1 ;01

"Ndaa Aalisha keluar dulu yaa," ucap Aalisha sambil memakai hoodienya.

Bunda yang sedang memasak menghentikan aksinya dan segera pergi ke ruang tamu.

"Mau keluar? Ganti dulu atuh celananya" Bunda menggeleng kepalanya melihat anak gadisnya hanya memakai celana pendek sepaha untuk keluar.

"Yaampun nda, aku kan ke indomaret depan doang" Aalisha mengerutkan bibirnya. Ia hanya terlalu malas untuk pergi ke kamar dan mengganti celana. Sebelum terkena wejangan dari Bunda, Aalisha harus segera pergi dari rumah.

"Kamu tuh-"

"Udah ya bunda Aalisha pergi dulu nanti keburu malem dadahh," potong Aalisha, ia mencium pipi Bunda cepat lalu berlari secepat mungkin.

Bunda lagi lagi menggeleng kepalanya dan menarik nafas pelan. Bisa bisanya anak gadis itu sangat keras kepala sama seperti Suami-nya

***

Saat ini Aalisha sedang berada di indomaret untuk membeli cemilan, karena stok cemilan dikamarnya sudah habis. Kali ini ia memilih berjalan kaki daripada membawa mobilnya. Sekalian jalan sore sama mau beli seblak langganan.

"Ramen, yogurt, cheese ball sama chips udah. Apalagi yaa," pikirnya.

Aalisha kembali berkeliling sambil membawa keranjang yang penuh dengan makanan.

"Ahh iya, rumput laut wajib," ucap Aalisha. Sayangnya rumput laut tinggal satu. Berniat mengambil rumput laut yang ia idamkan, namun sebuah tangan lebih dulu mengambilnya

"Eh," Aalisha menengok, menatap sinis cowok berhoodie hitam yang tengah memegang rumput laut yang ia dambakan.

Ia mengigit bibirnya "Itu punya aku, balikin."

Namun ucapannya di acuhkan. Cowok itu pergi meninggalkan Aalisha tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menghirup udara dalam-dalam, sedih tak dapat rumput laut.

Memutuskan untuk membayar belanjaannya dan pulang. Terlalu lama di dalam sampai ia tak sadar matahari sudah tenggelam.

Tidak seperti biasanya, jalanan yang biasa dilewati Aalisha mendadak sepi. Biasanya jam segini masih banyak anak - anak yang bermain di luar rumah.

Aalisha mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke rumah. Namun sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya.

"Hei cantik, sendirian aja nih," ucap pria berbadan besar sembari tersenyum nakal. Aalisha membulatkan matanya. Sial, kenapa harus ketemu preman gak jelas kayak gini.

"Ngomong dong jangan sombong," bujuk pria berkepala pelontos. Dengan cepat pria itu memegang tangan Aalisha. Aalisha yang kaget dan tak sempat menghindar hanya bisa memberontak.

"Jangan pegang pegang apaan sih!"

"Ayolah main dulu bentar sama kita," rayu pria berbadan kekar. Cekalannya semakin kuat.

Kakinya seketika menjadi lemas. Ia memanggil ayah nya dalam hati, berharap datang menyelamatkannya.

"Lepasin brengsek!"

Seseorang menarik dan menyembunyikan Aalisha kebelakang punggungnya.

Bugh bugh

Kedua pria tersebut tergeletak di jalanan. Memegang pipi mereka yang terkena bogeman mentah dari seseorang. Pria berkepala pelontos itu berdiri sekuat tenaga.

"Arghh anj-" pria tersebut membulatkan matanya. Tubuhnya bagai membeku, mengurungkan niat membalas orang yang memukul dirinya. Sial, lebih baik pergi. Kalau tidak, sudah pasti hidupnya tidak akan tenang habis ini.

"Pergi sebelum gue abisin lo berdua" desis cowok itu. Kedua pria itu langsung berlari secepat mungkin.

"Lo gapapa?"

Aalisha membuka mata dan mengusap air matanya cepat. Gadis itu merapihkan rambutnya dengan tangannya yang gemetar hebat.

"M-makasih banget. Kalo gaada kamu, aku gatau bakal gimana" Aalisha tersenyum. Senyum yang mampu menghipnotis para kaum adam, termasuk cowok didepannya.

"Kamu bukannya yang ngambil rumput laut tadi kan?" tanya Aalisha.

"Gue anter"

"Eh gausah, aku bisa sendiri" tolak Aalisha.

Cowok tersebut menatap Aalisha, tatapan tajam dan mengintimidasi. Aalisha merasa tak nyaman.

"Oke, gue cabut," balas cowok itu.

Sebentar, matahari sudah mulai tenggelam dan ia sendiri disini. Bagaimana jika preman tadi datang kembali?

"Sebentar," ucap Aalisha.

Langkah cowok itu terhenti,

"Aku ikut" tambahnya.

Sudut kanan bibir cowok itu terangkat, lalu ia melanjutkan langkahnya menuju mobil.

"Ih apa banget di cuekin, trus ngapain nawarin kalo gitu" omel Aalisha.

/Tin Tin/

Aalisha terperanjat, mengumpat dalam hati karena ulah cowok itu.

/Tin Tin/

"iya iya sabar ih." Aalisha menggerutu. Ia pun segera masuk dan menaruh kantong belanja di pangkuannya.

"kaget tau, nyebelin banget, " ucap Aalisha pelan. Tanpa ia sadari, cowok disampingnya tersenyum simpul. Kemudian ia menjalankan mobilnya.

"Rumah lo?," Tanya cowok itu datar.

"Itu yang gerbangnya tinggi," tunjuk gadis itu. Cowok itu memarkirkan mobilnya tepat didepan rumah Aalisha.

"Makasih kamu baik banget, aku turun" Aalisha yang hendak keluar dari mobil terduduk kembali, membuat cowok disampingnya mengerutkan dahinya.

"Aku Aalisha," gadis itu menjulurkan tangannya dengan senyum manisnya.

Cowok itu tersenyum tipis. Terlalu gemas dengan gadis yang baru ia temui 15 menit lalu.

Dengan cepat ia mengubah ekspresi mukanya menjadi datar.

"Kamu emang cuek ya?," tanya gadis itu.

Ia membalas uluran tangan Aalisha "Reynard."

"Sekali lagi makasih yaa," Aalisha turun dari mobil dan melambaikan tangannya kearah Reynard.

"Hati-hati okey." Aalisha kembali berucap.

Reynard pun membalasnya dengan anggukan

"semoga kita ketemu lagi Aal" batin Reynard.

avataravatar
Next chapter