9 Awal

Begitu memasuki kamarnya Rose langsung merebahkan diri di kasur empuknya. Matanya terpejam. Sekujur tubuhnya berpeluh. Menggigil. Gemetar. Pikirannya kembali ke masa lalu. Masa ketika ia berada di panti asuhan.

Kala itu usianya baru 10 tahun. Tubuhnya kurus kering. Raut wjah nya menampakkan kepedihan yang teramat. Hari itu gerimis. Gadis cilik itu berdiri di pintu gerbang sebuah panti asuhan. Tangis pelannya hampir tak terdengar. Air matanya yang jatuh pun bercampur dengan air hujan di pipinya. Sepertinya, langitpun turut bersedih melihat nya.

*kreeekkkk.....

Pintu gerbang terbuka. Seorang wanita tua berjalan keluar menghampirinya dengan membawa sebuah payung lebar. Raut wajahnya dingin. Tak sedikitpun tamoak iba dengan keadaan Kinan kecil saat itu.

Tangannya meraih lengan Kinan kecil. Menariknya. Memasuki halaman panti. Kinan kecil terseok mengikuti langkah wanita itu. Tanpa kata mereka berjalan memasuki panti asuhan.

*Plaakkk

Tamparan keras hinggap di pipi Kinan kecil. Ia terjatuh. Tersungkur. Air matanya jatuh dalam diam. "Baru datang udah bikin masalah" marah wanita tua itu. "Langsung mandi sana. Putri....!" teriaknya, "bawa anak ini ke kamarmu. Mulai sekarang kalian tidur di kamar yang sama" tambahnya dingin. Gadis kecil yang dia panggil putri hanya mengangguk ketakutan. Kemudian ia menggandeng tangan kecil Kinan. Mengajaknya ke kamar mereka.

"Nama kamu siapa, dek?" tanyanya pelan. Suaranya sedikit menampakkan kekhawatiran begitu melihat pipi merah Kinan. "Sakit ya??" tanyanya lagi.

Kinan kecil menggangguk. "Namaku Kinan kak...." jawab Kinan pelan. Suaranya hampir tidak terdengar. Raut ketakutan masih tmpak di wajahnya.

"Gak usah takut...kakak gak jahat kok" ucap Putri menenangkan Kinan kecil sambil mengelus pipi merah Kinan. "Ibu Ratna memang gitu, dia suka kasar. Tapi jangan takut ya...gak akan ada apa-apa kalo kita nurut kok" tambahnya.

Mereka berdua sampai di pintu kamar mereka. "Ini kamar kita Kinan" jelasnya pada Kinan. "Kamu mandi dulu geh...ganti baju, terus nanti tak ambilkan makan....kamu pasti lapar" ujar Putri pengertian. Kinan mengangguk. Berjalan menuju kamar mandi.

Panti asuhan ini cukup bagus. Setiap kamar memiliki kamar mandi. Perlengkapan di dalam kamar pun cukup bagus. Ini karena pemilik panti asuhan adalah orang ternama. Mereka memiliki sumber dana sendiri. Panti ini juga mendapat banyak bantuan dari rekan bisnis emilik panti. Sayangnya....pengelolaan panti diserahkan pada Ratna. Salah seorang kepercayaan mereka. Tanpa mereka ketahui, Ratna sering memukul anak-anak di panti. Selain itu, Ratna juga berani menggelapkan dana panti. Dia mengambil sebagian dana panti untuk dimasukkan ke rekening pribadinya.

*malam hari

"Mulai sekarang Kinan akan tinggal di sini. Muli minggi depan dia juga akan sekolah di tempat kalian besekolah" ujar Ratna membuka oercakapan sebelum makan malam. Ya ini adalah rutinitas panti ini. Para penghuni panti mendpat jatah makan 3 kali sehari. Pagi pukul 6, siang pukul 1 dan pukul 7 malam. Dan sebelum mereka mulai makan, Ratna selalu memberikan 'pidato' nya terlebih dahulu.

Anak-anak hanya mengangguk. Mereka diam seribu bahasa sampai akhirnya mereka selesai makan. Kemudian sebagian dari mereka kembali ke kamar masing-masing sedangkan yang lain menuju ruang belajar untuk mengerjakan pr dan beljar bersama. Ini juga merupakan rutinitas panti. Mereka diwajibkan untuk belajar minimal 1 jam setelah makan malam.

Malam ini putri tidak belajar bersama. Ia kembali ke kamar mereka. Kinan berjalan di sampingnya. "sebentar lagi akan kakak jelaskan hal-hal yang ahrus dilakukan dan harus dihindri di panti ini ya. Kamu harus mendengarkan baik-baik biar tidak kena pukul lagi" terang Putri perlahan.

Putri menjelaskan peraturan panti sampai ia melihat Kinan mengantuk. Kemudian ia menyuruh Kinan untuk tidur. Setelah melihat ia tidur. Kinan duduj di meja belajar kecilnya untuk belajar sebentar sebelum tidur.

Itulah cerita awal mula Kinan kecil terdampar di panti asuhan.

******

avataravatar
Next chapter