webnovel

Mengajar

(POV MC)

Beberapa jam kemudian.

Serangan akhirnya berhenti.

Banyak hal telah terjadi setelah grup Eye of the Midnight Sun menyerang ibukota.

Tetapi, denganku yang menerima Rades untuk mengajarkannya dan juga mengembangkan kemampuan sihirnya yang unik. Serangan mereka tidak menimbulkan kerusakan yang mengerikan.

Tetapi, yang membuatku tidak tahu harus berkata apa bahwa Fuegoleon masih saja terkena serangan yang dilakukan oleh William yang dimanipulasi oleh Pattoli.

Tentu saja, saya telah memprediksi hasil ini dengan Time Magic, agar bisa melihat ke masa depan setelah melihat bahwa potensi Rades yang bisa berkembang sejauh mungkin.

Dan akhirnya, saya menyetujuinya untuk membantunya dan tidak peduli soal Fuegoleon. Karena saya yakin bahwa hal ini juga sangat membantu Fuegoleon untuk mendapatkan kontrak pada roh api, Salamander.

Jadi, saya berusaha bahwa di masa depan nanti tidak akan melakukan banyak perubahan terhadap plot penting. Seperti yang akan dilakukan oleh Asta melawan para Third Eye.

Karena plot itu saya yakin bahwa itu sangat penting untuk perkembangan Asta dan lainnya.

.....

(Pov ketiga)

Saat ini, petang hari sekitar jam 16 PM.

Reinz berdiri dengan dibelakangnya adalah Asta, Noelle dan yang terakhir adalah Rades.

Kelompoknya terlihat sangat mencurigakan, karena semua pandangan mereka tertuju pada Rades.

"Siapa dia, Reinz?" Julius bertanya setelah menyapa semuanya dan menceritakan masalah yang terjadi pada kerajaan.

"Dia adalah anggota Eye of the Midnight Sun dan yang menyebabkan serangan zombie. Tetapi, tenang saja saya tahu bahwa dia hanya mengikuti perasaannya untuk membalas dendam dan mengikuti kelompok sampah yang tidak tahu apa-apa."

Kata-kata Reinz membuat semuanya memandang ke arah Rades dengan perasaan campur aduk, bahkan beberapa diantaranya mengeluarkan sihir mereka diudara.

Julius melihat ini tahu bahwa ada sesuatu yang memungkinkan Reinz tertarik dan akhirnya membuat Rades mengikutinya, "Apakah ada masalah dengannya?"

"Ya, orang ini bernama Rades yang juga mantan ksatria sihir dari tim Purple Orca. Tetapi, karena sihirnya yang dikatakan sangat mengerikan dan menjijikkan membuatnya harus dikeluarkan. Lebih dari itu juga bahwa dia hanya memiliki selembar mantra pada grimoire-nya."

"Oh? Sihir apa itu? Coba aku lihat!" Julius langsung berjalan secepat mungkin dan tiba di depan Rades.

Rades terkejut melihat ini dan memandang ke arah Reinz yang melihat bahwa dia mengangguk ke arahnya.

Rades mengeluarkan grimoire-nya dan memberikannya pada Julius.

"Begitu. Pantasan kenapa orang-orang merasa sihirmu seperti yang dideskripsikan oleh Reinz. Tetapi, aku yakin bahwa jika Reinz menerimamu dan membantumu pasti ada alasan untuk itu kan?" Julius setelah membaca mantra itu dan berkata kemudian memandang ke arah Reinz.

Reinz mengangguk dan menjawab, "Ya, sihir-nya sangat unik. Soul Corpse Magic, tetapi karena pengetahuan tentang sihirnya masih terlalu minim di kerajaan kami atau bahkan kerajaan lain, jadi kau harus tahu kan maksudku, kaisar sihir?"

"Ya, jika apa yang kau pikirkan mirip dengan apa yang aku pikirkan. Mungkin dengan sihirnya ini, itu akan sangat membantu jika sesuatu yang terjadi sangatlah mengerikan." Julius mengangguk sambil memasang wajah serius.

