37 BB. SEASON 1 END

Jika hidup diibaratkan roda berputar, lalu masalah bagaikan berjalan diatas pisau tajam. Jika kita berhenti di tengah jalan, kita akan terluka lebih dalam. Lalu kalau kita terus berjalan kaki pun akan tetap tergores. Tapi kalaupun kita terluka, setidaknya kita berhasil untuk melewati masalah itu bukan? 

Seperti saat ini, Jean merasa jika Dominic telah luluh, setidaknya itu yang dia rasakan. Membela di depan mata, adalah hal yang tidak pernah Jean duga sebelumnya. Sekarang Jean merasa jika seberat apapun masalahnya, Dominic akan ada untuknya. Awal mereka memang tidak baik, tapi sekarang Jean bisa membuktikan jika Dominic juga seorang manusia yang memiliki hati. 

"Berhenti tersenyum seperti itu, wajahmu bisa kram." Dominic memperhatikan Jean yang tersenyum lebar. 

"Aku hanya sedang bahagia." Jawab Jean dengan bibir terangkat. 

"Kau habis dimaki oleh ibu tiri kau, tapi kau malah bahagia. Apa kau tipe masokis?" Tanyanya absurd. 

Tanpa menjawab, Jean menarik tangan Dominic dan membawanya kekamar. Setelah sampai, Jean menutup pintu rapat-rapat dan menguncinya. 

Tanpa menunggu waktu lama, Jean menjinjitkan kakinya, menyamakan tingginya dengan Dominic. Jean mencium Dominic tiba-tiba. Dominic yang diperlakukan seperti itu hanya diam, tidak menolak ataupun menerimanya, karena ini adalah kali pertama Jean melakukan hal berani seperti ini. 

Jean melepas tautan bibirnya di bibir Dominic. "Terimakasih." Jean tulus mengucapkan itu. Bertahun-tahun dia dicaci maki oleh ibu tirinya tanpa ada yang membela, kecuali Chanyeol yang terus menyemangatinya. Tapi sekarang ada Dominic disampingnya, seberat apapun masalah itu, Jean tidak akan takut karena ada Dominic. 

"For what?" Tanya Dominic tidak paham. 

"Untuk semuanya." Jean menatap wajah Dominic. Tangannya terulur untuk menyentuh rahang pria dingin itu.

"Terimakasih telah membela didepan mataku, terimakasih telah menyelamatkanku dari tempat itu. Meskipun awalnya aku takut karena belum tahu siapa dirimu yang sebenernya. Tapi sekarang aku tahu, dibalik wajah dingin mu ini, ada sisi hangat yang orang lain belum tentu tahu." Ucap Jean yang masih mengelus pipi Dominic dengan ibu jarinya. 

Tidak ada jawaban dari Dominic karena dia menutup matanya, menikmati setiap sentuhan jari Jean. 

Jean memperhatikan Dominic dengan lekat. Awalnya dia menolak untuk menyadari perasaannya, tapi sekarang Jean yakin jika dia benar-benar mencintai Dominic, pria dingin dan susah untuk dijinakan. 

Memori akan awal pertemuan mereka sampai saat ini berputar di kepala Jean. Dia memang membenci sosok Dominic yang seenaknya, tapi Jean tahu jika sebenernya Dominic seperti itu karena Dominic kesepian, pria besar ini kesepian karena tidak ada siapapun yang dipercayai nya. PR untuk Jean adalah membuat Dominic percaya jika Jean ada pihaknya. 

Petarung ilegal, kejadian penyerangan tidak terduga dan tentang semua dunia gelap Dominic memang tidak Jean ketahui semua, tapi Jean sekarang tidak memperdulikan nya. Sekarang yang Jean pedulikan hanyalah Dominic pria nya sudah mengambil hatinya meski jean sudah beberapa kali tidak mengakuinya. 

"Aku mencintaimu. Tidak peduli kau mau nolak atau apapun, aku tetap akan mengatakan jika aku benar-benar sudah jatuh cinta kepadamu." Kata Jean mantap. 

"Kau tidak mengetahui siapa aku sebenarnya." Dominic menatap Jean balik. 

"Aku tidak peduli siapa dirimu sebenarnya, aku mencintai Dominic Archer, pria yang sudah menyelamatkanku di pelelangan." Ucap Jean lagi. 

"Kau akan menyesal jika sudah tahu siapa aku sebenarnya." Dominic mengatakan itu karena dia tidak tahu jika Jean sebenarnya sudah mengetahui siapa Dominic sebenarnya. 

"Siapa kau sebenarnya? Aku sudah katakan padamu jika aku tidak peduli. Seburuk apapun dirimu, aku tetap akan mencintaimu meskipun kau menolak ku dengan keras." Jean mengatakan itu dengan menggebu, 

Dominic tidak mengatakan apapun, mungkin terlalu bingung dengan pengakuan Jean yang tiba-tiba. Entah kenapa sesuatu dalam dirinya merasa senang telah mendengar pengakuan Jean, tapi disisi lain, Dominic takut jika Jean akan menyesal telah mengikuti ratakan itu karena Jean tidak tahu siapa sebenarnya Dominic. 

