1 MENIKAH KARENA CINTA

"Apakah kamu bahagia dengan pernikahan ini Sheren?" tanya Hayden dengan tatapan penuh cinta.

"Hm, sangat bahagia sayang." jawab Sheren sambil merapikan pakaiannya yang kusut setelah menghabiskan beberapa kali malam pertamanya.

"Tidakkah kamu menginginkan seorang baby setelah kita menikah Sheren?" tanya Hayden sambil meraba kedua pundak Sheren dan mengecup tengkuk lehernya.

"Aku tidak keberatan sama sekali Hayden, jika kamu menginginkannya." sahut Sheren dengan sebuah senyuman.

"Aku tidak sabar lagi melakukannya dan terus melakukannya, aroma tubuhmu begitu sangat menggodaku." bisik Hayden kembali menciumi punggung Sheren yang putih mulus.

"Ahhhh... Hayden jangan membuatku geli sayang, hentikan Hayden." ucap Sheren membalikkan badannya dan menghadap ke wajah Hayden seorang laki-laki yang sangat tampan dengan sebuah senyuman yang sangat memukau serta sebuah tatapan mata yang begitu bening dan begitu menggoda.

Tidaklah heran jika saat kuliah bahkan di tempat kerjanya sekarang banyak wanita yang tergila-gila pada Hayden, bukan saja karena ketampanannya tapi juga karena keramahannya dan perhatiannya yang begitu tulus pada semua orang.

"Kamu melamun Sher?" tanya Hayden sambil menangkup wajah Sheren yang cantik walau dengan wajah natural, tanpa polesan makeup di wajahnya selain lipgloss yang selalu mewarnai bibirnya yang yang sudah merah.

"Ya, melamunkan dirimu sayang." sahut Sheren dengan sebuah senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya yang mungil.

"Melamunkan tentang apa? jangan bilang kalau kamu melamunkan kejantanan juniorku." ucap Hayden dengan tersenyum nakal.

"Kamu selalu tahu pikiranku sayang, aku jadi curiga...apa kamu paranormal ya?" tanya Sheren dengan gemas.

"Bukan karena aku paranormal Sher, karena aku tahu bagaimana wajah kamu sangat pucat dan tak berkedip saat melihat juniorku." jawab Hayden dengan tertawa lepas.

"Apa sih sayang..jangan buat aku malu, kamu selalu senang sekali menggodaku...awas kamu ya!!" ucap Sheren sambil melancarkan serangannya dengan mencubit gemas perut Hayden.

Sambil tertawa dan tersenyum bersama Hayden dan Sheren saling berpelukan dengan kebahagiaan mereka di malam pertama.

"Sheren, apa yang kamu harapkan kedepannya setelah pernikahan kita ini?" tanya Hayden dengan serius mengajak Sheren untuk duduk di pinggir ranjang.

"Aku hanya ingin hidup bersamamu dalam suka dan duka, dan itu selamanya sampai pada kematian kita." ucap Sheren menatap wajah Hayden dan mengusap wajah Hayden yang terlihat sangat lelah.

"Aku pun demikian Sheren, aku akan bekerja lebih keras lagi, agar kita bisa hidup lebih maju lagi sebelum kita mempunyai seorang baby." Ucap Hayden meraih tangan Sheren dan mengecupnya dengan penuh perasaan.

"Iya sayang, aku akan selalu mendukungmu dalam tiap keputusanmu asal itu membawa kebaikan untuk keluarga kita." ucap Sheren dengan sungguh-sungguh.

"Benarkah Sher? apapun keputusanku itu kamu akan selalu mendukungku?" tanya Hayden dengan kedua matanya menatap lembut wajah Sheren yang keibuan.

Penampilan Sheren memang tidak aneh-aneh begitu sangat sederhana dengan di imbangi wajah yang begitu juga natural tanpa ada pewarna lain di wajahnya, kecuali pelembab bibir yang membuat bibir Sheren yang merah semakin sangat menggoda.

Dari kesederhanaan Sheren itulah Hayden jatuh cinta dan sangat mencintai Sheren hingga sampai pada hari ini Hayden membuktikan rasa cintanya dengan cara menikahi Sheren.

"Hayden, kita menikah karena kita saling cinta dan setelah kita menikah kita harus lebih saling mencintai, dan kita akan saling mendukung satu sama lain bukan?" ucap Sheren dengan sangat bijaknya.

