1 1.

"Ust.Fariz...Ust.Fariz...ustadz tadi dicari sama kepala sekolah.Katanya ustadz disuruh ke ruang kepala sekolah".kata salah satu murid kepadaku.

"iya nanti ustadz kesana makasih ya".jawabku singkat.

Setelah menyelesaikan kegiatan mengajarku,aku bergegas ke ruang kepala sekolah.Karena sejak kemarin kami sedang membahas buku pelajaran yang akan digunakan di sekolah untuk tahun ajaran ini.Selain sebagai seorang guru aku juga ditunjuk menjadi wakasek bid.Kurikulum.Setelah mendapat info bahwa penerbit buku yang menyuplai sekolah ini sudah tidak beroperasi lagi.Maka aku dan kepala sekolah berencana mencari penerbit lain dengan standart buku yang sama.Dan beberapa hari yang lalu aku pergi ke toko buku untuk mencari buku yang sesuai dengan standart yang sekolah gunakan.Akhirnya aku dapat beberapa buku referensi yang mendekati standart itu,akupun segera menunjukkannya kepada kepala sekolah.

Tok....tok...Tok

"iya silahkan masuk ustadz".

"assalamu'alaikum pak...tadi saya dapat informasi dari salah satu murid bapak menggil saya".

"wa'alaikum salam...ya elah riz bahasa ente formal amat kayak ama siapa aja.Kalo cuma ada kita berdua mah biasa aja kali.Ane berasa tua ente panggil bapak".

"lah...Ente kan mang udah bapak-bapak apalagi bentar lagi anak kedua ente udah mau lahir".

"rese ente...umur ane ma ente cuma beda 2 tahun doank ya pake bilang ane udah tua.Maka nya nikah cari bini sono.Betah amat ngejomblo.Nikah tuh enak riz,kemana-mana ada yang nemenin terus semua kebutuhan kita ada yang siapin.Bisa dimanja-manja terus.Pokoknya enak dah,betul-betul surga dunia".ledek nya kepadaku.

Rifki Alpian putra wijaya adalah kakak kelasku di pondok pesantren tempat aku menimba ilmu.Dia adalah anak pemilik yayasan tempat aku mengajar saat ini.Kami dipertemukan kembali ketika aku melamar menjadi guru di sekolah ini.Aku awal nya juga terkejut ketika sesi interview alpi memperkenalkan diri menjadi kepala sekolah disini.Bukannya interview pekerjaan kami malah mengobrol bercerita mengenang masa-masa di pondok.

avataravatar
Next chapter