Jean kesal karena Dominic tidak mengatakan apapun, Jean menarik tangan Dominic dan menyatukan kembali bibirnya. Jean melumat tanpa ampun bibir Dominic tanpa peduli sang empunya suka atau tidak suka dengan yang dia lakukan. 

Dominic sempat kewalahan karena Jean begitu menggebu melumat bibirnya seolah tidak ada hari esok. Jean melepas ciumannya, lalu menjilat bibir nya sendiri. 

"Aku menginginkan kamu." Jean dengan suara parah, bahkan berkata 'kamu' bukan 'kau' 

Tanpa di duga, Jean mendorong Dom hingga jatuh keatas kasur, untung saja kasur Jean empuk meskipun bersize kecil. 

Jean menaiki tubuh Dominic, dan membuka pakaian. Tanpa malu karena disaksikan oleh Dominic, Jean membuka semua yang menempel pada tubuhnya. Dominic hanya memperhatikan Jean tanpa berkata apa-apa. Jika boleh jujur, Dominic menikmati semua yang Jean lakukan. Terlihat sangat seksi dan bergairah yang dengan cepat membangkitkan sesuatu dalam dirinya. 

Jean menggerakan tubuh dengan sensual diatas Dominic. Menggesekkan 'milikny' diatas 'milik Dominic. 

"Dia bangun." Jean sengaja mengucapkan itu sambil menundukan badannya agar gundukan indahnya bisa mengenai wajah Dominic. 

"Bitch, kau menggodaku." Tangan Dominic kini mulai meremas gundukan itu dengan cukup keras. Tapi Jean malah semakin semangat karena Dominic sudah terpancing olehnya. 

Jean membuka pakaian Dominic. Wajahnya ia taruh di ceruk leher Dominic dan menghisap dibagian lehernya sampai meninggalkan kissmark disana. 

Bukan hanya di leher, Jean turun kebawah, lidahnya menyusuri setiap lekukan indah akibat rajin berolahraga, lekukan kotak-kotak itu ia jelajahi sampai dimana Jean menghisap kuat nipple Dominic hingga sang empunya mengerang nikmat. 

"Berhenti bermain-main." Dominic mulai frustasi. Tapi Jean tidak mau berhenti. Kini lidahnya kembali turun, membuka brief yang dikenakan oleh Dominic. 

Jean membuka semua yang menempel pada Dominic. Jean tercekat saat melihat 'milik' Dominic yang mencuat bagaikan pistol siap untuk ditembakan. Jean tahu milik Dominic besar, tapi berapa kali pun dia melihat, tetap saja Jean masih terkejut dengan senjata Dominic. 

Jean mendekatkan wajahnya ke 'milik' Dominic, dengan hati-hati lidahnya menjulur dan merasakan 'milik' Dominic di lidahnya. Perlahan Jean mulai memasukan 'milik' Dominic kedalam mulutnya. Awalnya Jean tersedak, tapi Jean terus melakukannya sampai dia benar-benar menikmati hangatnya 'milik' Dominic didalam mulutnya. 

"Ouh... Shit!! Kau benar-benar membuatku frustasi Mrs Archer." Racau Dominic tidak karuan. Pinggulnya bergerak mengikuti ritme Jean. 

Jean pun semakin bersemangat melihat respon Dominic seperti itu. Dia mulai gencar memainkan lidahnya di 'milik' Dominic. 

Dominic menekan kepala Jean dan dia sendiri memaju mundurkan pinggulnya. Tidak lama kemudian, cairan itu keluar di dalam mulut Jean. 

Sekarang Dominic menarik Jean dan membalikan posisi. "Kau sudah banyak belajar Mrs, Archer." Setelah mengucapkan itu, Dominic meraup ganas bibir Jean. Sedangkan tangannya bermain-main di payudara Jean dengan sesekali mencubit ganas nipple Jean yang menegang. 

Kini Dominic melakukan hal yang sama Jean lakukan padanya, lidahnya menjelajah setiap inci tubuh Jean tanpa ada yang terlewat sedikitpun. 

Matanya berbinar saat melihat nipple Jean yang mencuat seolah memanggilnya untuk segera menghisap nya. 

"Ouh.. " Lenguh Jean saat Dominic menghisap sedikit kuat nipplenya. Lidah Dominic terus bermain di payudara Jean tanpa ampun.

Setelah puas, lidah Dominic turun, hingga mencapai dimana letak favoritnya yang sudah cukup basah karena permainan lidahnya. 

"Dia sudah siap untuk aku masuki." Goda Dominic. 

Jean tidak menjawab karena semburat merah di pipinya terlihat begitu jelas saat Dominic menatap 'miliknya' yang lembab. 

"Kau ingin disentuh disini?" Dominic menyentuh klitoris Jean dengan sensual. 

Tubuh Jean bergelinjang saat jari Dominic dengan nakal bermain-main di klitorisnya. 