Para ksatria sihir lainnya termaksud kelompok Asta dan lainnya pun menelan ludah, bahkan Rades tidak terkecuali walaupun ia telah mendengar cerita dari Reinz terkait hipotesisnya untuk mengembangkan sihirnya.

Para ksatria sihir lainnya tidak mengerti, tetapi tahu bahwa jika wajah Julius yang saat ini serius mungkin orang yang bernama Rades ini sangat kuat. Apalagi ketika mereka mengetahui bahwa Reinz-lah yang membawanya dan akan membantunya.

"Apakah dia sangat kuat, Reinz-senpai?" Asta bertanya dengan bingung.

"Ya. Dengan dia bahkan jika kau mengalami banyak hal yang mengerikan, itu hanya semudah mengangkat beban 20kg." Reinz menjawab kata-katanya dengan analogi yang agak abstrak.

Tetapi para kapten ksatria sihir tahu bahwa kata-katanya mengandung sesuatu yang mungkin sangat membantu. Dan tiba-tiba keduanya langsung paham karena mengingat bahwa ia memiliki sihir untuk mengendalikan mayat dan kemudian seperti analogi yang disebutkan Reinz, itu terkait dengan hidup dan mati seseorang.

Keduanya langsung melebarkan mata mereka dan memandang ke arah Rades dengan tatapan serius untuk pertama kalinya.

Reinz merasakan tatapan mereka terhadap Rades hanya tersenyum dan berkata, "Jangan mengambilnya, dia akan berada dibawahku, artinya menjadi anggota Black Bull. Dia sangat cocok loh untuk menjadi anggota pasukan Black Bull dibandingkan dengan pasukan kalian berdua."

Keduanya langsung menoleh kesamping sebelum melototi Reinz, karena tahu bahwa pikiran mereka ditebak oleh Reinz.

"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi membawa para anggotaku."

Setelah Reinz berkata, ia kemudian langsung membuka portal dan menyuruh Asta, Noelle dan termaksud Charymy dan Rades bergegas secepat mungkin.

.....

Sesaat kemudian.

Di markas Black Bull.

"Jadi, kau mengundang orang ini masuk ke pasukan kami?" Yami berkata sambil mengisap rokoknya dan kemudian memandang ke arah Rades.

Reinz kemudian berkata pada Yami dan menceritakan tentang sihir yang dimiliki Rades.

Akhirnya, Yami mengerti dan mengangguk paham. Karena mungkin seperti yang dikatakan oleh Reinz, dia sangat cocok untuk masuk ke pasukannya dan kemudian sihirnya yang sangat unik itu akan sangat membantu.

"Jika seperti yang kau katakan, bahwa dia dapat menghidupkan kembali orang yang mati. Itu... aku tidak tahu harus berkata apa. Tetapi bajingan, kau harus menaati peraturan pasukan kami, oke!?" Yami berkata dan memandang ke arah Rades kemudian mengancamnya.

Rades menelan ludah ketakutan karena sihir yang dilepaskan Yami itu terlalu menakutkan bahkan dengan tubuhnya pun membuatnya takut.

"Tenang saja, Yami. Dia akan sangat membantu, apalagi mengingat bahwa jika aku yang melatihnya." Reinz berkata sambil menepuk pundak Rades.

"Baiklah kalau begitu. Kau sampah, pergilah mencuci dirimu dan kemudian pergi bertanya pada Magna untuk mendapatkan jubah." Yami berkata pada Rades.

Rades bingung dan bertanya, "Tapi, aku tidak tahu dimana kamar mandi ataupun tentang Magna di pasukan ini."

"Tanyakan ke Asta." Reinz berkata sambil melepaskan Asta, Noelle dan Charymy yang berada dalam perangkap Time Magic.

.....

Keesokan harinya.

Saat ini, di markas Black Bull.

