webnovel

Bab 1

"Carolinne." panggil seorang yang bersuara merdu. Gadis manis itu menatap asal suara. Tersenyum.

"Kau tumbuh menjadi gadis dewasa pada umumnya. Kau harus bersyukur menjadi adiku." Endi mengelus rambut panjang dengan teramat lembut.

"Terimkasih, semua ini berkatmu." Katanya dengan senyuman, sebelum pudar. "Perasaanku mengatakan ada sesuatu." semakin menatap dengan aneh. "Lalu siapa yang kau panggil Adik.? Dengan menatap kesal. 'Sejak kapan dia menganggapku adiknya.'

"Kau tahu biaya kuliahmu tidak murah kan." Endi mulai berjalan di sekitarnya. "Aku menghabiskan semua tabunganku untuk membuatmu bisa lulus dengan nilai terbaik di kampus ternama." menatap foto wisuda yang berada di nakas.

"Kita sedarah. Tapi beda prinsip dengan uang. Kakak harap kau paham maksud ucapanku." Endi kemudian pergi setelah mengatakan itu dan meninggalkan berkas.

"Apa apaan dia. apa dia menyebut dirinya kakak." mengambil kertas yang di tinggalkan Endi.

Carolinne mahasiswa lulisan terbaik, di jurusan kontruksi bangunan tahun kelulusan saat ini. Dirinya kuliah dengan biaya dari Endi. Tentu saja semua ada harga nya.

."Apa ini." Mulai membacanya. "Jadi di sini aku akan bekerja." Melatakanya dengan malas.

Mau bagaimana lagi, menolak pun percuma. mencari pekerjaan sekarang memang tidak mudah, namun menyerah juga bukan jalanya. hanya mau hidup tanpa di dikte pun harusnya sadar diri.

"Seharusnya dia membiarkan aku untuk bersantai, bukanya langsung menyuruhku kerja." menghembuskan nafasnya kasar. " Huf, siapa suruh dia jadi kakak ku." menggerutu dengan kesal.

Sementara itu di dalam ruangan lainya, sosok laki laki yang tengah membaca beberapa laporan.

"Menipuku? Apa dia tahu sedang berhadaapan dengan siapa." Terlihat kemarahan dari sorot matanya.

"Bisa jelaskan lebih rinci berapa dana yang di tilapnya." dengan rasa penasaran ingin mendengar lebih jelas.

"3 miliar." Suara yang terdengar gemetar.

"BERAPA." Suara itu menggema di ruangan kaca dengan lampu kelap kelip.

"Maaf aku," ucapan itu terdengar sebanyak 7 kali.

"Katakan bagaimana bisa." Marangkul kerah baju orang yang duduk di hadapanya bersimpuh kaki.

"Malik, periksa harga ginjlanya." dengan memberi kode tangan. " Hei berapa usia mu," memasang wajah menyeramkan.

Malik mendekat, dengan memberikan ponsel yang tengah memanggil di sana.

"Maaf, aku hanya menjalankan perintah darinya. Aku benar benar tidak tahu apapun." seorang yang tertuduh tengah menilap uang sebanyak 3 miliar.

"Bagus, kalau begitu kumpulkan siapa saja yang memakai uangku." berdiri dan menginjak tanpa ampun.

"Malik urus dia." berjalan keluar dari ruangan.

"BAIK." mengikuti langkah tuanya untuk membuka pintu. kemudian menutupnya kembali.

Rama aston seorang laki laki arogan yang gila kerja, di usianya yang hampir ke pala 3 belum menikah karena kepribadianya yang terkenal kejam.

kehidupan yang di jalani nya, secara pribadi jauh dari kata manusia, dirinya di paksa belajar untuk hal yang bukan di usianya. Bahkan di penjara karena membakar rumahnya, di saat semua orang tengah berkumpul, adalah rahasia umum yang tersebar di kalangan korporat ataupun sesama pebisnis lainya.

Peristiwa yang menjadi senjata pamanya dalam merebut hak kuasa perusahan. Sayangnya menjadi pemimpin perusahaan ada beberapa syarat.

Rama sudah harus menikah, karena itu syarat utama. Kalau tahun ini dirinya belum menikah, maka secara otomatis pamanya Marchel aston yang akan menjadi pewaris tunggal.

