7 Rencana Sang Jenderal

14 September 1274 AG - 11:20 Am

Kota Tigris — Mansion Grall del Stauven

—————

"Mascara mengerikan kalau marah. Kamu tidak cemaskan anak laki-lakimu?" Solidi menunjuk pintu yang masih berayun.

"Ah, paling-paling masuk rumah sakit." Grall menanggapinya enteng. Dia melanjutkan lagi pembicaraannya tadi dengan Solidi. "Kita sudah memenuhi tahap ketiga dari rencana kita bersama Kota Maylon," ucap marquis itu menatap tajam, menunjukan bahwa yang dia sampaikan sangatlah penting. "Kamu sudah siapkan semuanya?"

Solidi masih bersikap santai. Dia mengambil beberapa parchment² yang berstempel berbagai guild pedagang.

"15 tahun ini Kota Tigris menjadi distributor utama produk-produk Maylon. Sebelum kontrak-kontrak itu berakhir, Aku sudah melelang hak eksklusif kita ke kota-kota aliansi. Mereka tidak akan menolak. Langkah kita sudah mulus sejauh ini."

Grall melirik penuh arti. Jawaban guildmaster itu lebih dari sekedar memuaskan di telinganya.

Solidi adalah pebisnis tulen. Itu lah yang Grall kenali darinya sejak puluhan tahun silam. Orang itu bukan hanya memiliki koneksi luas di perdagangan, Solidi juga sangat kreatif dan bisa diandalkan. Tidak percuma Grall menempatkannya sebagai salah satu dari empat orang kepercayaan, untuk sebuah rencana matang.

Rencana apakah?

Selama 15 tahun ini Grall mengubah Tigris dari propinsi miskin yang gersang menjadi daerah paling kaya di seluruh benua. Tapi revolusi tidak berhenti di situ saja. Sektor perdagangan itu hanyalah langkah awal dari revolusi lain yang lebih besar. Grall sang jenderal perkasa, membulatkan niatnya untuk melawan dunia. Dia memperkaya Tigris untuk membiayai gerakan pemberontakan kepada kerajaannya, juga untuk melawan sebuah organisasi tingkat tinggi.

Organisasi apakah?

Grall menyiapkan rencana lebih gila untuk menghadapi mereka.

"Kota Maylon sudah berjanji memberi dukungan militer kepada kita. Tapi aku meminta lebih. Kamu pasti tahu maksudku." Grall memberi tatapan penuh arti.

Solidi menanggapinya dengan mengangkat sebelah alis. Dia bergelagat bahwa dia sudah paham dengan apa yang akan Grall ucapkan.

"Menguasai militer Maylon?"

"Iya," jawab Grall tegas.

"Kamu sadar dengan yang kamu ucapkan?"

"Iya."

Dahi Solidi terkernyit. Dia menggelengkan kepala menyikapi sikap Grall yang terlalu lugas.

"Grall. Kamu paham sebesar apa nilai tawar kita?"

Grall membalasnya dengan senyum kecil. Dia cukup paham bahwa Solidi salah mengambil kesimpulan.

"Aku terlalu tua untuk mampu mencerna hal baru, Solidi. Tapi aku yakin ketiga anak mampu mengikuti teknologi Maylon."

"Maksudmu, kamu ingin militer Maylon di bawah kendali anak-anakmu?"

"Iya. Selama 15 tahun aku menyiapkan mereka. Kita tahu Maylon punya kelemahan fatal. Mereka tidak punya generasi muda. Bukan hanya militer, aku ingin anak-anakku menempati posisi strategis di kota itu."

Solidi memijat dagunya saat berpikir. Dia memberi gelagat setuju dengan ucapan marquis itu. Dia pasang telinga saat Grall meneruskan ucapannya.

"Kamu bisa mengkondisikan rencana baru ini?"

"Iya." Solidi menjawab mantab. Tapi sebagai pebisnis, tidak ada makan siang gratis. Solidi memberi kode tangan menagih sesuatu yang Grall janjikan waktu sebelum bicara dengan ayah angkatnya dua hari silam..

Permintaan apakah?

Sudah banyak yang tahu bahwa segala kejayaan Tigris adalah hasil dukungan Maylon. Propinsi Tigris yang miskin sumberdaya alam, dalam sekejab menjadi penguasa jalur perdagangan. Tentunya, sebagai tokoh kunci kerjasama itu Solidi jelas tahu bahwa ide-ide perdagangan dari Maylon bukanlah ide dari jaman batu.

Solidi juga tahu pasti ada benda canggih yang bisa Grall minta setelah baru-baru ini Maylon membuka gerbangnya lagi.

Grall cukup memahaminya. Dia beranjak dari kursinya dan mengambil sesuatu dari laci.

"Kotak apa itu?" Solidi bertanya.

"Orang Maylon sering bilang peradaban kita masih di abad ke 13, bukan?" ujar Grall saat menunjukan benda yang dia pegang. "Benda itu namanya radio. Itu alat komunikasi dari abad ke 21. Dengan benda itu kamu bisa melakukan hal-hal mustahil di perdagangan.

Solidi menanggapinya dengan picingan mata. Grall malas bicara banyak selain mendemonstrasikan kelebihan benda itu kepada sang guildmaster.

Setelah memencet tombolnya, Grall mendekatkan radio itu di depan mulutnya dan bicara, "Ayah di sana?"

"~Iya … brttzzz …"

Grall tersenyum geli melihat Solidi melongo.

"Alat itu gila! Apa Tuan Tonos berbicara dari Kota Maylon?" Solidi berbisik panik, menyebut nama sosok suara di kotak itu. "Aku bersedia melakukan apapun demi radio itu, Grall!"

Grall memberi kode tangan bahwa radio itu pasti akan Solidi dapatkan. Dia melanjutkan bicara setelah Solidi memberi anggukan setuju.

"Ada perkembangan dari pergerakan New Age Order?" Grall menyebut nama sebuah organisasi yang selama ini dia hadapi.

Organisasi apakah New Age Order?

Tidak banyak yang tahu identitas anggotanya, bahkan Grall dan Kota Maylon sekalipun. Namun yang marquis itu tahu, New Age Order lah organisasi yang bertanggung jawab atas semua perang yang telah terjadi. Perang suci 150 tahun lalu adalah karya mereka. Begitupun perang-perang di perbatasan juga melibatkan organisasi rahasia itu. Dan setelah ini, mereka akan mengobarkan perang baru yang lebih besar lagi.

New Age Order berniat mengubah tatanan dunia agar tunduk di bawah kaki mereka. Organisasi itu akan mengadu domba semua kerajaan dan memanfaatkan celah kekuasaan dari perang yang mereka ciptakan.

Grall pun mencermati lebih seksama tugas apa yang akan ayah angkatnya berikan. Dia memperbesar volume suara agar Solidi juga ikut mendengarnya.

"~ Kamu mau anak-anakmu menempati posisi penting di Tigris? Sebagai kakek mereka aku setuju. Tapi ada ujian yang harus mereka kerjakan sebelum berangkat ke Maylon. Kamu mengerti? brrttzzzz."

avataravatar
Next chapter