105 Pencapaian

Seminggu berlalu sejak ekspedisi di dungeon itu. Pengadilan memutuskan bahwa Keluarga Stauven Konservatif telah terbukti menyusun rencana untuk mencelakai Ratu Ysdeville. Kejahatan itu terlalu tinggi sehingga setiap propinsi punya alasan untuk mereformasi fraksi militer mereka. Dalam sekejap mata, tiga orang marquis dan puluhan earl diusir dari Arcadia Utara.

Skandal itu terlalu besar. Kubu Stauven Konservatif tidak punya bahan penolakan. Raja Arcadia sampai memohon langsung ke Duke Barlux agar kasus itu tidak sampai bocor di luaran.

Sebagai jawabannya, Barlux menyampaikan sebuah ancaman.

'Serahkan otoritas militer Arcadia Utara ke Marquis Grall, atau Kerajaan Arcadia terpecah dua detik itu juga.'

Hanya karena kalimat Preponte, seluruh kerajaan gonjang-ganjing. Pria itu tidak ada kabarnya sehingga Stauven Konservatif semakin terpojok. Sebagai gantinya, Earl Moltavide dan dua earl Tigris lain dipersembahkan ke tiang gantungan untuk kasus yang lebih ringan.

Apalagi kalau bukan kasus membunuh Simian?

Jebakan itu berjalan rapi. Tidak ada seorangpun yang mendengarnya selain para elit Kerajaan. Celestesphaira juga mengalami imbasnya karena mereka juga diseret-seret skandal pembunuhan Conna. Dalam sekejap mata pula seluruh gereja di Arcadia utara terpaksa mereformasi orang-orang mereka.

Fitnah di balas fitnah. Tidak ada yang suci di dunia politik. Semua orang berenang di kubangan demi menjadi seorang pemenang. Grall mengangkat gelas wine sebagai bukti bahwa semua sudah berada di bawah kendalinya.

—————

11 Oktober 1274 AG - 10:30 Am

Katedral Agung Kota Tigris

—————

"Berdirilah, Anakku. Lord memberkatimu." Seorang archbishop tua meneteskan air suci ke dua bersaudara.

Grall berlutut bersama Barlux. Sebagai penganut Celestesphaira, archbishop itu adalah salah satu pemuka agama yang paling dihormatinya. Setelah Avalona menarik archbishop lama dan para pelayan gereja, Grall dan Barlux langsung merekomendasikan Archbishop Pulitto sebagai pemimpin baru fraksi agama Tigris.

"Sekali lagi berdiri, Anakku. Posisi kita setara di konstitusi." Archbishop Pulitto memerintah lagi dengan nada suara yang penuh kelembutan. Dia duduk di kursinya setelah dituntun Grall dan Barlux.

"Terima kasih Yang Mulia mensetujui permintaan kami."

Archbishop Pulitto mengayunkan tangan sebagai tanda bahwa kata-kata itu tidak diperlukan.

"Celestesphaira adalah ajaran damai penuh cinta kasih. Berterima kasihlah kepada Rasul Tyr Gnosa yang meyebarkan firman-firman Lord kepada kalian, anak-anaknya. Aku senang kalian tidak meninggalkan jalan Lord."

Grall mengangguk. Sekalipun dia memiliki konsep berbeda dalam memandang agama, dia tidak membantah kata-kata pria tua yang dulu memimpin upacara pemakaman istrinya. Pulitto adalah salah satu dari segelintir pemuka agama yang tidak tergoda nafsu kekuasaan.

Bagi Grall, agama sangat penting. Manusia butuh konsep agar hidup mereka terarah. Tapi agama juga memiliki sisi tajam yang bisa menggorok leher manusia sewaktu-waktu jika kawin silang dengan ambisi kekusaan.

Semakin banyak pengikutnya, semakin menggiurkan peran agama di mata penguasa. Saat ini Celestesphaira lebih mirip bencana kemanusiaan daripada jalan tuhan. Celeste bukan lagi tuntunan hidup, melainkan aturan-aturan yang mengikat. Ajaran yang awalnya menyejukan pun berubah menjadi rantai yang membelenggu manusia sejak lahir.

Celestesphaira mulai merasuki pemerintahan dan merubah undang-undang. Mereka bahkan mengubah kitab sucinya sendiri agar sesuai dengan selera para penguasa. Dan puncak ambisi itu terjadi 150 tahun lalu, setelah hancurnya Kekaisaran Curidios di akhir perang suci. Celeste pun menjadi tahta tertinggi di mana semua raja harus tunduk kepadanya.

"Saya bersyukur Yang Mulia sehat-sehat saja." Grall kembali bicara.