Reinz memandang bahwa semua anggota Black Bull sedang duduk menunggunya berbicara, termaksud Yami dan Rades.

"Baiklah, kalau begitu pertama kita akan mulai dari Magna." Katanya.

"Ya, Reinz-sensei!" Magna berteriak menjawab.

Soalnya hari ini adalah pelajaran Reinz untuk membuat mereka mengenal lebih lanjut tentang sihir mereka dan sisanya diserahkan pada diri mereka sendiri.

"Kalian harus tahu bahwa Magna memiliki Fire Magic, tetapi karena mana ditubuhnya hanyalah ditingkat warga biasa, jadi bagi yang mengenalnya tahu apa yang mampu Magna sendiri lakukan, kan?"

Kata-kata Reinz membuat yang lain mengangguk dan bahkan Yami dan Magna pun mengangguk paham, selain Rades yang masih belum mengenal lebih lanjut dengan para anggota.

"Kalau begitu, ingatkah kalian bahwa dulu aku pernah mengatakan sesuatu untuk membuat sihir kalian habis sebisa mungkin dan beristirahat? Dan kemudian berlatih sekuat mungkin sampai-sampai kau merasakan pelatihan itu hanyalah membuatmu merasakan neraka?"

Mereka mengangguk, termaksud Rades.

"Magna, jika kau melihat para mage dari pasukan Crimson Lion seperti Fuegoleon sendiri, aku yakin bahwa kau paham perbedaan antara kau dan dia. Kalau begitu, disini aku mengatakan bahwa kau lebih fokus untuk melatih dirimu, baik itu untuk meningkatkan mana dan memperkuat sihir dan tubuhmu juga termaksud. Untuk melatih itu, cobalah dari hal kecil tentang mengontrol api-mu ketingkat tinggi di tangan kiri dan tingkat rendah di tangan kanan."

Kata-kata Reinz membuat Magna melebarkan matanya karena terkejut.

Ia tidak tahu bagaimana Reinz bisa berkata begitu, tetapi ia tahu bahwa jika apa yang Reinz katakan itu benar untuk membuatnya berlatih dengan memaksimalkan fokusnya agar bisa mengontrol suhu dari kedua api itu, apa yang terjadi? Itulah pikiran di benak Magna.

Bahkan yang lainnya pun terkejut soal ini, mereka tidak tahu harus berkata apa tetapi saat ini mereka yakin bahwa jika Magna menguasai kontrol itu, kemungkinan ia menjadi sangat kuat dibandingkan Magna saat ini sekarang.

"Kenapa? Kau bilang tidak bisa? Biar aku beritahu, Asta yang seperti dirimu, tetapi dia lebih menyedihkan karena tidak memiliki mana ditubuhnya yang akhirnya tidak memungkinkannya untuk memanipulasi sihir. Tetapi, kau yang memiliki mana dan masih cemberut hanya karena merasa lemah? Tidak! Kau harus berpikir lebih lanjut Magna, apa yang mungkin dan dapat yang kau lakukan dengan sihirmu. Sisanya jika kau masih belum mengetahui soal sesuatu, kau bisa mengatakannya padaku."

Magna cemberut terhadap kata-kata Reinz karena membandingkannya dengan Asta, tetapi karena Reinz berkata bahwa ini juga terkait dengan pertumbuhannya dan akan membantunya, ia berjanji bahwa ia harus melakukan seperti yang Reinz katakan.

"Seperti yang Reinz katakan, Magna. Lampauilah batasmu, jangan ragu bahkan jika itu membuatmu terluka, karena jika tidak kau hanya akan menjadi orang yang lemah." Yami pun ikut berkata.

Magna mengangguk dan berdiri dari kursinya, "Baik, Reinz-sensei dan Yami-san!"

Reinz mengangguk dan kemudian memandang ke arah Gauche, "Kalau begitu, pedofil-san. Ini giliranmu, Mirror Magic."