Sibuk dengan eksekusi orang orang yang telah memakan uang perusahaannya karena tak jujur membuatnya tak terlalu memikirkan soal siapa yang akan menjadi istrinya.

"Pagi pagi bukanya mendatangkan pencurinya kau malam membawa orang brengsek ini." marah yang menggebu membuat Malik berkali kali kena omel oleh bos nya.

"Dia bawahan paman Marcel. Kemungkinan dia tahu banyak." Malik setengah berbisik kala Rama akan melemparkan telepon padanya.

Rama terdiam, melirik Endi dan Carolinne bergantian. Kembali mendengarkan Malik beberapa saat.

"Jadi dia adik mu " Kalimat Rama bisa di ajak kompromi.

"Menukar adik mu dengan uang yang dia bawa kabur? Rama menyeringai. "Apa yang bisa dia lakukan." Rama menatap Malik dengan curiga

Carolinne melirik dengan ketakutan dan sedikit terlihat kesal.

"Apa kau kesal padaku." Rama bertanya dengan menunjuk arogan.

Malik mencoba menekan amarah Rama. Kemudian membiarkan Endi bicara serisu dengan bos nya.

"Aku memang kesusahan untuk menerima wanita. Tapi kalo aku mau mencari wanita hanya untuk menikah kontrak para pelacur di sana juga akan suka rela naik ke ranjang ku." ucapan Rama semakin membuat Carolinne tersudutkan.

"Benarkah? Apa anda akan menikahi pelacur dan menjadikannya sebagai nyonya Aston. Ayok lah anda akan menjadi tertawaan para kolega di luar sana." tersenyum dengan tatapan tajam Endy menyeringai

"Maaf, aku tidak menerima pernikahan ini, silahkan cari pelacur diluar sana untuk anda jadikan istri. Aku bukan pilihan karena aku bukan pelacur." Carolinne tersenyum getir, dirinya sangat kesal.

Kalimat itu terdengar merendakan Rama. Rama tak terima.

Tatapan mata Malik seperti terkejut mendengar suara Caroline. Tak asing tapi ini kali pertama Malik bertemu dengannya. Apakah mereka tak sengaja pernah bertemu? Entah lah Malik tak ingat hanya saja sekertaris ini tengah menimbang nimbang.

Endi menggenggam kuat pergelangannya. Seperti nya laki laki itu baru saja terkejut dengan ucapan adiknya. Carroline merasakan kemarahan Endi tadi cengkraman tangannya.

"Lagian kenapa Kaka menipuku." Carolline bertanya dengan teramat kesal. Menatap sang kakak lalu berdiri dengan sedikit belagu Carroline menarik kakaknya yang masih duduk dengan bersimpuh kaki, di depan Rama.

" Aku tidak tahu berapa kerugian yang di sebabkan nya, tapi aku akan bekerja dengan giat untuk melunasinya." Suara lantangnya menggema. " Memangnya kerugian macam apa yang di perbuat sampai perusahan sebesar ini begitu mempermasalahkanya." carroline bicara dengan gelagat tak sopanya.

"Apa kau sedang mendongeng." Rama bertanya. "Aku yakin seumur hidupmu bekerja pun, tak pernah bisa melunasi nya sampai kau mati." ucapan Rama yang penuh tekanan sedikit membuat Carroline merinding.

"Kan aku sudah bilang, aku akan melunasi nya. kau hanya perlu memberikan aku waktu." emosi saat bicara dengan Rama membuat Carrolline ingin melemparkan sesuatu di wajah bos sombong itu..

Rama mengangguk. Malik paham maksudnya, memperlihatkan catatan utang Endi pada Carolline .

"Haaaaaah." sedikit bergeser dari pijakannya. " ini jumblah nya." dengan suara tak percaya. Suaranya membuat yang lain ikut kaget.

"Kenapa kau tidak membelikankku resort di Bali." melirik Endi dengan kesal. " Kenapa terlalu banyak angka nol." Caroline mengambalikan kertanya pada Malik

Carroline melirik dengan malu. bahkan tanpa bicara dan hampir tak bernafas.

...Inilah kisah mereka di mulai....

...selamat nikmati cerita nya.

Qiang

delta_karacreators' thoughts