"Oh.. Do it please!!" Mohon Jean saat tubuh Jean benar-benar meminta lebih. 

"Not now, honey." Tentu saja Dominic tidak mau menuruti perkataan Jean. 

Jean merasakan dingin di bagian kewanitaannya, dia pun melihat lidah Dominic bermain klitoris nya menggunakan lidahnya. 

"Oh.. Please." Jean bergelinjang hebat saat lidah Dominic benar-benar memporak-porandakan dirinya. Bahkan bukan hanya lidahnya, dua jari Dominic masuk ke dalam 'milik' Jean yang hangat. 

Jean dibuat tidak karuan dengan yang dilakukan Dominic. 

"Ah.." Desahan demi desahan keluar begitu saja tanpa dapat dicegah. 

"I want to come." Ucapnya, dan Jean pun mengeluarkan miliknya di lidah Dominic. 

"Sweet." Ucap Dominic.

Wajah Jean semakin memerah karena ucapan Dominic. Jean terduduk dan menarik Dominic hingga terlentang kembali. 

"Women on top." Jean menaiki Dominic, menggesekkan miliknya di 'milik' Dominic yang benar-benar sudah mengeras kembali entah sejak kapan. 

"Kau benar-benar membuatku frustasi." Dominic kesal karena Jean hanya menggesekkan miliknya tanpa melakukan lebih. Dengan kesal, Dominic mengangkat bokong Jean dan memasukan miliknya. Dengan sekali hentakan, milik Dominic sepenuhnya berada di dalam milik Jean yang ketat. 

"Eugh!!" Pekik Jean saat miliknya benar-benar penuh oleh milik Dominic. Wajahnya terangkat dengan mulut terbuka. 

Dia pun mulai menggerakan pinggulnya dengan perlahan, di bantu Dominic yang juga mengikuti ritme Jean. Payudara Jean yang terekspos didepan wajah Dominic begitu mengundang untuk dijamah. 

"Ah.." Desahan Jean menggema dirumah itu, tidak memperdulikan jika orang rumah mendengarnya. 

"Aku.. Sudah tidak tahan." Racau Jean saat dirinya kembali ingin meledak. 

"Bersama." Dominic langsung mengubah posisi, Jean lah yang dibawah Dominic. 

Dominic menggerakan pinggulnya dengan tempo cepat, bunyi khas penyatuan begitu terdengar. Tapi dia insan yang sedang bergairah itu tidak memperdulikan sekitar. 

"Ouh... Dominic!" Jean semakin tidak karuan. Tubuhnya bergerak tidak menentu akibat permainan Dominic yang luar biasa. 

"Flo..." Mereka saling menyebut nama masing-masing. 

Tidak lama kemudian, mereka pun mencapai pelepasan luar biasa. 

Dominic menjatuhkan tubuh nya di atas tubuh Jean. Peluh keringat bercucuran, menandakan betapa panasnya mereka.

Jean merapikan rambut Dominic yang berantakan, jantungnya berdetak dengan cepat, ia tidak peduli jika Dominic mendengar, karena Jean sudah tidak malu untuk mengakui kalau dia jatuh cinta kepada si pria dingin itu. 

"Aku mencintaimu." Ucap Jean. 

Dominic tidak menjawab, Jean memang tidak mengharapkan jawaban apapun dari Dominic, tidak dapat penolakan darinya, itu sudah lebih dari cukup.

Cinta tumbuh bukan karena memilih siapa orang yang tepat untuk melabuhkan cintanya. Cinta datang tanpa diduga dan tidak tahu kemana cinta itu akan berlabuh. Kadang cinta berlabuh kepada orang yang tepat, tapi kadang cinta datang untuk orang yang tidak tepat. Lalu jika cinta datang kepada orang yang salah, apakah cinta yang harus disalahkan? 

Cinta tidaklah salah, yang salah adalah cara kita memilih orang yang menurut kita tepat. Cinta tidak bisa untuk memilih, tapi cinta berhak untuk mendapat kebahagiaan nya meski jatuh ke orang yang salah. 

Sama seperti Jean yang memilih mencintai Dominic yang sebenernya dia pun tidak tahu pasti siapa sebenernya dia. 

Yang Jean tahu, dia telah jatuh kedalam pesona seorang Dominic Archer, pria yang ditakuti oleh siapapun karena dunia gelapnya. 

Lalu siapakah sebenarnya Dominic Archer? 

SEASON 1 END

______________________________

Hola... Lama tak bersua hihihi.. 

Maaf ya lama menunggu, aku disini mau menegaskan sesuatu, kalau hilangnya L tuh bukan karna sengaja. 

L tau dari kalian semua ada yang kecewa, tapi beneran L semedi bukan karna sengaja. Mau bilang tapi ga bisa disini hehehhe

Tapi karna L sudah keluar... L ga bakalan ilang lama kaya kemarin. Karna billion bucks season 2 sudah menanti :* Besok L up lagi kalau ga ada halangan. 

Sampai jumpa di billion bucks season 2 :*:*<3< p>

avataravatar
Next chapter