"Marie... Aku bukan pedofil! Aku akan membunuhmu!" Gauche berteriak.

Tetapi, Reinz hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Gauche, ini untuk kebaikanmu. Karena apa yang terjadi jika kau mengembangkan sihirmu ketingkat dimana kau bisa membuat Mirror World?"

Kata-kata Reinz membuat yang lain bingung, tetapi hanya Gauche yang mengerti kata-kata Reinz.

"Ma-maksudmu!?" Ia bertanya dengan gemetar karena jika seperti yang Reinz pikirkan sejalan dengan pikirannya, itu artinya ia bisa melakukan itu.

Reinz mengangguk, "Ya, seperti yang kau pikirkan. Jika kau bisa membuat Mirror World, kau mungkin bisa mengunjungi kemanapun selama cermin masih ada di dunia ini."

Jawaban Reinz membuat anggota lainnya melebarkan mata mereka dengan terkejut, karena paham maksud dari analogi Reinz. Kemudian mereka memandang Gauche dan akhirnya membuat mereka menggelengkan kepala, karena yakin bahwa jika Gauche berhasil melakukan itu, kemungkinan ia akan menghilang dan pergi memata-matai adiknya, Marie.

"Jika kau menghilang, aku akan membunuhmu." Yami berkata sambil memandang ke arah Gauche.

Gauche yang mendengar itu hanya bergidik di tempatnya, tetapi pikirannya masih mengulang kata-kata Reinz terkait dengan kemampuan itu.

"Hehe... Yah, tentu saja ada batasan pada sihir itu. Karena itu hanya akan ada selama masih ada cermin di dunia ini, jika tidak ada? Kau pada dasarnya terjebak." Reinz berkata.

Apa yang Reinz katakan disini karena ia mengambil referensi pada kemampuan buah Mirror Mirror no Mi di anime One Piece, yang memungkinkan pengguna untuk membuat cermin yang dapat mencerminkan serangan atau penampilan, membuat pengguna sebuah Cermin Manusia, itu dimakan oleh Charlotte Brulee.

Bagi Reinz, kemampuan itu juga sangat mirip yang dimiliki oleh Gauche, hanya saja itu karena imajinasi para pengguna sihir di dunia ini kurang baik dan tidak memungkinkan mereka dapat melakukan itu. Bahkan Reinz sendiri juga telah merasakan dan melihat bahwa budaya di dunia ini sangat terkebelakangan.

Jadi, syukur bahwa Reinz masih menyimpan ingatannya terkait dengan kehidupan sebelumnya yang membuatnya dapat melakukan apapun selama imajinasinya ada. Ia juga yakin bahwa dirinya entah bagaimana mendapatkan seluruh ingatan dari kehidupan sebelumnya yang tidak memungkinkannya untuk melupakan ingatan tersebut.

"Tunggu, tunggu! Reinz, maksudmu jika Gauche berhasil menggunakan sihir itu apakah mungkin ia juga bisa keluar dari dunia itu?" Finral bertanya.

Reinz mengangguk dan menjawab, "Ya, selama ada cermin di dunia ini, dia bisa keluar dimanapun ia mau. Tentu saja, Gauche juga bisa menjebak seseorang atau melakukan apapun di dunia itu. Tetapi, aku yakin bahwa Gauche belum bisa melakukan sihir itu, karena itu terkait dengan pengetahuannya dan fokusnya terhadap sihir tersebut."

Kata-katanya membuat yang lainnya menghela nafas mereka, tetapi Gauche yang mendengar bagian terakhir merasa jelek karena ia juga merasa bahwa sulit untuk mewujudkan apa yang Reinz katakan.

"Sial!" Gauche hanya mendecik di tempat karena merasa sulit untuk menerima, tetapi masih menyimpan kata-kata Reinz karena jika ia berhasil, mungkin saja ia dapat memata-matai dewinya, Marie. Memikirkannya membuat Gauche mimisan secara drastis, karena banyaknya pikiran tidak senonoh.