Archbishop pun sekali lagi mengayunkan tangan.

"Aku berterima kasih kepada Lord. Dia berkali-kali menyelamatkan nyawaku melalui orang kepercayaanmu, Anakku."

"Apa Destra bersama Yang Mulia?" balas Grall, menyebut orang yang archbishop maksud.

Pulitto sejenak terdiam. Dia sekilas menunjukan wajah keberatan.

"Apa kamu yakin menariknya dari New Age Order? Kalian tidak butuh mata-mata lagi?"

"Tugasnya sudah selesai, Yang Mulia. Waktunya kami berkumpul lagi setelah 15 tahun terpisah."

***

Di waktu yang sama di Guild Petualang.

"Selamat! Kurang sedikit lagi, Tuan." Dengan ramah Rineta melayani seorang rank-F di depan meja resepsionis. Gadis itu menyodorkan kartu yang baru saja dia gesek di sebuah benda menyala.

Petualang itu mengambil ID yang Rineta sodorkan dengan mata berbinar-binar.

"Benarkah? Boleh saya tahu status saya sekarang, Nona Rineta?"

Permintaan itu Rineta tindak-lanjuti dengan melihat titik-titik menyala di atas sebuah benda kotak. Setelah nampak menterjemahkannya, dia menyampaikan kabar baik.

"Akumulasi anda di angka 680 poin. Tinggal 20 poin lagi untuk bisa mengikuti ujian menuju rank-E!"

"Ada saran, Nona Rineta?" Ekspresi Petualang itu semakin berbunga-bunga.

"Akan butuh waktu lama kalau anda masih mengumpulkan herbal. Rata-rata nilainya hanya 1 poin untuk satu ikat." Rineta memberi senyum ramah yang sangat mempesona. Tidak nampak sama sekali sifat pemalunya begitu dia depan meja resepsionis. "Lebih baik mengambil quest berburu omegra pest kecil-kecilan. Satu omegra di luar dungeon setidaknya punya poin 0,5 - 5. Kalau sehari bisa membasmi lima ekor saja, anda bisa ikut ujian dua sampai tiga hari lagi."

Bersuka cita, si rank-F itu mengangkat ID-nya dengan kedua tangan.

"Terimakasih, Nona!!!"

"Saya bagaimana?" Petualang berkapak besar menyodorkan ID.

"Mohon tunggu sebentar." Rineta melakukan proses yang sama. "Anda mendapat 20 poin dari penyelesaian quest dan 30 poin dari omegra yang dibasmi. Berhubung party anda hanya dua orang, masing-masing dapat 25 point." Rineta kembali menterjemahkan begitu titik-titik itu berubah formasi. "Jika ditambahkan ke akumulasi point anda, jadinya 4.008 poin. Selamat! Anda melewati angka 4.000. Jika anda sudah menguasai satu skill dasar elemen, anda bisa mengikuti ujian rank-C!"

"Benarkah? Akhirnya setelah bertahun-tahun!" Petualang itu menangis. Dia menoleh ke petualang bermata sipit dan memeluknya. "Kita nanti ujian bareng, kawan!"

"Iya, kawan! Selamat datang di dunia rank-C!!!"

"Saya informasikan sekali lagi, untuk ujian menuju rank-F sampai rank-D anda bisa mengikuti ujian tertulis di guild ini. Sedangkan untuk kenaikan menuju rank-C dan rank-B, anda harus mendapat rekomendasi sekolah olah elemen."

"Apa sekolah dari markas militer bisa memberi rekomendasi?"

"Iya. Berhubung Nona Connassance du Lumiere adalah salah satu dari lima chairman¹ Asosiasi Cendekiawan Benua Meropis, anda bisa minta rekomendasi dari markas militer Tigris.

"Terima kasih, Nona Rineta!"

Rineta mengambil beberapa keping uang dari laci dan menyerahkannya.

"Upah quest anda satu silver. Untuk penjualan hasil buruan silahkan ke meja satunya"

"Terima kasih Nona!"

Dua petualang itu pun berlalu meninggalkan Rineta yang nampak kelelahan.

"Huff... Masih banyak pelanggan lain."

Si pemalu itu membasuh keringatnya. Kesibukan itu hampir tidak ada jeda mengingat lantai bawah guild petualang selalu ramai kegiatan. Selalu terdengar keceriaan para petualang pemula yang asik mengumpulkan poin, atau mendapatkan upah. Terdengar pula hiruk pikuk penghuni bar yang menghabiskan uang mereka untuk mabuk-mabukan.

Dan di antara keramaian itu, suara seorang perempuan terdengar paling lantang dan paling menarik perhatian.

"Aku kayaaaa!!!"

avataravatar
Next chapter