"Kamu tahu Sheren, kenapa aku begitu sangat mencintaimu dan merasa nyaman jika di dekatmu?" ucap Hayden dengan wajah serius.

"Hm, apa itu sayang?" tanya Sheren dengan wajah ikut serius.

"Kata-katamu selalu bisa menenangkan hatiku, apapun yang kamu katakan selalu bijak dan membawa kebaikan bagiku, aku semakin mencintaimu Sher." ucap Hayden dengan suara lirih kemudian mengecup lembut bibir Sheren.

"Aku juga sangat mencintaimu Hayden, tidak ada laki-laki lain dalam hatiku selain dirimu, baik sekarang ataupun di masa yang akan datang." ucap Sheren dengan suara bergetar.

"Berjanjilah padaku Sher, kamu tidak akan pernah meninggalkan aku dalam keadaan apapun, dan akan selalu mencintaiku apapun keadaan kita nanti." ucap Hayden dengan wajah penuh pengharapan dari istrinya yang sangat di cintainya.

"Ya sayang, aku berjanji padamu akan tetap mencintaimu dalam keadaan apapun dan tidak akan pernah meninggalkanmu bagaimanapun kita nanti." ucap Sheren yang semakin membuat hati Hayden begitu sangat tenang dan bahagia.

"Aku pegang janji kamu sayang." ucap Hayden berbisik di telinga Sheren seraya membaringkan tubuh Sheren di ranjang dengan sangat hati-hati.

"Hm, sebuah janji itu tidak hanya bisa di ucapkan lewat kata-kata Hayden, tapi dengan sikap yang nyata, mungkin aku belum bisa membuktikan janjiku itu sekarang, jika waktunya tiba aku pasti akan membuktikannya padamu." ucap Sheren memejamkan matanya saat bibir lembab Hayden melumat dengan sangat lembut bibir bawahnya.

"Kamu mau apa sayang? bukannya kita sudah melakukannya berkali-kali? lihat rambutku saja masih belum kering." ucap Sheren dengan kedua matanya yang mengerjap-ngerjap begitu indah.

"Apa malam pertama itu ditentukan harus berapa kali kita melakukannya sayang?" tanya Hayden dengan wajahnya yang terlihat sendu.

"Tentu saja tidak Hayd, tapi lihatlah kita baru saja selesai mandi dan secepatnya kita harus pergi menengok Papi kamu bukan?" ucap Sheren yang sangat dekat dan perduli dengan keluarga Hayden.

Papi Hayden pingsan setelah acara pernikahan selesai. Hayden adalah anak pertama dan satu-satunya anak laki-laki dari keluarga Hakim Revan yang sudah lama pensiun. Hayden mempunyai dua adik perempuan yang keduanya masih kuliah. Semua keluarga Hayden bertumpu pada pundak Hayden, dan Sheren sangat mendukungnya dengan sepenuh hati.

"Ya sayang, hampir saja aku lupa kalau kita harus ke rumah sakit." ucap Hayden seraya bangun dan turun dari ranjang.

"Tidak apa-apa Hayd, bukankah kita harus saling mengingatkan juga?" ucap Sheren tersenyum sambil membetulkan kembali pakaiannya yang sedikit kusut.

"Kamu benar sayang. Aku bersyukur mendapatkan istri sempurna seperti kamu." ucap Hayden tak lepas pandangannya dari Sheren.

Sheren tersenyum dengan wajah memerah.

"Sebaiknya kita berangkat sekarang Hayd." ucap Sheren menggandeng lengan Hayden dan keluar kamar.

***

Di sebuah night club yang masih belum ramai pengunjung, duduk seorang wanita dengan wajahnya yang begitu sangat terluka.

"Hayden, kamu telah melukai hatiku..aku tidak bisa melihatmu menikah dengan wanita lain, kamu harus menjadi milikku!!! kamu harus menjadi milikku Hayden!! bagaimana pun caranya." ucap Viona seorang putri dari pemilik perusahaan yang sangat terkenal dan ternama di Kota A.

"Nona Viona, sebaiknya kita pulang.. Nona sudah di tunggu Tuan Besar Abram dari tadi." ucap sopir pribadi Viona yang terkadang sudah tidak sanggup menghadapi sikap Viona yang tidak labil.

avataravatar
Next chapter