59 Serpihan Kayu

30 September 1274 AG - 11:00 Am

Katedral Agung Kerajaan Suci Avalona

—————

Apa yang mengherankan dari tragedi Nerodia?

Serangan Jabulqa itu terjadi beberapa hari saja setelah direncanakan. Kalaupun Maylon punya mata-mata di Jabulqa, sangat tidak mungkin informasi itu langsung mereka dengar meski menggunakan merpati pos tercepat sekalipun. Mustahil pula armada Maylon bisa bergerak cepat karena butuh waktu berminggu-minggu untuk menempuh pelayaran itu.

Itupun jika Maylon punya armada militer.

Namun di sisi lain, tidak ada yang bisa menjawab misteri gemuruh aneh di langit Arcadia. Walaupun banyak laporan tentang naga terbang, orang idiot mana yang percaya mitos itu?

"Bagaimana Tuan Cardinal seyakin itu? Darimana Tuan tahu teknologi Maylon? Bukannya informasi kota itu dipegang rapat-rapat kaum pedagang?" Constable Arcadia bertanya.

"Lebih tepatnya kaum pedagang tertentu, Tuan Constable."

Suasana sejenak hening. Semua constable paham bahwa kaum pedagang tidak bisa sembarangan disentuh.

Kecuali bagi seseorang yang mengacungkan jarinya menyela pembicaraan mereka.

"Kenapa kita tidak interogasi saja?"

"menginterogasi pedagang?" Nada bicara sang cardinal agak terganggu. Penuh rasa heran dia lirik seseorang yang baru saja memberi usulan. "Saya tidak salah dengar?"

"Iya, apa susahnya menculik salah satu dari mereka?"

"Pfffttt ... hahahahaha! Tuan Constable Kerajaan Eldorad, saya pernah mendengar bahwa negeri manapun yang kaya raya selalu dipenuhi orang-orang bodoh dan serakah. Tapi saya tidak menyangka Kerajaan Eldorad punya petinggi militer idiot seperti anda."

Pernyataan itu spontan membuat tangan Constable Eldorad gemetaran. Sekalipun dia tidak membuka tudungnya, semua orang tahu dia sangat murka.

"Kata-kata saya lebih berpengaruh dari titah Ratu anda, Tuan Constable. Anda mau protes? Apa perlu saya menyebut nama anda biar semua tahu siapa di sini yang paling dungu?" tukas cardinal itu dingin.

Constable dari kerajaan penghasil emas itu menundukan kepala. Dia diam saja meski seluruh ruangan mentertawakan gagasan bodohnya.

Kenapa usulan itu dipandang menggelikan?

Semua pedagang ada di bawah naungan asosiasi pedagang internasional. Tidak ada satu kerajaanpun yang berani semena-mena dengan kaum pedagang karena sadar betul resikonya apa.

Para pedagang adalah penyumbang pajak yang cukup besar. Mereka yang mendistribusikan barang ke seluruh kerajaan, menciptakan lapangan pekerjaan dan menjamin perputaran perekonomian. Jika asosiasi pedagang sampai memboikot suatu kerajaan, dipastikan perekonomian negeri itu akan hancur.

Ide Constable Eldorad lebih buruk dari menggantung leher sendiri. Namun petinggi militer itu masih juga menyuarakan ide konyol yang lain.

"Bukankah kita bisa suap mereka?"

"Anda pikir tidak pernah ada yang mencobanya? Bukannya negeri anda yang dipenuhi koruptor itu sudah melakukannya dari dulu? Anda bukan hanya idiot, ternyata, anda pikun!" Cardinal muda semakin menghinanya.

Constable itu menoleh kanan kiri tanpa bisa membantah. Dia pasti tidak menyangka keberaniannya berbicara justru menjadikannya seorang pelawak.

"Saya ingatkan anda fakta lain, Tuan Constable Eldorad, Kota Maylon sama sekali tidak ada kontak dagang dengan negara di Benua Meropis selain Kerajaan Arcadia, bukan?"

Kata-kata itu kontan membuat Constable Eldorad menoleh ke seseorang yang sedang sibuk mengamati seonggok papan.

Melihat gelagat itu, sang cardinal tidak tahan untuk berkata, "Mau menyalahkan Kerajaan Arcadia? Silahkan anda selesaikan urusan pribadi negeri anda di meja ini, Tuan Constable."

Kesempatan itu dimanfaatkan Constable Eldorad untuk melampiaskan kesal pada seseorang yang baru saja dia toleh. Dengan mengacungkan jarinya pada orang itu dia meradang dan berteriak lantang. "Eldorad hancur karena ketololanmu, Orang Arcadia!"

Orang yang ditunjuk itu diam. Dia masih sibuk mengamati serpihan kayu kapal yang sedari tadi mengejutkannya.

"Katakan sesuatu padaku, Keparat!"

Umpatan itu berhasil menarik perhatian Constable Arcadia. Tanpa menoleh lawan bicaranya dia berkata, "Perekonomian Eldorad hancur karena bangsawannya orang-orang tolol seperti anda, Tuan Ineguenta del Salazar."

Petinggi militer Arcadia itu masih mengamati papan dan santai meminum wine. Dia enggan menoleh lawan bicaranya seakan-akan petinggi militer Eldorad itu hanya monyet yang bisa bicara.

"Tapi kerajaanmu membantu kota iblis itu! Akui dosamu!!!"

"Memang, Kerajaan Arcadia memang menjadi penghubung jalur dagang Teluk Parimea untuk produk kerajinan emas Maylon. Tapi kami tidak seidiot itu untuk menerima permintaan duta besar anda, Tuan Salazar," tukas Constable Arcadia menyebut nama belakang lawan bicaranya. "Anda pikir uang suap anda sepadan dengan resiko menginterogasi para pedagang? Apa perlu saya mengajari anda matematika?"

"K—Kau!!!?"

"Anda sudah tahu menyentuh pedagang itu berarti berurusan dengan asosiasi dagang. Anda juga tahu produk yang kami bantu pasarkan juga bukan produk teknologi, kenapa anda cerewet sekali?"

"Jangan munafik, Soroni del Stauven!" Ineguenta meradang menyebut nama lengkap Contable Arcadia. "Kamu pikir kami tidak tahu Kerajaan Arcadia diberi hak monopoli produk kerajinan emas Maylon, hah!?" Constable Eldorad menggebrak meja. "Jangan hina negeri kami sarang koruptor jika negeri anda juga menerima suap!!!"

"Kapan saya bilang negeri anda sarang koruptor, Tuan Ineguenta?" jawab Soroni mengubah intonasinya. "Tidak ada satu negarapun yang bersih dari korupsi, Idiot! Tapi ingat, para koruptor itu tidak sebodoh bangsawan kerajaan anda!"

"Kamu mau negeri kita berperang? Katakan!"

avataravatar
Next chapter