzo yang semakin lama membuatnya tidak tahan untuk meminta lebih, mungkin terlihat sangat aneh ketika seorang gadis polos bisa sampai memiliki pikiran liar seperti ini. Namun inilah memang yang terjadi ketika lelaki dan wanita dipertemukan dalam rumah yang sepi, situasi normal pun akan terjadi begitu saja, walau tidak ada niat sebelumnya.

"Jangan dilepas Kenzo, aku malu..."

Jasmine menahan lengan lelaki itu yang mencoba untuk masuk dan melepas pakaiannya, namun tatapan Kenzo membuatnya terdiam. Dan akhirnya pakaian itu pun berhasil terlepas, kini hanya tinggal celana dan baju dalam Jasmine yang tertinggal dan Kenzo pun akan segera melepaskan semuanya.

Lelaki itu menidurkan gadis cantik ini di atas sofa, kemudian mencium leher serta dadanya secara bergantian. Tubuh Jasmine menggeliat seketika karena merasakan geli, lengan mungil itu hanya bisa mencengkram rambutnya sendiri sembari merasakan geli yang sangat luar biasa nikmatnya. Beberapa kiss mark Kenzo tinggalkan disana sembari terus memberikan rangsangan yang berarti, tubuh Jasmine semakin panas dan tidak karuan sampai akhirnya dia menarik-narik tubuh Kenzo untuk meminta sesuatu yang lebih dari pada ini.

Lelaki itu tersenyum puas, dia sudah berhasil membujuk gadis cantik ini dengan sangat baik. Dan kini hanya tinggal menyelesaikan semuanya sampai akhir, Kenzo bangun dari sofa sembari menggendong gadis itu dengan penuh perasaan senang. Jasmine pun menunjukan dimana kamarnya dan lelaki itu hanya tinggal mengikuti alur, kini mereka berdua sudah berada didalam ruangan yang cukup luas dengan keadaan gelap gulita. Sebuah ciuman liar pun kembali Kenzo berikan bahkan lebih ganas dari sebelumnya, Jasmine hanya bisa merasakan karena tidak pandai untuk membalasnya.

Kedua orang ini sudah terbujuk oleh nafsu dan terus saling memberikan rangsangan berarti, sampai sebuah suara resleting membuat Jasmine teridam sejenak. Apakah ini hal yang benar untuk dia lakukan?! bagaimana jika dia akan menyesalinya di kemudian hari?! namun karena didalam novel yang dia baca tidak ada kata penyelesalan, Jasmine pun hanya bisa pasrah mengikuti alur.

"Kau masih takut?" tanya lelaki itu sembari mengusap wajah Jasmine.

"Ini adalah pertama kalinya untukku, jadi tolong lakukan secara perlahan," jawab Jasmine pelan.

"Baiklah, aku akan membuatnya tidak akan terlalu sakit jadi tahanlah sebentar saja okay?"

Next chapter