6 Masalah

Setelah bertemu dengan sahabatnya Sagara. Kenangan masa lalu Rose terus menerus mengalir. Muncul satu per satu. Bayangan Rian pun muncul kembali. Rian adalah masa lalu Rose yang tak bisa ia hapus.

* Senin pagi, kantor

"Tok..tok..." suara ketukan di pintu menyadarkan Rose dari lamunannya. Ia menatap lurus ke arah pintu sambil menjawab, "masuk!"

Nampak Damar memasuki ruangan dengan beberapa berkas di tangannya. Di sampingnya menemani sekretaris Rose dengan beberapa berkas pula. "Nona, hari ini Anda ada kunjungan pasar di Mall M, dan ini berkas yang harus ditanda tangani untuk realisasi perencanaan hasil rapat minggu lalu" ujar sekretarisnya sambil menyerahkan berkas di tangannya untuk ditanda tangani oleh Rose.

Rose menerima berkas itu, memeriksanya sebelum menyujuinya. Melihat memeriksa berkas dengan seksama, Damar pun menjelaskan beberapa hal. "Nona, ada sedikit masalah dengan pabrik tekstil di Jogja. Kain batik motif baru yang rencananya akan kita luncurkan bulan depan mengalami sedikit masalah. Nona diharapkan untuk segera ke lokasi" jelas Damar.

Rose mengernyit mendengar laporan Damar. Matanya yang awalnya memandang ke berkas di tangannya kini melihat ke arah Damar. Damar pun menyerahkan berkas di tangannya. Rose yang melihat berkas di letakkan di mejanya lalu menandatangi berkas yang sekretarisnya berikan kemudian menyerahkan kembali ke skretarisnya itu.

Rose menarik berkas di mejanya. Membukanya. Mengernyit. Wajahnya memerah. BAM. Tangannya menggebrak meja sambil bangkit berdiri. "Berani sekali tetua itu berusaha koruosi dana anggaran batik" ucapnya marah. "Damar, siapkan tiket. Kita berangkat ke Jogja siang ini" imbuhnya. "Majukan jadwal kunjungan mall pukul 10" lanjutnya sambil melihat ke arah sekretarisnya. Mereka mengangguk.

Mereka berdua bergegas keluar dari ruangan Rose untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Rose yang berada di dalam ruangan segera mengambil handphonenya dan memencet tombol panggilan cepat nomer 5. Panggilan terhubung. "Boss" suara dari seberang sana. "Aku mau laporan lengkap pabrik tekstil di Jogja selama 3 bulan yang lalu dikirim dalam waktu 1 jam" perintahnya jelas. Orang di seberang telepon hanya mengangguk. "Persiapan laporan lengkap selama 6 bulan, kirim padaku jam 1 siang nanti" imbuh Rose. Menutuph telepon.

*----*

* Pukul 10.00, mall M

"Selamat datang, Nona" sapa staf mall M yang telah menunggu kedatangan Rose. Rose hanya membalas dengan anggukan. Mood nya sedikit buruk karena laporan Damar pagi tadi.

Mereka berjalan bersama, Rose berada di barisan paling depan, diikuti di belakangnya adalah Damar, asistennya, di sebelah kirinya dan manager penjualan dari mall M do sebelah kanannya. Si manager berjalan sambil menjelaskan mengenai beberapa hal.

Sampai ketika Rose berhenti berjalan mendadak. Pandangan Rose tertuju pada sebuah outlet tas di sebelah kirinya. Para pengikutnya turut berhenti. Menatap ke arah mana pandangan boss wanita mereka tertuju. Nampak di dalm toko tas itu seorang wanita tua sedang dibentak oleh penjaga toko. Entah apa masalahnya. Rose mengernyit. Tidak senang. Melihat sedikit kemarahan di wajah Rose, manager itu berkeringat dingin. Diam. Tak berani berkata-kata.

Roae kemudian berjalan ke arah wanita tua itu. Tepat ketika pengikutnya akan melangkah di belakangnya, ia mengangkat tangan. Menandakan mereka harus diam di tempat. Hanya Damar yang menemani Rose memasuki toko itu.

"Bu, kalau ibu gak mampu belanja di sini, jangan coba-coba deh. Apalagi pegang tas ini. Lihat! Ada node nempel dari tangan ibu" marah oenjaga toko tas itu. "Ini tuh tas mahal bu.....mahaaaalllll, tau nggak!" hardiknya.

Rose yang melihat kejadian ini amarahnya semakin membuncah. Tapi raut wajahnya tetap kalem. "Ada apa, bu?" tanyanya halus pada ibu tua itu ketika sampai di dekat mereka.

Penjaga toko dan ibu tua itu menoleh bersamaan ke arah Rose yang berjalan ke arah mereka. "Ini neng...tas nya kotor.." jawab ibu tua itu. "Katanya si mbak ini karena tadi saya pegang, tapi tangan saya gak kotor kok neng.....ini lihat" imbuhnya sambil menunjukkan kedua telapak tangannya pada Rose.

******

avataravatar
Next chapter