webnovel

Taksi online

Bintang merupakan sosok pria yang tampan dan penuh percaya diri dengan sikapnya yang penuh perhatian terhadap siapa saja membuat semua orang kagum padanya, dia melewati hari harinya dengan bekerja di sebuah perusahan besar dan terkemuka di Indonesia milik ayahnya, akan tetapi dia hanya memilih menjadi karyawan biasa, dia sengaja menyembunyikan siapa dirinya sebenarnya terhadap semua karyawan ayahnya dengan alasan hanya ingin hidup mandiri dan tak dibayang bayangi kekuasaan dan harta ayahnya, dia ingin merasakan perjuangan dari nol karna didikan ayahnya yang selalu menekankan ke bintang bahwa "seorang pria sejati adalah dia yang melwati semua proses dan perjuangan dengan baik".

Saat bintang masih kuliah (belum bekerja) dia merupakan mahasiswa dengan lulusan terbaik di kampusnya tapi sayang tepat di hari wisudanya dia mengalami kecelakaan parah akibat mobil yang ia kendarai mengalami rem blong, karna inilah dia menderita penyakit amnesia yang membuat dia lupa siapa dia sebenarnya, tapi dengan bantuan dokter pribadinya dia mulai ingat sedikit demi sedikit walau ingatannya belum begitu sempurna karna ia masih sering mengeluh sakit pada kepalanya

sejak saat itu Ayah dan Ibunya memutuskan untuk pindah keluar kota dengan alasan dia ingin membuat bintang merasa lebih tenang walau orang tuanya tau bahwa Bintang memiliki pacar yang amat ia sayangi tapi semuanya mereka lakukan demi kebaikan bintang dan sakit kepalanyapun mulai berangsur angsur membaik walau ingatannya belum kembali sempurna.

*****

"Buu... Ayah... aku berangkat yah" Pamit bintang dengan mencium tangan Ibu dan ayahnya.

Bintang yang hendak berangkat kekantor sedang memesan taksi online walau sebenarnya ia memiliki motor sport dan mobil mewah, dia lebih memilih menggunakan taksi karna dia tak ingin dia menjadi pusat perhatian semua karyawan kantor.

Baru beberapa langkah dia keluar dari pintu rumah ternyata taksi sudah menunggu tepat didepan pagar rumahnya yang jika diliat lebih mirip istana

"dengan pak bintang?" ucap seorang pengemudi taksi online tersebut

"i.. iya..." dengan suara terbata bata Bintang kaget mendengar suara pengemudi tersebut yang ternyata seorang wanita yang berparas cantik

dengan perasaan gugup Bintang memberanikan diri untuk duduk dikursi depan karna kursi belakang yang full dengan barang

"maaf yah pak jika kurang nyaman dengan barang dibelakang, soalnya itu punya kakak saya" ucap pengemudi itu dengan wajah datar tapi tetap dengan nada yang sopan dan ramah tanpa menoleh kearah bintang karna dia hanya fokus ke jalana.

"iya mba gk apa2" sahut Bintang yang mulai merasa nyaman

ditengah perjalanan tepat di lampu merah sicewek pengemudi tersebut merasa kehausan dan hendak mengambil air minum dan secara tidak sengaja air yang baru saja hendak ia minum tiba tiba tertumpah keluar dan membasahi dadanya karna kaget dengan klakson mobil besar yang tepat dibelakangnya

melihat kejadian itu Bintang langsung mengambilkan tisu untuk sicewek tersebut tapi cewek ini malah kaget dan sedih melihat bintang yang mengambil tisu yang sama persis dengan kebiasaan Andi mantan pacarnya semasa kuliah yang ia lipat terlebih dahulu lalu menggulungnya lagi dengan tisu yang baru.

melihat hal itu Bintang berusaha menepuk nepuk bahu sicewek tersebut yang belum ia ketahui namanya

"mba.. mba.. knapa tiba2 sedih? ini tisu keringkan aja dulu baju mba, kita berhenti didepan sini dulu aja, saya gk terlambat kok" ucap bintang dengan perhatian dan kehangatannya

hal ini sontak membuat cewek tersebut tersadar dan segera mengambil tisu tersebut yang diberikan oleh bintang

"iya pak makasih" dia melap bajunya seraya teringat masa lalunya

dengan wajah yang bingung dengan apa yang barusan terjadi Bintangpun memberanikan diri untuk bertanya

"mba.. tadi mba kenapa nangis?" ucap bintang dengan raut bingung

"gk papa kok pak" jawab cewek tersebut dengan senyum kecilnya.

"kita lanjut ya pak jalannya" lanjut cewek tersebut

bintang hanya melihat kedepan seraya berkata dalam benaknya "suara ini kayak tidak asing" sela memijit mijit kepalanya yang terasa nyeri walau tak begitu mengganggu

beberapa menit berlalu tanpa obralan tak terasa mobilnya berhenti didepan sebuah gedung tinggi yang merupakan kantor tempat kerjanya

"disinikan pak?" ucap sicewek tersebut

"iya mba,ooh iya kalo boleh tau nama mba siapa yah?" dengan kepercayaan dirinya bintang memberanikan diri berkenalan dengan cewek tersebut seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman

"hmm... nama saya Andini pak" jawabnya dengan tatapan yang terfokus kemata bintang sela mengingat ingat masa lalunya

"apa benner ini Andi? aah.. tapi masa iya dia Andi, Andikan udah meninggal 2 tahun lalu" ucapnya dalam benak dengan perasaan yang gemetar dan kaku bersalaman dengan bintang

Andinipun memecah suasana tatap tatapan tersebut dengan tiba tiba menerima telpon dari kakaknya

"iya kak tunggu ini baru antar penumpang" ucapnya dengan telpon ditelingannya

"permisi pak saya duluan" lanjutnya dan langsung menancap mobilnya pergi menjauhi bintang

Bintang yang saat itu masi kepikiran dengan suara tersebut seketika memukul jidatnya seraya berkata "ooh iya.. gw kan belum bayar.. adduh malah ongkosnya banyak lagi"

dengan perasaan bersalah dia hendak menelpon nomor Andini yang terdapat di aplikasi taksi online tersebut namun seketika itu dia ditelpon oleh rekan kerjanya sekaligus sahabatnya Reza

"halo za ada apa?" ucap bintang

"woi lu kemana aja lu inget gak file penting yang lubawa itu? cepettan udah ditunggu ama bos nih" bentak Reza

"sorry sorry gw lupa, gw udah didepan nih tunggu" Bintang bergegas menuju keruangan bosnya

dengan perasaan takut dan gemetar perlahan lahan dia membuka pintu tersebut

"Assalamualaikum pak" dengan nada yang takut karna bosnya yang dikenal dengan kegalakannya

"kamu kemana aja bintang!!!! kamu tu yah cuman karyawan biasa aja udah belagu emang kamu siapa yang seenaknya datang terlambat begini" bentak bosnya yang pernama pak Rasyid dengan nada angkuhnya

"maaf pak tadi ada halangan dijalan" tegas bintang namun tetap sopan

mendengar itu bosnya malah semakin marah

"kamu keluar dari ruangan saya!!!" tegas bosnya dengan memukul meja

"iya pak" jawab bintang

Next chapter