95 Penyihir Kecil

04 Oktober 1274 AG - 08:00 Am

Southforest Dungeon - Kubah

—————

"Jangan diambil hati Anak muda, ini cuma bisnis." Fiduci berucap. Dia berjalan pelan mendekati empat orang pemuda yang saat ini menjadi target Pembunuhannya. "Demi ratusan platinum aku bersedia ID-ku hitam, hahahaha!"

Suasana hening. Semua mata menyaksikan betapa serakahnya pak itu ingin menghabisi seorang gadis kecil hanya demi uang. Semua telinga mendengar derap langkah dari manusia terkuat di kubah itu diikuti tawa di bibir keriputnya.

Siapakah Fiduci?

Dia adalah buronan di banyak Kerajaan. Fiduci terlibat berbagai skandal besar yang mengakibatkan kematian banyak orang. Namun kasus-kasus itu sering menguap. Pria tua itu seakan kebal hukum karena banyak bangsawan korup yang melindunginya.

Preponte kenal siapa orang tua itu. Dia cukup tahu bahwa ayahnya sendiri yang memberi perlindungan Fiduci di Propinsi Tigris. Preponte menyesal karena gara-gara dirinya, pria tua itu membuat keadaan semakin sulit dikendalikan. Preponte pasrah. Dia siap menerima hukuman berat yang akan dialami keluarganya andai kulit Conna tergores sedikit saja. Dia tidak menyangka rencana jangka panjangnya justru menjadi kutukan buruk yang akan menghantuinya seumur hidup.

Dia merasakan aura Fiduci menyebar. Ketegangan terasa menekan dada hingga dia kesulitan bernapas. Namun yang tidak dia sangka, teror itu justru disambut kacak pinggang menantang seorang gadis kecil.

"Aku mulai tidak yakin botak berkilaumu itu berbanding lurus dengan kecerdasanmu, Pak Tua." Conna mencibir dengan dagu terangkat dan lidah sedikit terjulur. Gadis itu mengacungkan jari tengahnya dan mengeluarkan sebuah skill. "Mau main petak umpet, Botak? Aku punya kejutan untukmu!"

Preponte tahu apa yang akan terjadi. Dia langsung menutup mata dan mendengar keributan yang sama. Para mercenary itu tidak akan menyangka bahwa gadis yang mereka incar ternyata bisa melawan balik.

"Ck! Gadis itu kinesis!"

"Sial!"

Preponte mendengar beberapa mercenary mengumpat. Mereka pasti  kehilangan konsentrasi karena mata yang buta sesaat. Merasa mendapat kesempatan, Preponte memanfaatkan keributan itu untuk kabur diam-diam.

Dia tidak punya urusan lagi. Dia harus pergi sebelum mercenary itu menyelesaikan urusannya dan berganti meliriknya sebagai sasaran. Namun sayangnya, di pintu keluar itu ada gerombolan omegra yang sudah menunggu. Para tikus itu berbaris dengan gerakan yang aneh seakan sedang dikendalikan seseorang. Melihat jamur di atas kepala tikus-tikus itu, melihat cahaya di mata mereka, Preponte yakin Conna juga lah pelakunya.

"Gadis itu penyihir ... dia penyihir ..."

"Tuan! Aprodesyvax." Salah seorang rekan party menegur.

Preponte tidak main bentak seperti biasanya. Dia masih tercengang dengan kemampuan Conna yang ada di luar imajinasinya Dan ketika dia menoleh ke belakang, Preponte semakin yakin bahwa gadis itu benar-benar seorang penyihir.

Dia baru tahu bahwa si kecil itu lah biang keladi dari skill menghilang Simian. Dia melihat sendiri empat orang itu perlahan lenyap saat si kecil itu mengacungkan jarinya. Preponte hanya bisa membatu menyaksikan detik demi detik kekalahannya, hanya karena seorang gadis imut. Ulah Conna juga nampaknya mengganggu Fiduci tidak terkejut sama sekali.

"Kamu merepotkan sekali, Gadis manis. Kamu memaksaku menggunakan skill tidak berguna." Fiduci bicara sinis. Pak tua itu ikut komat kamitkan mantera dan mengeluarkan skill pengelihatan khas seorang pyro yang bernama Viduparma.

Preponte tahu seorang rank-S pasti memiliki dua elemen sekaligus. Dia juga tahu bahwa ilusi cahaya tidak akan mempengaruhi skill pengelihatan milik pengguna elemen api itu. Tapi sekali lagi, dia disuguhkan pemandangan yang tidak dia duga sama sekali. Dia melihat Fiduci sejenak terdiam saat memandang pilar raksasa di hadapannya.

Pak tua itu pasti melihat sesuatu dengan skill-nya. Sekali lagi, Preponte baru menyadari peringatan Ottuso bukan lah delusi. Dia mencari-cari archer itu untuk cari tahu apa dia lakukan saat ini. Namun yang dia lihat justru keadaan lain di luar dugaan.

Sebuah anak panah meluncur dari belakang. Pak Tua itu secara reflek menangkapnya dan spontan mencari siapa pelakunya. Preponte terperanjat ketika melihat Ottuso masih membidikkan busur. Dia makin terperanjat ketika melihat Marcelli melompat dari tempatnya dan menusukan tombak ke arah Fiduci.

Fiduci mengayunkan pedangnya dengan satu tangan. Tusukan tombak itu dia tangkis, setelah itu melayangkan satu pukulan. Sekalipun elemen dasar Marcelli adalah akvo yang kurang lincah, dia tetaplah seorang rank-S.

Marcelli berhasil menghindarinya.

"Bukti sudah banyak, Pak tua. Guild sudah mengincarmu!"

Marcelli menarik tombaknya dan melakukan tusukan cepat bertubi-tubi. Fiduci dengan cekatan menghindarinya seakan kemampuan Marcelli cuma lelucon. Pak tua itu menangkap tombaknya dengan satu tangan dan mengayunkan satu tebasan.

Reflek, Marcelli melepas tombaknya dan melompat ke belakang. Dia menghindar secepat mungkin ketika Fiduci mengambil tombaknya dan melemparnya seperti javelin.

"Ow, kelincahan seorang pyro melawan akvo yang fleksibel." Pria tua itu bicara sambil menjilat tepian claymore-nya. "Tapi sayangnya, pyro terlahir untuk pertarungan jarak pendek, Junior!"

Hentakan kakinya terdengar. Ada gelombang kejut saat Fiduci menyerang Marcelli dengan kecepatan tinggi. Ayunan pedangnya pun jauh lebih cepat dan lebih brutal dibanding pemilik pedang yang sebenarnya. Marcelli kehilangan sela. Dia pasti tahu pedang itu tidak bisa dia tangkis. Sang akvo pun menyambut akhir hidupnya tanpa sekejap pun mengedipkan mata.

Akan tetapi ...

CLANK!!!

Jalur pedang itu berbelok arah ketika seseorang tak terduga ikut campur pertarungan mereka.

avataravatar
Next chapter