webnovel

Bagian 1 : Formula Kuno

"Gubrak... gubrak!"

"Buku - buku ini berat sekali."

Terlihat seorang anak muda membanting setumpuk buku keatas meja sambil terengah - engah. Anak muda ini bernama Marc. Ia adalah murid dari sekolah sihir ternama bernama Detro. Sekolah ini terletak di jantung kerajaan Azgaroth. Detro merupakan akademi sihir, pusat kekuatan militer, pusat pertahanan, serta daya tarik utama dari kerajaan Azgaroth.

"Marc... marc! Apakah kau di sana?"

"Ya, aku disini."

"Ada apa kau mencariku Mir?"

"Professor Dulf sedang mencarimu."

"Ach... Aku lupa belum mengerjakan formula beliau. Terima kasih Mir, nanti setelah makan siang akan kutemui Professor Dulf."

"Oke tidak masalah, kebetulan aku tadi bertemu beliau di jalan."

"Sialan, bagaimana bisa sampai kelupaan."

"Harus aku kerjakan sekarang!"

"Hmm... materi formulanya berdasarkan sihir ruang dan waktu, aku harus benar - benar fokus dalam perhitunganku."

"Tok... tok... tok."

"Masuklah Marc, aku sudah menunggumu."

"Terima kasih Professor."

"Bagaimana kabar formulaku?"

"Sudah saya persiapkan Professor. Semua rincian formulanya ada di sini."

Marc menyodorkan sebuah buku catatan berisikan rincian - rincian perhitungan dan diagram yang rumit dan hampir tak beraturan. Sihir pada dasarnya adalah fenomena alam yang dikendalikan oleh penyihir, sehingga diperlukan kekuatan alam untuk mewujudkannya. Dan formula sihir adalah perhitungan rumit dari pergerakan tenaga seseorang hingga penyatuanya dengan kekuatan alam. Semakin efektif perhitungan formulanya semakin kuat dan efisien sihir yang diwujudkan.

"Hmmm. Bagus sekali Marc dengan ini aku bisa menyempurnakan sihirku."

"Maaf Professor, jika sudah semua saya akan kembali ke perpustakaan."

"Aku masih punya beberapa hal lagi yang harus dibicarakan denganmu Marc."

"Oh..."

"Kau duduklah dulu, akan kubuatkan teh untukmu."

"Te... terima kasih Professor."

"Marc, secara teori tak ada yang bisa menyangkal kau murid terpandai di sekolah ini. Bahkan kau juga bisa menghitung formula - formula rumit yang akupun susah menyelesaikannya. Namun potensimu sebagai ahli sihir hanya bisa sampai di teori saja, praktekmu nihil."

"Ma... maafkan saya Professor. Saya akan lebih berusaha lagi."

"Mungkin ini karena potensi pengendalian tenagamu yang sangatlah buruk hingga bisa seperti ini. Dahulu kala memang ada beberapa ramuan serta formula yang dapat meningkatkan potensi pengendalian tenaga seseorang. Namun sayang sekali, semua itu telah hilang termakan waktu."

"Jadi apa yang harus saya lakukan Professor?"

"Hufh, kamu hanya bisa menunggu mungkin suatu saat nanti potensimu itu akan tumbuh. Tapi sayang sekolah ini tidak bisa menunggumu hingga saat itu, aku telah ditekan oleh beberapa pihak agar segera mengeluarkanmu dari sekolah sihir ini. Kau telah dianggap sebagai murid perusak citra sekolah ini."

"Omong kosong, tak pernah ada murid sepandai saya dalam perhitungan formula sihir disepanjang sejarah sekolah ini berdiri."

"Iya Marc, aku tau itu. Oleh karena itu, aku tetap bersikeras untuk tidak mengeluarkanmu. Namun saat ini aku tidak bisa lagi membantumu Marc, posisiku di sekolah ini telah digantikan oleh Professor Slith. Aku telah ditugaskan untuk kembali ke medan perang."

"Apa? Bukannya anda telah pensiun Professor?"

"Kelihatannya Azgaroth telah banyak kehilangan pasukan serta ahli sihir di pertempuran melawan kerajaan Peltro, hingga ahli sihir yang telah pensiun diharuskan bertugas kembali."

"Itu tidak adil Professor, anda sudah tua dan tidak dalam kondisi prima untuk ikut andil di medan pertempuran."

"Sudahlah Marc, kita sebagai warga kerajaan wajib menjaga keutuhan kerajaan ini. Azgaroth adalah tempat lahir dan matiku, tak akan ku biarkan dijajah oleh kerajaan lain."

"Tapi... tapi."

"Hanya ada satu hal yang mengganjal di hatiku Marc."

"Apa itu Professor?"

"Maukah kau mempertimbangkan ulang penawaranku untuk menjadi penjaga perpustakaan sekolah ini? Disana kau bisa membaca buku - buku yang sangat kau cintai itu sepuasnya. Selain itu kau juga masih bisa mengembangkan perhitungan formula sihirmu, meskipun kau tidak akan pernah mendapatkan gelar penyihirmu."

"I... itu. Sudah berkali - kali saya katakan kepadamu Professor. Saya tidak akan pernah mau cuma menjadi penjaga perpustakaan, yang saya inginkan adalah menjadi seorang penyihir tangguh. Menjadi penyihir terhebat sepanjang sejarah Azgaroth."

"Ha... ha... ha. Kau sangatlah lucu Marc. Kau memang anak yang kuat pendiriannya. Sayang potensi sihirmu sangat terbatas, jika tidak kau seharusnya telah melampaui kemampuanku."

"Itu tidaklah mungkin Professor, dengan segudang pengalaman anda mana mungkin saya bisa melampaui anda meskipun saya memiliki potensi sihir seperti anda sekalipun."

"Ha... ha... ha. Kau memang pandai bersilat lidah Marc. Kembalilah ke perpustakaan untuk saat ini, nanti akan kau akan kupanggil lagi."

"Professor apakah anda tidak bisa membawaku ke medan perang sebagai asistenmu? Asisten yang memiliki kontribusi cukup bukankah bisa mendapatkan gelar penyihirnya tanpa harus melalui sekolah sihir?"

"Hmm... Akan kupikirkan, kembalilah ke perpustakaan untuk saat ini."

"Terima kasih Professor."

Setelah menemui Professor Dulf, Marc memulai kembali aktivitasnya di perpustakaan.

"Akhirnya kembali lagi dengan aktifitas rutinku."

"Hmmm... Apa yang akan ku teliti hari ini?"

"Oh iya kemarin kebetulan aku menemukan sebuah formula kuno di lembaran kertas yang terselip dalam buku ini."

Marc pun mulai membuka buku ensiklopedi sihir dengan judul "Panduan sihir untuk Pemula" dan mencari lembaran kertas formula itu.

"Akhirnya ketemu. Seharusnya tak kusimpan didalam buku itu lagi."

"Saatnya berkonsentrasi dan membongkar rahasia formula kuno ini."

Next chapter